Opini

Keluarga dalam Naungan Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Mita Octaviani S.Pd

wacana-edukasi.com, OPINI-– Keberadaan keluarga hari ini sulit didapati seutuhnya mempunyai kedekatan dan kesadaran akan adanya Pencipta yakni Allah Swt. Walaupun sulit ditemui bukan berarti tidak ada. Hanya saja masih sebagian kecil dari mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam.

Adapun keluarga yang telah memahami dengan jelas tujuan hidupnya, mempunyai visi, misi dan cita-cita yaitu bersama-sama beriman dan bertaqwa kepada Allah ta’ala, namun tak lepas dari kesulitan menjaga mahligai rumah tangganya sebab sistem kapitalisme sekuler. Dimana sistem hari ini sudah sejak lama menyasar dan merusak keluarga yang merupakan pondasi awal/dini keimanan seseorang.

Semisal ayah dibuat lelah dan sibuk bekerja, sementara sang ibu dibuat berkutat hanya mengurusi urusan dapur, sumur, kasur dan tak jarang sebagian ada yang terpaksa keluar rumah membantu suaminya mencari nafkah, hingga depresi menghantui sebab tersibukkan dengan hiruk pikuk rumah tangga, serta keberadaan anak-anak sebagian ada yang terabaikan, membuatnya kebingungan tidak mengerti arah tujuan hidupnya.

Semakin diperburuk sebab minimnya ketidaktahuan peran masing-masing anggota keluarga mengenai aturan Islam. Sehingga berdampak lebih buruk dari tahun ke tahun.

Keluarga sangat mungkin menjadi porak-poranda di bawah sistem kapitalisme sekuler. Menjalani kehidupan hanya sebatas untuk mencari cuan. Halal haram suatu perbuatan tak dihiraukan dalam sistem saat ini. Perlahan rasa takut akan pengawasan dari Allah Swt pun terkikis. Keimanan dan ketaqwaan pun menipis. Ditambah diuji oleh lingkungan individualis.

Yang bertaqwa terlihat asing di mata pelaku maksiat. Mereka bilang “loe nggak asik”. Sementara yang maksiat dianggap lumrah bahkan diberikan panggung yang menjadikannya justru semakin viral. Nggak bahaya ta?

Jika dilihat akar permasalahan hari ini bukan hanya pada individu itu sendiri yang terpengaruh oleh sistem bobrok saat ini. Banyak fakta mengenai masalah-masalah yang kita temukan hasil dari kehidupan yang dikungkung oleh kapitalisme sekuler. Yakni ketika Negara tidak memberikan penjagaan akan dorongan keimanan dan ketaqwaan pada seseorang. Hilangnya rasa takut kepada Allah Swt memunculkan segala macam problematika yang sulit terurai. Contohnya marak KDRT, perselingkuhan, pembunuhan, bunuh diri, tawuran, bullying, dan lain-lain tidak bisa diselesaikan hanya dengan peran keluarga ataupun individu.

Semua problematika tersebut terus berulang dan tidak ada penyelesaiannya dengan tuntas. Karena tidak memakai sistem Islam dan aturan Islam dalam lingkup negara.

Seharusnya negara mengkondisikan kesadaran dan rasa takut hanya pada Allah, sebagaimana dijelaskan dalam kalam Allah yang menerangkan bahwa kita manusia harus mempunyai rasa takut kepada Allah Swt. Di QS Al Isra ayat 57 yakni:

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا

Artinya: “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” (Al Isra:57).

Lalu di QS Al Anbiya ayat 49:

الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (QS. Al Anbiya:49).

Begitu pula dengan kalam Allah yang menerangkan bahwa kita sebagai manusia dalam menghadapi problematika kehidupan, jangan pernah melakukan bunuh diri, yakni berada dalam QS Ali Imran Ayat 139. Yaitu

وَلَا تَهِنُوۡا وَ لَا تَحۡزَنُوۡا وَاَنۡتُمُ الۡاَعۡلَوۡنَ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ‏ “

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman.” (QS. Ali Imran:139).

Kalam Allah juga menerangkan tentang pembunuhan. Yakni dalam QS Al Isra ayat 33, yaitu

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُوْمًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهٖ سُلْطٰنًا فَلَا يُسْرِفْ فِّى الْقَتْلِۗ اِنَّهٗ كَانَ مَنْصُوْرًا

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan.”
(QS. Al Isra:33).

Begitu pula dengan perbuatan zina dijelaskan dalam QS Al Isra ayat 32, yaitu

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).

Di zaman dengan sistem yang rusak tidak ada yang patut dicemburui, tidak ada yang pantas dicemburui kecuali orang-orang yang beriman dan bertaqwa serta mempunyai rasa takut hanya kepada Allah untuk berbuat dosa dan maksiat. Orang-orang yang takut hanya kepada Allah Swt sebab Allah Maha Melihat Maha Mengawasi setiap hambaNya mampu menjaganya dari segala perbuatan maksiat dan perbuatan buruk lainnya.

Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firmanNya. Aturan yang datang dari penciptaNya langsung yaitu Allah Swt tentunya akan memberikan penjagaan terbaik dan memberikan sanksi tegas bagi pelaku maksiat yang mampu memberikan efek jera bagi pelakunya serta menjadi pelajaran hingga ditakuti oleh orang lain agar tidak mengikuti keburukan yang sama.

Aturan Islam mengatur kehidupan manusia dan alam semesta dengan sebaik-baiknya. Melindungi makhlukNya dari perbuatan dzalim serta mampu menyelesaikan problematika kehidupan sampai ke akarnya. Bahkan mampu menjaga nyawa, harta dan martabat manusia.

Sudah seharusnya negeri ini bebenah diri dengan menerapkan aturan Islam dalam setiap kehidupan dan sebagai pondasi pembelajaran tauhid untuk generasi. Agar senantiasa negara mampu menjaga, mengoptimalkan dan mengarakan peran keluarga untuk mencetak generasi-generasi yang tangguh dan teguh berpegang hanya pada aturan Islam.

Wallahu’alam Bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 35

Comment here