Opini

Kala Palestina Meregang Nyawa, Apa Kabar Pemimpin Muslim?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Normah Rosman (Pemerhati Masalah Umat)

wacana-edukasi.com, OPINI– “Sebaliknya, jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah (yang dengan mudah dihanyutkan ke sana ke mari).

Agresi militer Zionis Yahudi Ke jalur Gaza semakin membabi buta sebagai imbas dari peperangan dengan Hamas. Sontak saja, hal ini kian memantik reaksi milisi pendukung Palestina di Timur Tengah untuk ikut melancarkan tindakan balasan. Terbaru, milisi Hizbullah di selatan Lebanon menembakkan puluhan roket ke Kota Kiryat Shmona pada Kamis (2/10). Bahkan pemberontak Houthi di Yaman juga ikut meluncurkan dronenya untuk menyerbu Israel pada Selasa (31/10). Komunitas Internasional ikut cemas akan peperangan yang terjadi antara Zionis Yahudi dan Palestina akan meluas ke negara tetangga yang berkonflik dengan Zionis (cnnindonesia.com, 03/11/2023).

Sebuah drone militer Amerika Serikat ditembak jatuh oleh pemberontak Houthi di lepas pantai Yaman pada Rabu (8/11). Insiden ini terjadi ketika perang antara Hamas dan Israel di jalur Gaza kembali memanas sejak 7 Oktober lalu. Houthi bahkan sempat melancarkan beberapa serangan drone ke Israel dengan dalih membela Palestina (cnnindonesia.com, 09/11/2023).

Sekat Nasionalisme

Nasionalisme telah membatasi upaya membela Palestina hanya dengan kecaman semata. Bahkan cenderung abai pada realita perang yang terjadi antara negara melawan Hamas. Dengan adanya sekat nasionalisme, umat muslim di seluruh dunia seakan tidak bisa melewati batas yang telah ditetapkan oleh kaum kafir, meski untuk menolong sesama saudaranya. Sehingga membuat umat muslim semakin terpuruk karena tidak bisa menolong saudaranya sendiri padahal mereka mampu untuk melakukannya, dengan dalih tidak ingin mencampuri urusan negara lainnya. Alhasil, umat muslim hingga saat ini hanya bisa mengirim bantuan berupa makanan, obat-obatan dan lainnya, bukan membantu membebaskan saudara mereka dari cengkraman Zionis Yahudi.

Bukan Perang Tapi Genosida

Sudah lebih sebulan kaum muslim Palestina dibantai secara keji oleh Zionis Yahudi. Hingga saat ini korban agresi Israel ke Palestina telah mencapai 11.320 warga yang tewas (14/11). Korban yang tewas termasuk 4.650 anak-anak dan 3.145 perempuan. Selain korban jiwa, ratusan gedung runtuh dan rata dengan tanah. Bahkan sejumlah rumah sakit juga tak luput dari serangan bom Zionis. Dari banyaknya korban sipil yang berjatuhan dan penyerangan terhadap pemukiman dan sejumlah sarana publik seperti rumah sakit, membuat kita semakin yakin jika yang dilakukan Zionis Yahudi terhadap Pelestina adalah genosida bukan perang. Zionis Yahudi dengan brutal membunuh siapa saja dari kalangan bangsa Arab, bukan saja muslim. Bahkan meruntuhkan gereja tua Santo Porfirius yang berusia 2.000 tahun, dengan cara menjatuhkan bom pada saat puluhan orang berlindung di dalamnya.

Meskipun sebagian besar umat muslim sadar akan perlunya membantu Palestina agar mereka terbebas dari penjajah Zionis Yahudi, dengan mengirimkan bantuan berupa bahan pangan, obat-obatan dan lainnya. Tapi berbeda dengan sikap pemimpin Islam yang hanya bisa mengecam tanpa bisa mengerahkan tentara untuk membantu kaum muslim di Palestina. Berbeda dengan pemimpin kaum kafir, seperti Amerika yang mengirimkan tentaranya untuk membantu penjajah menduduki Palestina, meskipun rakyatnya tidak setuju dengan keputusan pemimpin mereka.

Islam Dan Palestina

Persoalan Palestina bagi umat Muslim bukan hanya sekedar persoalan kemanusiaan tapi juga persoalan agama. Sesuai dengan syariat Islam, haram hukumnya kaum muslim membiarkan pembantaian atas umat Islam di mana pun, termasuk di Palestina. Begitu juga haram hukumnya membiarkan umat Islam terusir dari tanah dan rumah mereka. Dalam Islam, masalah Palestina merupaka masalah agama, karena umat Islam merupakan umat yang satu. Menyakiti sebagian umat Islam sama saja menyakiti seluruh umat Islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Kaum mukmin itu dalam hal saling mencintai, menyayangi dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakit).” (HR. Muslim).

Islam menjadikan pembelaan terhadap sesama kaum muslim adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi. Apalagi jika musuh bertindak di luar batas kemanusiaan dan menghilangkan nyawa kaum muslim. Rasulullah saw. Bersabda, “Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1445, dan dishahihkan al-Albani). Hadis ini menunjukkan betapa berharganya nyawa seorang muslim di hadapan Allah Swt.

Dengan tegaknya Daulah Islamiyyah maka umat muslim di seluruh dunia akan dipersatukan di bawah naungannya. Kekuatan politik Islam global akan mampu melawan kekuatan politik barat, serta mengakhiri kekuasaan penguasa yang berkhianat di negeri Islam. Khalifah akan mengutus para tentara militer untuk membebaskan Palestina dari cengkraman penjajah Zionis Yahudi. Sebagaimana telah dilakukan oleh Khalifah Umar Bin Khattab dan Shalahuddin al-Ayyubi dalam membebaskan Palestina dari penjajahan.

Oleh karena itu, umat Islam membutuhkan tameng untuk melindungi mereka dari cengkraman kafir, dan Khilafah adalah jawabannya. Karena akidah Islam dan Khilafah adalah harga mati bagi persatuan dan kesatuan umat Islam di seluruh dunia. Wallahu a’lam bisshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 36

Comment here