Opini

Pembantaian Kaum Muslim Terus Terjadi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: A Tenri Sarwan, S.M

wacana-edukasi.com, OPINI-– Bagaimana jika gelombang suara tak mengenal batas jarak dan waktu? Apa kita mendengar suara ledakan, tangisan bayi, anak-anak, para ibu? atau seorang kakek yang mengadu kepada Rasulullah “Ya Rasulullah, Ummatmu telah melupakan Al-aqsha”. Pencuri itu semakin pongah, kejam dan tak berperikemanusiaan. Seolah membuktikan genosida yang telah ditargetkan.

Serangan-serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 29.878 warga Palestina, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Selasa, ketika agresi Israel memasuki hari ke-144. Kementerian itu juga mengatakan bahwa 70.215 warga Palestina lainnya menderita luka-luka dalam periode yang sama. (khazanah.republika.co.id, 28-02-2024)

Amerika Serikat pada Sabtu mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza lewat udara untuk pertama kalinya dengan menerjunkan lebih dari 30.000 makanan menggunakan pesawat militer. (m.antaranews.com 03-03-2024)

Pembantaian semakin brutal, namun lagi-lagi ‘Negeri Zionis’ seakan kebal hukum. Amerika mengirim makanan untuk pertama kalinya, lalu lupa dengan bantuan yang di berikan kepada ‘mesin pembantai’ berwujud manusia tapi tak manusiawi. Apakah negeri muslim benar-benar telah buta dan tuli?

— Negeri Muslim Buta dan Tuli —

Lima bulan lamanya, kaum muslim Gaza menjadi target kekejaman genosida. Negeri muslim lainnya tak kunjung menunjukkan reaksi berarti. Seakan ribuan nyawa saudaranya tak berharga.

Kaum muslim terus saja sibuk dengan solusi yang sama. Terus berharap pada PBB yang mandul, berakhir hanya dengan kutukan dan kecaman. Pengadilan Mahkamah Internasional yang juga tak membuat Zionis gentar, malah semakin tak manusiawi. Berbagai jalan diplomasi hanya berujung pada hasil kosong yang nihil dan tumpul.

Alih-alih membantu, negeri muslim terdekat justru mempersulit muslim Palestina. Tak ada pasukan atau senjata, yang ada adalah tembok tinggi berlapis-lapis. Seakan mengamini tindakan para pencuri. Memberikan kecaman dilisan, lalu bersalaman demi kepentingan.

Bantuan kemanusiaan yang dikirimkan oleh berbagai negara, faktanya justru kelaparan melanda kaum muslimin di Palestina. Sampai kapan kaum muslim berputar pada solusi parsial yang tak kunjung menyelesaikan masalah Palestina. Pura-pura buta dan tuli, sudah mulai menjadi tabiat ummat terbaik ini?

— Satu-satunya Solusi —

Islam adalah agama sempurna dan paripurna. Ummat Islam adalah ummat terbaik. Diskusi-diskusi tak cocok untuk negeri Zionis, Allah SWT. Dalam Al-Qur’an yang mulia telah memberitahukan sejak lama cara menghadapi mereka:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قَا تِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَ يْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَ 

“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,”
(QS. At-Taubah 9: Ayat 14)

Sejak dahulu, Zionis tak cocok di ajak diskusi, memerangi dan mengusir mereka lebih tepat, tetapi harus dimulai dengan adanya kekuasaan Islam. Dan kekuasaan Islam tidak akan terwujud jika kaum muslim masih saja salah kaprah terhadap masalah Palestina.

Perang sejatinya tidak hanya terjadi di negeri para Nabi. Tapi, juga terjadi di kepala kaum muslim itu sendiri. Kesalahpahaman memaknai masalah Palestina membuat setiap menit ada nyawa kaum muslim yang meninggal tanpa hak. Padahal nilai satu nyawa kaum muslim lebih baik dari dunia dan seisinya. Sekat ‘nation state’ membuat kaum muslim setengah hati membantu saudaranya. Ukhuwah Islamiah membeku. Kaum muslim punya mata tapi tak dapat melihat, punya telinga tapi tak dapat mendengar. Kaum muslim menikmati menjadi sosok buta dan tuli, selama kepentingan mereka aman.

Walaupun sangat nyata keberpihakan negara-negara adikuasa terhadap para Zionis, lagi-lagi kaum muslim memilih buta dan tuli. Merasa cukup dengan semua solusi yang telah mereka tawarkan dan lakukan tanpa mau berpikir secara mendalam. Bahwa satu-satunya solusi Palestina adalah “Persatuan kaum muslim”. Menjadikan masalah Palestina adalah masalah kaum muslim seluruhnya tanpa sekat-sekat negara bangsa.

Menyatukan tidak hanya perasaan yang satu, tetapi pemikiran dan peraturan yang satu dalam naungan Daulah Islam. Menunjukkan kepada dunia bahwa kaum muslim adalah ummat terbaik. Sejatinya yang paling ditakutkan kaum perampok itu adalah persatuan kaum muslim. Maka, buktikan kepada mereka bahwa kaum muslim punya kekuatan yang tak terkalahkan karena backingannya adalah Allah SWT. Berapa bukti lagi yang harus kita saksikan bahwa ummat tertindas dan tercerai-berai karena tak adanya ‘persatuan kaum muslim’ sejak runtuhnya Daulah Islam.

Alhasil, mewujudkan kembali persatuan kaum muslim dalam Daulah Islam adalah satu-satunya solusi hakiki masalah Palestina. Daulah Islam akan menyerukan jihad fi sabilillah untuk menghentikan agresi Zionis. Hadir sebagai rumah teraman bukan hanya bagi kaum muslim tapi juga dunia. Telah terbukti lebih dari 13 abad lamanya. Siapkah kita menjadi bagian untuk mewujudkannya kembali?

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّا سِ تَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَا نَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَ كْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 110)

Wallahu’alam bishshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here