Surat Pembaca

Gaji Dosen Rendah, Kemuliaan Pendidik Diabaikan

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Keluhan sejumlah dosen menyatakan gaji mereka masih di bawah Upah Minimum Regional (UMR) di media sosial. Menurut beberapa pengamat, rendahnya gaji dosen berdampak buruk pada kualitas pendidikan di perguruan tinggi, ungkap pengamat pendidikan.

Beberapa dosen membagikan tangkapan layar slip gaji mereka pada platform media sosial agar dapat menyadarkan publik pada kondisi pelik, salah satunya Ikhwan, seorang dosen dari sebuah perguruan tinggi negeri satuan kerja.

42,9% dosen menerima gaji di bawah 3 juta per bulan, menurut hasil survei dari tim riset kesejahteraan dosen dari Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademi (KIKA) yang melibatkan 1.200 dosen dari berbagai institusi. Mereka menyatakan harus mengeluarkan biaya hidup sebesar Rp 3-10 juta per bulan. Bahkan, tak kurang dari sekitar 12,2% pengeluarannya lebih dari Rp 10 juta per bulan. (BBC News Indonesia)

Rendahnya gaji dosen menggambarkan rendahnya penghargaan negara atas profesi yang mempengaruhi masa depan bangsa. Dosen adalah profesi mulia yang menyebarkan ilmu dan membangun karakter mahasiswa sebagai agen perubahan dan calon pemimpin masa depan.

Mayoritas dosen menerima gaji bersih dibawah Rp 3 juta pada kuartal 2023. Menurut hasil penelitian Serikat Pekerja Kampus atau SPK, termasuk dosen yang sudah mengabdi selama lebih dari enam tahun, hampir 76 persen dosen mengaku menambil pekerjaan sampingan karena rendahnya gaji seorang dosen. Hal itu secara tidak langsung menghambat tugas utama dan menurunkan kualitas pendidikan.

Ironis. Dibandingkan dengan gaji dosen luar negeri, gaji dosen di Indonesia sangat memprihatikan. Tidak usah jauh membandingkan gaji dosen di Brunei Darussalam, gaji dosen terendahnya saja Rp 50 juta tiap bulan. (Bangsa online.com)

Kapitalisme telah menggerus penghargaan atas jasa besar para dosen, karena prinsip materi sebagai suatu hal yang berharga. Kapitalisme ilmu dipandang sebagai materi yang memberikan manfaat materi semata.

Berbeda dengan Islam, ilmu itu ibarat air hujan yang jatuh ke bumi. Rasulullah Saw bersabda: ” Perumpamaan apa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepadaku berupa petunjuk dan ilmu itu adalah seperti air hujan yang jatuh ke bumi”. (HR Muslim)
Yang bermakna, ilmu memberikan kebaikan bagi yang menerimanya siapapun tanpa terkecuali. Menghidupkan jiwa maupun raga. Peradaban tumbuh dan berkembang hingga kesejahteraan di seluruh bumi dengan adanya ilmu.

Islam menghargai ilmu dan menjunjung tinggi para pemilik ilmu. Apalagi yang mengajarkan ilmu terlebih posisi strategis dosen sebagai pendidik calon pemimpin peradaban masa depan yang mulia. Sejarah Islam mencatat bagaimana pemuliaan Islam terhadap para dosen.

Sungguh hanya dengan kembali kepada syari’at Islam yang kaffaah, kita bisa mendapat jalan keluar terbaik. Jika tidak berlandaskan pada akidah Islam, aturan dan kebijakan apapun tidak akan membawa kebaikan apa-apa bagi manusia, hanya manfaat semu. Tentu kita mengharap semua permasalahan dosen dan problematika dunia terselesaikan. Wallahu a’lam bishshawwab.

Dwi Ariyani
Sedayu, DIY

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 19

Comment here