Oleh: Sumariya (Anggota LISMA Bali)
wacana-edukasi.com, OPINI-– Aksi bela Palestina masih terus berlangsung hingga hari ini. Pasalnya, kekejaman kaum Zionis belum juga berakhir, bahkan penjajahan yang mereka lakukan terhadap muslim Palestina semakin keji. Menurut sumber medis kepada Anadolu (8/5/2024), setidaknya 35 warga Palestina tewas dan 129 lainnya terluka, akibat serangan gencar Zionis di Rafah, Jalur Gaza Selatan dalam waktu 24 jam. Saat ini Zionis Yahudi tengah memulai invasi ke wilayah Rafah, dimana para tentara Zionis menyerbu dan menduduki sisi Palestina di penyeberangan Rafah dengan Mesir, menutup satu-satunya pintu gerbang warga Palestina di Gaza dengan dunia. (www.antaranews.com)
Kondisi memprihatinkan ini mendorong dan menggerakkan hati pelajar/mahasiswa di berbagai belahan dunia melakukan aksi menuntut pembebasan Palestina dari genosida yang dilakukan Zionis Yahudi. Tak terkecuali di Eropa dan Amerika, yang notabenenya bukan negeri Muslim. Kampus-kampus Eropa, seperti Belanda, Jerman, Prancis, Swiss dan Austria, melakukan demonstrasi menentang serangan Zionis Yahudi ke Gaza, Palestina. Sementara di Amerika Serikat, demo mahasiswa menginginkan kemitraan kampus dengan lembaga-lembaga Zionis diakhiri, mereka juga menekan pemerintah Amerika Serikat untuk mendesak Zionis melakukan gencatan senjata. Namun miris, demo mahasiswa di AS dan Eropa berujung bentrok dan penangkapan oleh aparat. Demo mahasiswa di Universitas Amsterdam, Belanda misalnya, diusir dengan menggunakan buldozer untuk membubarkan demo tersebut. (9/5/2924) (www.cnbcindonesia.con)
Selain itu, Universitas Virginia mengatakan sebelum perselisihan dengan penegak hukum yang mengakibatkan 25 orang ditangkap, demonstrasi yang dimulai pada Selasa (30/4/2024), berlangsung damai dan mematuhi kebijakan Universitas. Secara terpisah, sebanyak 50 orang ditangkap di Sekolah Institut Seni Chicago (SAIC), menurut pernyataan kampus tersebut. (www.internasional.republika.co.id)
Penangkapan dan tindakan keras yang dilakukan aparat kepada para mahasiswa yang pro Palestina ini, sejatinya membuktikan bahwa dunia sedang melegalkan genosida yang didukung penuh oleh Amerika Serikat. Kapitalisme sebagai ideologi Amerika Serikat yang menguasai dunia saat ini, sedang menunjukkan wajah aslinya. Demokrasi dan HAM yang diagung-agungkan sistem Kapitalisme, sejatinya hanya omong kosong belaka. Faktanya, keadilan dan kesetaraan yang dijanjikan melalui penerapan Kapitalisme telah membohongi dunia.
Sementara negara-negara muslim yang juga tunduk pada ideologi ini, telah tampak penyikapannya terhadap kejahatan Zionis. Para penguasa negeri-negeri Muslim di seluruh dunia, telah membiarkan Zionis melanjutkan genosidanya, meskipun secara fakta hukum internasional mereka sendiri menyatakan bahwa tindakan tersebut harus dihentikan.
Kapitalisme, hanyalah ideologi batil yang merusak tatanan kehidupan umat manusia demi memenuhi kepentingan dari segelintir manusia rakus yang tidak manusiawi. Umat manusia di dunia harus menyadari hal ini. Ideologi ini memberangus siapa saja yang mengganggu kepentingan pengusungnya dalam mengeksploitasi dunia. Kapitalisme ditegakkan atas asas pemisahan agama dari kehidupan dan ide inilah yang menjadi asas pemikirannya. Berlandaskan asas ini, maka manusialah yang menentukan sistem (aturan) yang akan mengatur kehidupannya dan hal itu bisa dilihat secara nyata.
Asas Kapitalisme, menetapkan bahwa Pencipta itu tidak memiliki kaitan apapun dengan apa yang diciptakannya, apakah alam semesta, manusia ataupun kehidupan, sehingga yang memiliki hak dalam menentukan nizham/aturan hidup adalah manusia itu sendiri. Oleh karenanya, menurut Kapitalisme, manusia dengan akalnya dipandang memiliki kemampuan untuk menetapkan sistem yang akan mengatur kehidupannya. Di sinilah letak kebatilan sistem ini. Sampai kapan pun manusia dengan keterbatasan dan kelemahannya tidak akan mampu membuat aturan untuk dirinya.
Amerika Serikat dengan dukungan dari negara-negara di seluruh dunia, telah menciptakan peraturan dan undang-undang yang harus dipatuhi oleh setiap negara, meskipun aturan tersebut mengeksploitasi negara lainnya dan secara langsung ataupun tidak membunuh jutaan orang selama penerapannya. Kapitalisme telah menafikan sebuah kebenaran, bahwa yang mampu dan layak menentukan aturan bagi umat manusia hanyalah Penciptanya, Allah SWT. Inilah pangkal dari persoalan umat hari ini, bahkan di seluruh dunia, yakni ketiadaan penerapan aturan Penciptanya, Syariat Islam yang mampu menuntaskan seluruh persoalan manusia.
Allah SWT telah menjadikan syariat Islam sebagai solusi bagi setiap persoalan manusia. Penerapan syariat Islam secara kaffah adalah wujud ketakwaan dan pasti akan mendatangkan ragam keberkahan. Syariat Islam yang diterapkan oleh Khilafah/Negara Islam akan mampu melindungi dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi umat, termasuk krisis Palestina saat ini.
Faktanya, Palestina adalah tanah kharajiyah yang diperoleh dengan darah kaum Muslim, karenanya tanah Palestina selamanya akan menjadi milik kaum Muslim. Sementara itu, Zionis Yahudi hanyalah pendatang yang merebut hak kaum Muslimin dan dipaksakan oleh Barat menjadi sebuah negara, maka solusi atas persoalan ini adalah mengusir Zionis Yahudi dari tanah Palestina. Jika mereka tidak angkat kaki dengan sendirinya, maka umat Islam wajib memeranginya.
Demikian sebagaimana firman Allah SWT: “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka, serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum Mukmin.”
(TQS. At-Taubah: 14)
Di sinilah salah satu urgensi keberadaan Khilafah sebagai pelindung umat yang akan menjaga kehormatan, jiwa dan harta kaum Muslimin. Khilafah akan menyerukan jihad, memerangi musuh-musuh Islam dengan berbagai kekuatan yang dimilikinya, sebagai sebuah negara yang mengusung ideologi Islam, hingga berhasil menyelamatkan seluruh kaum Muslimin dari penjajahan.
Wallahu a’lam bishshawab
Views: 6
Comment here