Opini

Minimnya Kualitas Pendidikan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Elma Julia (Kubu Raya – Kalbar)

wacana-edukasi.com, OPINI-– Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting yang dibutuhkan setiap orang. Pendidikan tidak mengenal tua dan muda. Dengan kemajuan teknologi saat ini, kita dapat mengikuti kursus pelatihan dengan sangat mudah. Pendidikan melibatkan cara membuat diri kita lebih baik dan lebih terinformasi secara positif melalui pendidikan yang tepat yang memungkinkan kita untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam hal-hal yang sebenarnya tidak dapat kita kendalikan.

Namun sangat disayangkan perkembangan pendidikan tidak dirasakan oleh setiap warga negara Indonesia.
Satu diantaranya Fasilitas SDN 12 Merahau yang ada di Desa Merahau, Kecamatan Kayan Hulu serba dalam keterbatasan. Mulai dari infrastruktur yang minim dan kondisi yang memprihatinkan jadi potret buram sekolah ini. Anastasia Nurhayati sebagai kepala sekolahnya menceritakan bahwa kondisi sekolah tersebut seharusnya enam lokal, namun hanya memiliki empat lokal saja, sehingga ada kelas yang di gabung dalam satu ruangan yakni kelas 2 dan 3 serta kelas 4 dan 5. Kelas 1 dan 6 ruangan sendiri. Kondisi ini sudah berlangsung sejak 1985 silam hingga sekarang ini.

Selanjutnya, kisah kakak adik yang bersekolah di salah satu Sekolah Dasar di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Harus bergantian sepatu demi bisa bersekolah, karena hanya punya sepasang sepatu.

Tidak hanya itu saja bahkan banyak ditemukan setiap perlengkapan seragam sekolah terbilang mahal. Dikutip dari BBC news Indonesia (2023) Harga seragam di sejumlah SMA di Tulungagung, Jawa Timur, dikeluhkan orang tua karena dianggap terlalu mahal lantaran melebihi Rp2 juta.

Di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) tiga orang anak terpaksa berhenti sekolah karena orang tuanya tidak mampu membeli seragam dan buku sekolah. Sang ayah mengalami cacat fisik dan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga (detikcom, Jumat (30/9/2022)

Keadaan ini terdampak pada kualitas pendidikan negri ini. Minimnya pendidikan di Indonesia sama dengan tidak memungkinkan Indonesia menjadi lebih baik dari peningkatan produktivitas dunia pendidikan yang masih merupakan negara berkembang.

Pemerintah juga sudah mencoba membantu dengan ada banyak program kerja yang bergulir setiap tahunnya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat SMP. Salah satu program yang dijalankan oleh Bidang Tata Kelola Direktorat SMP adalah program BOS untuk jenjang SMP bahkan tidak tangung-tanggung dari SD hingga SMA sederajat setiap provinsi.

Dikutip dari laman kalbar.bpk.go.id, pencarian dana BOS ini disalurkan kepada 2000 lebih sekolah yang ada di Kalimantan Barat meliputi Sekolah Dasar sederajat hingga Menengah atas sederajat. Pencairan tahap satu yang terdiri dari 3 batch sudah dilakukan tetapi pada batch pertama kalbar belum cair, baru pada batch 2 dana BOS Kalbar sudah mulai cair untuk 6.350 sekolah dengan alokasi dana mencapai Rp 322 Miliar lebih pada bulan Maret.

Dalam sistem kapitalisme neoliberal, jelas bahwa pendidikan murah berkualitas tidak akan bisa terwujud. Sistem ekonomi kapitalisme memandang pendidikan sebagai komoditas dan menerapkan prinsip ekuitas. Jika mau berkualitas, harus berani membayar mahal.

Fakta sebaliknya, pendidikan murah berkualitas bisa terwujud manakala meninggalkan paradigma kapitalisme dalam mengelola pendidikan, selanjutnya menggantinya dengan paradigma sahih, yakni sistem pendidikan Islam dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah.

Islam bukan hanya memandang pendidikan sebagai perkara penting, tetapi Islam telah menjadikan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat, bersama kesehatan dan keamanan. Karena itu, Islam bukan hanya menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pendidikan tetapi Islam juga mewajibkan setiap warga negara untuk menuntut ilmu, dan mewajibkan negara untuk memberikan layanan nomor satu kepada rakyatnya dalam bidang pendidikan.

Mulai dari pembiayaan, kurikulum, fasilitas, pendidik profesional, hingga kebutuhan sarana prasarana. Meski demikian, dimungkinkan terdapat peran serta masyarakat ataupun sekolah swasta, hanya saja keberadaannya tidak boleh mengambil alih peran negara.

Negara juga akan menjaga betul agar layanan pendidikan sampai ke tiap individu rakyat dengan biaya yang amat murah, bahkan gratis, sebab ini merupakan kewajiban syariat atas negara. Satu diantara dalilnya “Imam (kepala negara) adalah penggembala, dan dialah satu-satunya yang bertanggung jawab terhadap gembalaan (rakyat)-nya.” (HR. Al Bukhari).

Kejayaan yang dicapai oleh sistem pendidikan Islam pada masa Khilafah melahirkan cendekiawan di bidang agama, filsafat, sains dan teknologi yang karya-karyanya tidak hanya diakui secara internasional, namun juga menjadi dasar pengembangan ilmu dan pengetahuan dunia hingga saat ini.

Demikianlah, negara yang menjalankan syariat Islam kaffah lah yang bisa menjamin kebutuhan pendidikan secara murah bahkan gratis dan berkualitas. Inilah keberkahan hidup yang hanya dapat diperoleh dari ketundukan manusia kepada aturan Zat Yang Maha Sempurna. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya :

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 96). Wallauhalam Bishowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 14

Comment here