Opini

Prostitusi Online, Sekularisme Membuat Hidup Kelam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Azmi (Aktivis Muslimah)

wacana-edukasi.com, OPINI-– Kehidupan memang sedang sulit. Keadaan finansial terjepit. Harga-harga kebutuhan membuat kepala sakit. Hal tersebut dapat membuat pikiran sempit. Jalan yang dianggap cepat untuk mendapatkan uang pun dilakoni. Tanpa peduli apakah aktivitasnya bertentangan dengan moral dan hati nurani. Sayangnya, beritanya terdengar saat di bulan Ramadan yang suci ini.

Melansir dari tribratanews.jabar.polri.go.id (15/3/2024), pelaku prostitusi online jaringan nasional yang berinisial Sdr. DTP warga Bogor berhasil ditangkap oleh Sat Reskrim Polresta Bogor Kota di Hotel 101 Jl. Suryakencana Kec. Bogor Tengah Kota Bogor.

Dari menjalankan bisnis prostitusi online di Kota Bogor, Jawa Barat, germo Dimas Tri Putra (27) menghasilkan uang hingga Rp300 juta. (tribunnews.com, 14/3/2024)

Lalu, di Tanjungpandan Kabupaten Belitung, saat melaksanakan razia ke sejumlah tempat , lima pasangan bukan suami istri dan empat wanita terjaring tim gabungan. (belitung.tribunnews.com, 15/3/2024)

Kemudian, ada pula dugaan prostitusi online di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Sebanyak 32 orang terjaring razia dan diamankan oleh Satpol PP, Polisi, dan TNI di hotel dan wisma. (www.detik.com, 17/3/2024)

Miris sekali. Ternyata, masih banyak perempuan yang mencari penghasilan dengan cara menjajakan tubuhnya. Beberapa dari mereka mungkin diawali dengan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, tidak sedikit pula dari mereka yang ternyata untuk memenuhi gaya hidup yang konsumtif.

Dan lagi, banyaknya wanita tuna susila menandakan bahwa banyaknya pula pemakainya. Serta, eksistensi muncikari yang belum hilang saat ini. Ditambah dengan zaman yang makin modern, caranya pun makin canggih. Bisnis prostitusi via online menjadi jalan yang memberikan kemudahan untuk melakukan aktivitas haram tersebut. Apakah yang membuat prostitusi online ini terjadi?

*Sekularisme dan Kapitalisme dalam Kehidupan*

Sungguh, sekularisme dan kapitalisme lah yang membuat kehidupan penuh dengan kemaksiatan. Berbagai bentuk tindak kejahatan merajalela di kehidupan ini. Hal yang masuk akal, karena sekularisme membuat manusia yang tidak memiliki dasar agama yang kukuh akan sangat mungkin jauh dari agama. Sekularisme ini memisahkan agama dari kehidupan.

Dengan kehidupan yang terpisah dari tuntunan agama, manusia akan mungkin kurang paham atau bahkan tidak paham tentang agama. Manusia dibiasakan hidup tanpa menggunakan tuntunan dari Sang Pencipta. Sehingga dalam kehidupan yang sekuler ini, manusia menjadi bebas bertingkah laku.

Kehidupan yang bebas membuat manusia berbuat tanpa pertimbangan halal dan haram, seperti prostitusi online. Kapitalisme pun menjadi penyebab maraknya prostitusi online. Berangkat dari kebebasan yang dipakai banyak individu dalam kehidupan sekuler, individu pun menjadikan materi sebagai tolak ukur kebahagiaan.

Dalam kapitalisme, lebih banyak materi yang diterima, lebih banyak pula kebahagiaan yang didapat, meskipun lewat jalan yang tidak Allah ridai. Baik pemuasan secara materi maupun pemuasan syahwat, tidak disesuaikan dengan ajaran agama. Pelakunya pun, baik wanita tuna susila, laki-laki hidung belang, dan juga muncikari nya, seolah tidak takut pada dosa. Sehingga, prostitusi marak terjadi, bahkan sudah merambah ke prostitusi online. Karena, usaha ataupun bisnis yang dijalankan tidak mempertimbangkan aspek halal-haram.

