Oleh : Nur Khalifah (Komunitas Smart Muslimah)
wacana-edukasi.com, OPINI-– Berdasarkan perhitungan, bulan ini genap 100 tahun dunia Islam tanpa Junnah/pelindung. Tepat pada tanggal 3 Maret 1924/ 28 Rajab 1342 H khilafah perisai umat diruntuhkan. Sejak saat itu, betapa banyaknya fakta yang kita lihat, mulai dari kriminalitas meningkat, maksiat merajalela, dan masih banyak kerusakan yang kita temui dalam kehidupan bermasyarakat hari ini. Tentu ini puncaknya kerusakan pada kehidupan dan menimbulkan kemerosotan peradaban.
Jika kita detili faktanya, betapa banyak penderitaan yang dialami kaum muslimin hari ini. Mulai dari Genosida di Palestina, penderitaan di Uyghur, kemiskinan berujung perampokan, pembegalan, tawuran anak muda, pacaran berujung hamil, LGBT, pembunuhan, penistaan agama, Islamofobia, pemerkosaan, narkoba, curanmor, perselingkuhan dan masih banyak daftar kriminalitas dan kemaksiatan belum ada solusi tuntas untuk memberantasnya.
Mau berharap apa dengan sistem demokrasi yang merupakan akar masalah dari semua kerusakan yang terjadi? Bagaimana tidak, sistem ini lahir dari akal manusia yang terbatas, berdasarkan asas manfaat dan tidak shohih dalam pengaturannya. Yang menyandarkan kebahagiaan pada materi, faktanya tidak bisa berharap apa-apa karena sampai saat ini demokrasi masih menjadi ilusi dalam hal menyejahterai umat. Hanya bisa berharap pada satu-satunya sistem shohih yaitu sistem Islam Khilafah Islamiyyah.
Kita mengetahui umat Islam saat ini mengalami kemunduran yang signifikan. Karena umat Islam sudah teracuni oleh pemikiran sekulerisme, kapitalisme, liberalisme, yang sudah mendarah daging pada kehidupan masyarakat, hingga dijauhkan dengan pemikiran Islam.
Bahkan paling mengerikan adalah Islamofobia merasuk kedalam pemikiran umat. Umat dibuat benci dan takut terhadap ajaran agamanya sendiri, sehingga banyak menentang hukum Islam. Ketika Islam hadir memberi solusi seakan-akan Islam adalah ancaman yang harus segera dimusnahkan, kekeh tidak mau diatur oleh sistem Islam. Betapa sudah hancurnya sistem kehidupan hari ini.
Tentu keruntuhan khilafah bukan tanpa sebab. Salah satunya adalah merosotnya pemikiran Islam, Islam bukan lagi menjadi ideologi untuk dianut. Selain itu perang pemikiran (Ghazwul Fikri) yang di hembuskan barat sudah merebak di bagian tubuh umat, sehingga umat susah membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Benar salah menjadi abu-abu.
Ghazwul fikri yang dilancarkan yaitu nasionalisme (kecintaan terhadap bangsa dan Negara) dan berhasil mengkotak-kotakkan pemikiran umat, membagi wilayah dalam bentuk Negara kebangsaan. Inggris memprovokasi umat Islam dengan nasionalisme untuk meruntuhkan khilafah dan mereka berhasil menghancurkan junnah umat melalui antek nya yaitu Mustafa Kemal At Tartuk.
Mustafa Kemal merupakan seorang yang berketurunan Yahudi Dunama, Mustafa sangat bengis terhadap Islam dan membenci syariat Islam, sehingga ketika Khilafah runtuh dan sekulerisme yang dibawanya berhasil membius rakyat Turki, Mustafa menghapus syariat Islam dan menggantinya dengan Undang-undang sekuler, mengganti suara azan dengan bahasa turki, melarang penggunaan bahasa arab, melarang hijab bagi muslimah, melegalkan peredaran minuman keras, bertindak represif terhadap sejumlah ulama dan merubah fungsi masjid Hagia Sophia menjadi museum. Kebijakan ini dipuja-puja oleh rakyat Turki sebagai Modernisasi Turki. Padahal inilah awal hancurnya peradaban umat Islam.
Dari fakta yang kita ketahui, dengan tidak adanya Junnah umat yaitu Khilafah Islamiyyah, umat begitu jauh dari Islam dan umat banyak mengalami penderitaan. Hari ini kita melihat ketidakberdayaan kita terhadap saudara seiman di Palestina yang sedang di bantai habis-habisan, Zionis semena-mena dengan nyawa umat muslim, ini akibat buah dari sistem Demokrasi yang diterapkan. Umat Islam ibarat anak-anak yang kehilangan induknya. Umat tidak mempunyai daya dan upaya dalam hal menolong saudara seiman di palestina.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)? (QS. Al Maidah [5] : 50). Khilafah bagaikan perisai umat yang bertanggung jawab dalam menyejahterakan rakyat dengan aturan syariat Islam. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya, al-imam (khalifah) itu perisai, dimana orang-orang akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung dari musuh dengan (kekuasaan) nya” (HR. Bukhari, Musli, Ahmad)
Islam pernah memimpin dunia selama 1400 tahun, dengan berbagai kemajuan. Pada masa Kekhilafahan Abbasiyah yang disebut sebagai the golden age of Islam. Saat itu kekhalifahan Islam menjadi pusat perkembangan ilmu dan pengetahuan. Menjadi mercusuar peradaban manusia, banyak yang menimba ilmu dengan para ulama yang berkualitas pada masanya.
Pada kekhalifahan Harun Ar-Rasyid ada lembaga bernama khizanah al hikmah (khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan terkenal dan perpustakaan terbesar Islam. Namanya Sudah diubah oleh Al Ma’mun tahun 815 yang dikenal dengan nama Baitul Hikmah, perpustakaan ini mempunyai buku sekitar 2.000.000 eksemplar. Yang menjadi perpustakaan rujukan seluruh dunia.
Pada faktanya dalam kurun waktu 1400 tahun Khilafah Berjaya, setidaknya hanya ada 200 kasus kriminalitas yang tercatat dalam sejarah selama 1400 tahun. Bandingkan dengan kehidupan sekarang dengan persekian menit kasus demi kasus bermunculan yang semakin merebak dan rusak. Seharusnya ini yang membuat kita sadar dengan paparan fakta sejarah yang ditemui bahwa hanya dengan sistem Islamlah umat sejahtera.
Karena Islam adalah agama yang shohih mempunyai seperangkat aturan yang mengatur kehidupan dari bangun tidur sampai bangun Negara. Islam sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan hati. Sistem kehidupan yang shohih itu bernama Khilafah Islamiyyah, dalam hadits Rasullullah bersabda : …… “Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf : 96).
Views: 121
Comment here