Surat Pembaca

Ketidakberdayaan Negeri-Negeri Kaum Muslim atas Persoalan Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Ummu Kahfi

wacana-edukasi. CoM, SURAT PEMBACA– “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai & Tirmidzi)

Kekejian dan kebiadaban tentara Israel masih terus berlangsung hingga kini. Mereka sengaja mempertontokan pembantain terhadap masyarakat Palestina, dengan melakukan penyerangan kepada warga sipil hingga rumah sakit. Dengan sombongnya mereka juga meminta untuk tidak ada pihak yang turut ikut campur, atas genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Walhasil, negeri-negeri muslim yang notabene memiliki masyarakat mayoritas muslim dan tentara yang kuat, hanya bisa mengutuk, mengecam, dan akhirnya mereka semua berujung pada ketidakberdayaan menyaksikan genosida di tanah sucinya.

Ketidakberdayaan negeri-negeri kaum muslim, mendorong kelompok hak asasi manusia Democracy for the Arab World Now (Dawn) untuk mendesak Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko, agar memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Sarah Leah Whitson Direktur Eksekutif Dawn, mengatakan bahwa UEA dan negara-negara Arab yang menandatangani Perjanjian Abraham atau Abraham Accords harus ikut bertanggung jawab. Karena dengan perjanjian tersebut, menunjukkan ketaatan mereka terhadap sikap Israel dalam menyerang palestina dan secara tidak langsung telah memberikan penghargaan kepada Israel dengan komitmen untuk pengembangan ekonomi, perdagangan, dan koordinasi militer. (www.cnnindonesia.com-20/11/2023)

Kita memang patut bertanya-tanya, mengapa pemimpin negeri-negeri kaum muslim dalam ketidakberdayaan dan seolah-olah tidak ingin sepenuhnya melibatkan diri dalam persoalan Palestina? Selain karena UEA dan beberapa negeri kaum muslim telah terikat perjanjian dengan Israel dan sekutunya, terlebih sekat nasionalismelah yang telah mengakar kuat ditengah-tengah kaum muslim menjadi sebab diamnya tentara kaum muslim.

Memang sebagian penguasa Arab dan negeri muslim telah mengirim bantuan kemanusiaan, dan ada fatwa keharaman dukungan terhadap Israel dari kita. Akan tetapi yang dilakukan negeri-negeri kaum muslim, lagi dan lagi hanya sebatas mengecam dan mengutuk. Padahal persoalan Palestina sudah amat sangat genting, sebab genosida yang terjadi disana karena penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun lamanya. Karenanya, pasukan militer Israel tidaklah bisa dihadapi kecuali dengan pasukan militer lagi. Penjajahan tidak bisa dihentikan kecuali dengan kekuatan militer. Oleh karenanya, yang harus dilakukan para pemimpin negeri muslim adalah mengerahkan pasukan militer untuk mengusir penjajah Israel dari tanah suci kita Palestina. Allah Swt berfirman:

“Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (TQS Al-Baqarah [2]: 191).

Ketidakberdayaan negeri-negeri muslim sebab sekat-sekat nasionalisme yang mengahantarkan pada diamnya tentara negeri-negeri muslim, maka perlu ada upaya perjuangan bersama untuk mewujudkan kembali Khilafah Islamiyah. Dimana Khilafah Islamiyah akan berdiri sebagai sistem dan institusi politik untuk melindungi seluruh kaum muslim diseluruh dunia dan Khilafah Islamiyah akan menghapus sekat-sekat nasionalisme dan menjadi pemersatu seluruh negeri-negeri muslim.

Rasulullah saw. bersabda:
“Sungguh Imam (Khalifah) itu laksana junnah (perisai), orang-orang akan berperang di belakangnya dan menjadikannya sebagai pelindung mereka.” (HR.Muslim)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 22

Comment here