Opini

Gaza Lemah?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Ilma Mahali Asuyuti

wacana-edukasi.com, OPINI-– Sesungguhnya bukan Gaza yang lemah, tetapi para penguasa muslim yang membiarkan para Zionis berbuat semena-mena akibat diamnya para penguasa muslim yang hanya mampu mengecam, tanpa bersatu melawan secara nyata para zionis laknatullah.

Mengutip suara.com, ucapan Prabowo Subianto mengenai Palestina saat debat Capres semalam, Minggu (7/1/2024), jadi sorotan warganet. Capres nomor urut 2 itu dianggap tidak punya empati terhadap warga Gaza di Palestina. Kalimat Prabowo yang disorot itu diucapkan ketika pemaparan visi misi di segmen pertama debat.

Dalam pidatonya, Prabowo Subianto mengungkapkan, hal paling dasar untuk kekuatan nasional itu mesti ada kekuatan militer. Menurutnya, tanpa kekuatan militer, maka sebuah negara itu akan mudah ditindas.

“Kalau kita buka buku ilmu pengetahuan yang paling dasar kekuatan nasional harus ada kekuatan militer,” ungkap Prabowo di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Kemudian, Prabowo mencontohkan, negara yang lemah itu seperti Palestina. Menurutnya, yang terjadi di Gaza, Palestina itu akibat lemahnya kekuatan militer negara tersebut. Prabowo pun tak mau kalau Indonesia mengalami hal serupa seperti Gaza.

“Tanpa kekuatan militer sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan ditindas seperti di Gaza sekarang ini, akan diambil kekayaannya, akan diusir dari Tanah Air-nya, tidak bisa tidak, kita harus kuat, kita harus kuat,” jelasnya.
(Suara.com, Senin, 08/01/2024).

Ungkapan bahwa Gaza lemah tidaklah benar, karena tanpa kekuatan militer yang banyak, ternyata para pejuang di Gaza mampu melemahkan mental para Zionis laknatullah.

Para pejuang Gaza yang hanya berbekal keimanan yang kuat dan senjata yang ada, mampu membuat musuh ketar-ketir. Terbukti sejak gemparnya 7 Oktober lalu, para tentara Israel justru banyak yang stres dan sakit mental akibat kekuatan iman para pejuang Gaza yang pantang putus asa.

Padahal wilayah Gaza, Palestina terbilang kecil dan tidak luas, tetapi para Zionis beserta para pendukungnya yaitu AS, Inggris, Prancis dan Eropa tidak mampu menjatuhkan Gaza.

AS, Inggris, Prancis dan Eropa padahal mempunyai kekuatan militer yang besar, tapi penyerangan mereka tak juga membuat Gaza lemah.

Pertanyaannya, kenapa Gaza terlihat lemah dengan banyaknya korban meninggal dan luka-luka? Jawabannya karena para penguasa muslim diam atas tindakan biadab yang dilakukan para Zionis.

Para penguasa muslim hanya mampu mengecam, tanpa beraksi nyata menolong warga Gaza, Palestina. Tidak ada aksi nyata yang dilakukan para penguasa muslim, terutama para penguasa Arab selain dari kecaman dan kutukan mereka terhadap para Zionis.

Kelemahan dan diamnya para penguasa muslim inilah yang membuat para Zionis Israel terlihat kuat, padahal para Zionis Israel merupakan entitas kecil yang sangat mudah untuk dihempaskan, jika para penguasa muslim mau untuk bersatu melawan para Zionis nyata.

Sesungguhnya secara militer sejumlah negara di Dunia Islam jauh lebih kuat daripada Zionis Israel.

Berdasarkan situs Global Firepower, Pakistan, misalnya berada di urutan ke-7 di dunia untuk kekuatan militernya. Berikutnya, ada Turki di urutan ke-11. Negara yang kini dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu memiliki tentara militer mencapai 425 ribu personel.

Selanjutnya, dalam peringkat kekuatan militer versi Global Firepower, Indonesia menduduki urutan ke-13. Di bawah Indonesia, ada Mesir yang berada di posisi ke-14. Negara muslim peringkat Berikutnya adalah Iran. Iran ada di posisi ke-17.

Sedangkan kekuatan Israel sendiri hanya menempati urutan ke-18 dari 145 negara di dunia. (Cnnindonesia.com, 4/12/2023).

Itu berarti sebenarnya kekuatan militer Israel jauh berada di bawah negara-negara muslim. Ini menunjukkan bahwa kekuatan militer yang kuat, tidak menjamin negara itu menjadi negara kuat.

Ketidakberdayaan negara-negara muslim sesungguhnya terletak pada kelemahan dan kepengecutan para penguasanya. Bukan pada kelemahan militernya. Buktinya, Hamas yang hanya menggunakan senjata, bukan entitas negara dengan kekuatan militer besar, begitu gagah dan mampu melawan kebiadaban Zionis Israel.

Terlihat jelas bahwa kekuatan negara terletak pada akidahnya. Jika akidahnya Islam, yang bertumpu pada kalimat : Laa Ilaaha Illallaah, Muhammad Rasulullah, maka negara itu menjadi negara kuat yang tak bisa dikalahkan dan pantang berputus asa seperti di Gaza, Palestina.

Dengan kalimat tauhid inilah kaum Muslim mampu membangkitkan kekuatan mereka dan mereka mempunyai kehormatan dan kemuliaan di hadapan umat manusia yang lain.

Allah SWT berfirman:
“Hanya milik Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminlah kemuliaan itu. Namun, kaum munafik tidak mengetahuinya.” (TQS Al Munafiqun: 8).

Karena kekuatan akidah Islamlah kaum Muslim senantiasa siap mati demi mempertahankan agama, harta dan kehormatan mereka. Inilah yang menjadikan kaum Muslim amat kuat, tidak lemah dalam melawan musuh-musuh mereka.

Itu pula yang ditunjukkan oleh kaum Muslim Palestina, khususnya warga Gaza, khususnya Hamas dengan Brigade al-Qasam-nya. Selama kaum Muslim masih mempunyai akidah Islam yang tertancap kokoh dalam jiwa mereka, maka selama itu pula mereka tidak akan bisa dikalahkan.

Karena itu, agar Dunia Islam kembali kuat sebagaimana dulu, mau tak mau kaum Muslim harus menegakkan kembali Khilafah Islamiyah. Khilafah inilah yang kelak akan menjadi kekuatan adidaya global, dengan menyebarkan rahmat Islam ke seluruh penjuru dunia.

Tanpa Khilafah, umat Islam akan selamanya lemah, terus dikalahkan, dijajah dan ditindas oleh kekuatan lain, sebagaimana saat ini.

Wallahu’alam bisshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 10

Comment here