Surat Pembaca

Pajak, Sumber Pemasukan Utama Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Nana Juwita, S. Si.

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Adanya wacana kenaikan pajak kendaraan motor bensin tentunya menjadi kabar buruk khususnya bagi rakyat kecil. Hal ini seperti yang dikutip dari CnbcIndonesia.com bahwa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kemenko Marves) buka suara perihal isu rencana kenaikan pajak motor konvensional atau Bahan Bakar Minyak (BBM/Bensin). Sejatinya, rencana kenaikan pajak ini tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Adapun alasan dari wacana kenaikan pajak kendaraan motor bensin tersebut adalah dalam rangkaian upaya perbaikan kualitas udara di Jabodetabek yang juga sudah sempat dibahas dalam rapat koordinasi lintas kementerian/lembaga (K/L) beberapa hari lalu,” ucap Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi dalam keterangan resmi, Jumat (19/1). Jodi menegaskan usul tersebut muncul agar memberi efek jera tambahan bagi para pengguna kendaraan non-listrik. (https://www.cnnindonesia.com)

Jika wacana kenaikan pajak motor adalah untuk mengurangi polusi udara di wilayah Jakarta. Solusi ini tidaklah tepat mengingat banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya polusi udara. Diantaranya banyaknya industri seperti pabrik apapun itu yang mengeluarkan polusi udara, belum lagi tidak adanya hutan pelindung yang dapat berfungsi untuk menyerap senyawa senyawa carbon berbahaya yang mengganggu kesehatan masyarakat. Dimana kwalitas udara yang buruk akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia.

Yang lebih anehnya lagi pada saat yang sama adanya peluncuran merek mobil listrik asal China, Build Your Dream atau BYD, di Indonesia. Tak cuma jualan mobil listrik, BYD diketahui menanamkan investasi triliunan rupiah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi BYD yang resmi masuk Indonesia. Airlangga mengungkapkan, BYD menanamkan investasi besar-besaran di Indonesia.

Ada apa dengan wacana kebijakan kenaikan pajak motor tersebut? Seolah rakyat seperti dipaksakan untuk nantinya mau membeli kendaraan listrik dikarenakan pajak kendaraan motor bensin naik. Wacana tersebut justru mengundang pertanyaan terkait adanya program konversi energi menuju penggunaan Listrik. Apalagi dengan industri kendaraan Listrik mulai resmi beroperasi di Indonesia, tampaklah bahwa sebenarnya wacana kenaikan pajak motor ini hanyalah untuk memenuhi kepentingan penguasa dan pengusaha sementara rakyat yang dijadikan korbanya.

Beginilah konsekuensi dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang lebih mementingkan keuntungan bagi pihak asing ataupun pemilik modal, daripada mengutamakan kepentingan umat. Jika wacana ini jadi direalisasikan maka umat yang akan merasakan dampak dari kenaikan pajak tersebut. Padahal Indonesia kaya dengan sumber daya alamnya, namun ternyata sumber pemasukan Negara hanya bertumpu pada pajak. Sehingga kesejahteraan tidak dapat dirasakan oleh umat, setiap segala sesuatu semua dikenakan pajak.

Pandangan Islam terkait pajak

Pajak dalam sistem ekonomi kapitalis menjadi pos pendapatan unggulan. Sebagian besar penerimaan negara diperoleh dari pajak. Sedemikian mengguritanya pajak sehingga hampir tidak ada bidang kehidupan yang tidak dikenakan pajak. Sistem ekonomi kapitalis mengajarkan kepada kita kezhaliman yang tiada duanya. Pajak penghasilan, pajak badan usaha,perdagangan,pajak investasi, dan lain lain,sampai sampai orang yang mau pergi haji pun ongkos membayar hajinya dipajaki.

Selain itu pajak mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, harga barang meningkat karena dalam mata rantai proses produksi setiap tahapannya dikenakan pajak. Pajak adalah kezaliman yang dibungkus dengan peraturan sehingga negara merasa berhak untuk mengambil harta yang sebenarnya bukan menjadi miliknya. Tidak mengherankan jika banyak orang menghindari pajak. Islam telah melarang seluruh bentuk pungutan apapun nama dan alasannya. Pungutan yang tidak ada dasar hukum Islamnya disebut dengan ghulul (kecurangan). Dan hal itu diharamkan. Firman Allah Swt:

Barang siapa berbuat ghulul (curang terhadap harta) maka pada hari kiamat ia akan datang membawa (harta) yang dicuranginya itu. (TQS. Ali Imran: 161)

Islam adalah sistem hidup sempurna dalam menyelesaikan persoalan secara tuntas dan mendasar. Termasuk dalam menyelesaikan problem polusi di ibukota. Islam menjadikan negara sebagai rain dan junnah yang akan memudahkan hidup umat bukan sebaliknya. Masihkah kita berharap pada sistem kapitalisme sekuler ini yang tidak membawa keberkahan bagi penduduk negeri ini??Waulahuaklam bishawwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 14

Comment here