Oleh Santy Mey
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Sektor pertanian merupakan salah satu komponen ekonomi nasional yang sangat penting. Namun akhir-akhir ini, keberadaannya terasa sangat memprihatinkan, sebab tidak lagi sejalan dengan fungsinya.
Dimana, fungsi sektor pertanian itu sendiri di antaranya sebagai penyedia bahan pangan, mengentaskan kemiskinan, dan penyedia lapangan pekerjaan. Tetapi ketiga fungsi tersebut, saat ini tidak terpenuhi dengan baik. Bagaimana tidak, penyediaan pangan semakin minim, kemiskinan semakin merajalela dan pengangguran pun semakin meningkat.
Karena itu, Menteri Pertanian (Mentan) Kabupaten Bandung, Andi Amran Sulaiman, berupaya untuk membuat transformasi pertanian, dari sistem pertanian tradisional menuju modern. Dengan tujuan untuk mencetak petani milenial dari generasi Z. Katanya, bahwa petani milenial akan turut serta dalam meningkatkan bidang pertanian, manakala menggunakan teknologi dari tradisional menjadi modern. Menurutnya, hal tersebut dapat menguntungkan petani, karena dengan menggunakan mesin, sangat efektif dan efisien di era saat ini.
Bahkan, kementerian Pertanian pun memberikan dukungan, terhadap transformasi pertanian menuju lebih modern dengan penggunaan mesin combine harvester dan rice transplanter. Ditambah lagi rencana kedepannya, pertanian akan menggunakan teknologi digitalisasi, dari mulai kegiatan sampai penjualan hasil produksi dengan tujuan meningkatkan hasil panen.
Namun berdasarkan hal di atas, nampak Mentan ingin mengarahkan para gen Z untuk mencintai pertanian, tetapi hal tersebut hanya Lip Service (basa-basi) saja, karena kenyataannya tidak dibarengi faktor pendukung. Bagaimana tidak lahan pertaniannya saja sudah semakin menyempit, tergerus dengan semakin banyaknya pembangunan infrastruktur, gedung dan perumahan.
Transformasi pertanian dengan penggunaan mesin yang canggih, memang akan lebih menguntungkan, dengan hasil yang banyak di bandingkan dengan cara tradisional. Namun tetap saja, keuntungan tersebut, hanya akan dinikmati oleh segelintir orang yaitu para pemilik modal. Sementara, para petani kecil tidak akan sanggup membeli mesin. Sehingga disini akan terjadi persaingan.
Sedangkan, untuk penggunaan teknologi digital itu sendiri, akan berdampak pada semakin sempitnya lapangan pekerjaan, sebab produksi akan lebih banyak menggunakan mesin di banding tenaga manusia. Dengan demikian, pengangguran pun akan merajalela, karena produksi pertanian sudah tidak membutuhkan tenaga kerja manusia. Apalagi, transformasi pertanian menggunakan teknologi modern dengan mesin-mesin yang sangat canggih, maka tak heran, jika kesulitan ekonomi pun akan semakin dirasakan masyarakat, terutama rakyat kecil.
Bila kita pahami dengan seksama, transformasi pertanian tidak mendidik generasi Z, sebab keberadaan mesin canggih, bisa menimbulkan rasa malas karena dalam produksi pertanian akan banyak mengandalkan pada mesin.
Maka terlihat dengan jelas, bahwa generasi Z saat ini sudah terkontaminasi pemikiran sekuler, dimana mereka mau ikut andil dalam sistem pertanian yang akan banyak menguntungkan saja, dengan penggunaan mesin canggih.Tanpa mau bekerja keras dengan mengerahkan segala tenaga dan kemampuan yang dimilikinya.
Di samping itu, generasi Z di sistem kapitalisme saat ini, tidak ada keinginan untuk mempertahankan kearifan lokal yang masih menggunakan cara tradisional, seperti apa yang dilakukan para petani pada zaman dahulu. Padahal dengan cara tradisional pun akan mendapatkan banyak keuntungan, diantaranya petani akan lebih sehat serta terampil dalam bekerja dan beraktivitas, juga tentunya ramah lingkungan.
Sementara itu, dalam sistem ekonomi Islam bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting, dalam membangun perekonomian nasional termasuk perekonomian daerah, karena sektor pertanian berfungsi sebagai penyedia bahan pangan masyarakat, dapat mengentaskan kemiskinan dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Di samping itu, Islam juga memandang bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu tujuan syariat yaitu untuk menjaga jiwa. Sehingga, mempunyai peranan penting untuk menjaga kehidupan serta kesehatan seluruh umat manusia.
Dengan demikian, di sistem ekonomi Islam tidak akan kekurangan bahan pangan, sebab dengan kekayaan alam yang melimpah ruah akan dikelola sendiri oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya. Alhasil, kemiskinan pun akan mampu diredam, apalagi pengangguran tidak akan terjadi karena khalifah akan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat setempat.
Maka dari itu, pemerintahan Islam bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan rakyat dengan memuliakan para petani. Disamping itu, mempasilitasi sektor pertanian untuk kelancaran dan mempermudah kerja para petani. Terutama petani milenial dari gen Z, tentunya akan tertarik dan bersemangat serta antusias dalam menggeluti dunia pertanian.
Walhasil, di tangan khalifah sektor pertanian akan berjalan sesuai dengan fungsinya. Begitupula, para generasi Z akan di persiapkan dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sehingga, memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pertanian. Selain itu, gen Z akan mendapatkan pembinaan agar menjadi petani milenial yang berkualitas baik dan mumpuni.
Wallahu’alam bishawab
Views: 5
Comment here