Surat Pembaca

Banjir Terus Datang, dalam Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Elma Julita A. Md.KG (Kubu Raya Kal-Bar)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Ketua Satgas Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat Daniel mengimbau kepada masyarakat Kalbar untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam banjir di Bengkayang, Landak dan Kapuas Hulu. Angin puting beliung dan tanah longsor di lokasi yang dianggap potensial, terutama masyarakat yang berada di pinggir sungai atau bantaran sungai dan daerah perbukitan. (8/1/24).

Terkait banjir, mantan gubernur Kalbar Sutarmidji mendesak pihak terkait yang berwenang di pemerintah pusat agar melakukan pengerukan muara Sungai Kapuas yang merupakan salah satu cara agar banjir di wilayah Kalbar bisa dikendalikan. Kementerian terkait, seolah saling lempar atas persoalan ini.

Banjir yang terus datang disebabkan banyak faktor. Curah hujan ekstrem ditambah dengan buruknya sistem drainase menjadi salah satu penyebab uapan banjir. Terus berulangnya rutinitas kejadian ini kian menunjukkan betapa lemahnya upaya mitigasi di Indonesia.

Jika dilihat akar masalah penyebab utamanya adalah penerapan sistem kapitalisme. Negara memberikan kebebasan kepada individu atau sekelompok pemodal untuk memiliki akses terhadap sumber-sumber ekonomi, salah satunya pada sumber daya alam.

Eksistensi kelompok pemodal ini tidak hanya pada bidang ekonomi tapi juga pada ranah politik, sehingga mampu mengontrol kebijakan sesuai arah yang mereka inginkan, semata-mata untuk kepentingan mereka. Negara hanya berfungsi sebagai regulator sehingga kesengsaraan rakyat dari regulasi yang dibuat itu diabaikan. Padahal aturan yang paling baik adalah aturan dari Allah SWT. Bukan aturan yang dibuat manusia.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Ma’idah 5: Ayat 48, yang artinya “Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,”

Bahkan hukum yang di turunkan Allah tidak pernah berubah setiap perkembangan zaman apapun. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surah Al-Fath 48: Ayat 23, yang artinya “(Demikianlah) hukum Allah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu.”

Tidak dipungkiri, hanya Islam sebagi solusi. Islam mengatur fungsi negara sebagai pengurus (raa’in) dan penjaga (junnah) rakyat, melindungi dan memastikan rakyat mendapat kehidupan yang sejahtera. “Kesejahteraan dalam Islam bukan mimpi, karena Islam telah memetakan bagaimana harta di dunia yang berlimpah, yang telah Allah ciptakan ini diserahkan kepada manusia untuk memilikinya. Dan Islam mengatur kepemilikan. Pertama, kepemilikan individu. Kedua, kepemilikan masyarakat / umum. Ketiga, kepemilikan negara. Sesuai hadist Rasulullah Saw “kaum Muslim (manusia) berserikat dalam air, padang rumput, dan api”(HR.Abu Dawud Dan Ahmad).

Dalam Islam hutan masuk dalam kategori kepemilikan umum atau masyarakat, sehingga negara tidak bisa menyerahkan kepemilikan hutan kepada individu atau korporasi. Bahkan ketiganya yakni air, padang rumput (hutan) dan api (barang tambang) tidak boleh dimiliki oleh individu.

Namun apalah daya, inilah sistem yang semuanya hanya berhitung untung rugi kepada rakyat. Padahal jika kita mau tunduk dengan aturan Islam, maka kita akan mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 96).

Sudah jelas jika manusia tidak mau ikut aturan Allah SWT, pasti akan kacau balau. Masalah baru terus datang bahkan tak kunjung selesai. Wallahu’alam bishawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 42

Comment here