Kapitalisme juga membuat ketimpangan ekonomi yang jauh antara yang mampu dengan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga, ada beberapa perempuan yang dengan terpaksa menjadi kupu-kupu malam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hukum ataupun sanksi yang ada pun nyatanya tidak mampu membuat mereka jera. Buktinya, aktivitas prostitusi tetap ada. Bahkan, berkembang menjadi prostitusi online dengan menarik wanita tuna susila dari berbagai kalangan.

Kebutuhan hidup dan juga gaya hidup ditambah dengan minimnya pemahaman agama, serta kepuasan materi dan jasmani yang dijadikan tolak ukur kebahagiaan, menjadikan banyak individu yang melakukan kemaksiatan. Mereka menihilkan peran agama dalam mengatur kehidupan. Dan juga tidak diatasi dengan hukum yang menjerakan. Inilah dampak dari sekularisme dan kapitalisme yang menancap dalam kehidupan.

Jika demikian, bagaimana solusinya?

*Islam sebagai Solusi Permasalahan Umat*

Islam tidak hanya sebagai agama saja, tapi juga mengatur kehidupan sehari-hari. Aturan Islam ini tidak berasal dari manusia, melainkan dari Allah Sang Pencipta. Sehingga, kembali pada aturan Islam secara kafah dapat memberikan solusi atas problematika umat yang kini rasanya tak kunjung usai.
Allah Swt. berfirman dalam Al Qur’an surat Al-Baqarah: 208,
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

Lalu, sistem Islam yang diterapkan dalam kehidupan akan menjadikan individu-individu beriman dan bertakwa. Apapun yang dilakukan akan selalu terikat dengan aturan yang telah Allah Swt. tetapkan. Perbuatan individu akan dalam pertimbangan halal-haram dan rida Allah Swt. lah yang menjadi kebahagiaan setiap muslim.

Dengan individu-individu yang paham agama, mereka akan takut pada azab Allah. Mereka akan sadar bahwa di akhirat kelak akan ada hisab yang menanti. Sehingga, mereka akan sangat menjaga setiap aktivitas yang dilakukan. Bisnis pun akan mencari yang halal, yaitu bisnis yang dapat memberikan keberkahan dan menambah ketakwaan.

Selain itu, sistem ekonomi dalam Islam akan memberikan jaminan kesejahteraan pada tiap individu. Kebutuhan dasar akan dijamin oleh negara, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Sehingga, individu tidak harus bekerja di sektor yang non halal.

Apalagi untuk para perempuan, mereka dijamin nafkahnya oleh suaminya atau walinya atau negara. Mereka tidak harus menanggung beban untuk mencari nafkah demi mencukupi kehidupan sehari-hari, seperti yang terjadi saat ini. Karena dalam Islam, perempuan dihormati dan dimuliakan. Dari rahim perempuan lah nantinya akan lahir generasi penerus yang siap membangun peradaban yang mulia dan gemilang.

Selanjutnya, hukum dalam Islam pun membuat jera. Bagi pezina yang sudah menikah, hukumannya berupa rajam. Dan, bagi pezina yang belum menikah, hukumannya berupa cambuk 100 kali dan diasingkan selama setahun.

“Ambillah dari diriku, ambillah dari diriku, sesungguhnya Allah telah memberi jalan keluar (hukuman) untuk mereka (pezina). Jejaka dan perawan yang berzina hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun. Sedangkan duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajam.” (HR Muslim).

Bagi muncikari, hukuman bagi mereka berupa takzir yang ditentukan oleh pengadilan. Hukuman untuk muncikari ini akan mungkin bisa lebih berat lagi karena di dalamnya terdapat unsur human trafficking.

Begitulah jika kehidupan menggunakan aturan yang Allah Swt. buat, kehidupan akan dipenuhi dengan keberkahan, kesejahteraan, dan jauh dari kemaksiatan. Maka dari itu, penerapan syariat Islam dalam semua aspek kehidupan sangat penting sekali. Wallahualam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 12

Comment here