Surat Pembaca

Bullying, Buah Pendidikan Rusak

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh MbakZah (Anggota Ngaji Diksi Aceh)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Anak-anak usia sekolah merupakan masa yang sangat menentukan kualitas, kita berharap anak-anak sehat secara akidah, fisik, mental, sosial, dan emosional. Kini generasi kita malah terjebak kasus bullying. Di mana bullying ini dilakukan oleh orang yang ingin memamerkan kekuatan terhadap temannya yang lemah, baik secara fisik, mental, maupun psikologis nya. Tentunya dampak bullying sangat besar. Korban menjadi tertekan, trauma, dan bahkan depresi.

Salah satu korban dalam kasus bullying adalah siswa berinisial AF (16). Tubuhnya lebam hingga kemaluannya terluka akibat dianiaya belasan kakak kelas. Kuasa hukum korban, Fahrizal Husin Nasution mengatakan bahwa AF telah dipukul belasan kali, termasuk kemaluannya. “Namanya juga dipukul 14 sampai 15 orang secara bergantian, jadi banyak memar-memar. Ada kena kemaluan, satu kali, dua kali, juga sudah kita periksa semua.” Sementara itu, Fahrizal menyebut siswa lain yang juga menjadi korban mengalami patah tulang rusuk. “Kalau dari korban lain, juga ada yang bengkak dan sebagainya usai di rontgen. Iya patah di tulang iga (rusuk) kalo nggak salah,” ungkapnha. Dikutip TrimbunTrends.com, Sabtu (09/12/2023)

Boleh dibilang, saat ini bullying bisa dikatakan salah satu dosa besar pendidikan. Terbukti, sistem pendidikan yang berjalan belum mampu menghentikan kasus bullying. Ini menunjukkan adanya kesalahan, cara pandang kehidupan dan akar masalah persoalan yang belum tersentuh. Tidak bisa kita pungkiri, bahwa sistem sekularisme, yang memisahan antara aturan agama dari kehidupan telah menjangkiti umat hari ini.

Akibat sekularisme, banyak masyarakat yang tidak memahami halal dan haram, dan rasa takut kepada Allah pun hilang. Tak hanya itu, ide sekuler juga menganggap sumber kebahagiaan ada pada kepuasan, anak-anak yang jauh dari Islam beranggapan bahwa menindas adalah bentuk kebahagiaan. Tak heran, jika generasi hanya mengejar eksistensi diri, rela melakukan apapun untuk mencapai eksistensi tersebut. Maka dalam kasus bullying ini dia akan merasa lebih hebat dari korban.

Mirisnya, sistem pendidikan hari ini justru mengadopsi ide sekuler dan kapitalisme ini, akibat nya pelajar semakin jauh dari agama, mereka sibuk mengejar nilai akademik, demi kesenangan dunia saja, sementara mereka tidak dibentuk menjadi pribadi yang bertakwa. Padahal, pendidikan yang dijauhkan dari agama justru akan membahayakan generasi. Sebab, para pelajar akan berprilaku bebas tanpa batas termasuk melukai orang lain. Oleh karena itu, selama sistem sekuler ini dijadikan pijakan dalam berbangsa dan bernegara, kasus bullying ini tidak akan pernah selesai.

Sangat jauh berbeda dengan penerapan aturan Islam dalam kehidupan bernegara. Islam memiliki solusi yang tuntas untuk menyelesaikan problem bullying. Islam memandang, bahwa negara adalah penanggung jawab utama, untuk pembentukan generasi berkepribadian mulia dan unggul. Sistem pendidikan Islam yang diterapkan negara Islam yaitu khilafah akan mengedukasi umat hidup berlandaskan akidah Islam, agar memiliki kepribadian Islam.

Inilah sistem pendidikan terbaik yang pernah ada di dunia. Islam fokus mengarahkan generasi kepada ketaatan yang sempurna, meyakinkan generasi bahwa Allah adalah Al-klaliq (sang pencipta) sehingga mereka meyakini adanya hari pembalasan kelak. Keyakinan ini mampu mencegah pelajar melakukan kejahatan, termasuk bullying. Karena yakin akan ada pertanggungjawaban di hadapan Allah nantinya. Maka setiap orang saat bertingkah akan mengunakan sudut pandang Islam. Baik dan buruk ditentukan oleh syariat, bukan yang lain.
Waallahhu’alam!

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 13

Comment here