Surat Pembaca

Emas Dicuri China, Kesejahteraan Rakyat Makin Utopis

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Sri Pujiyani (Guru SMK Swasta di Kepang, Kalbar)

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Terkuaknya aktivitas penambangan emas tanpa izin oleh Penyidik Bareskrim Polri dan Penyidik Dirjen Minerba Kementerian ESDM menimbulkan banyak kejanggalan. Pasalnya PETI tersebut telah lama dilaporkan masyarakat, namun tidak ditindaklanjuti oleh aparatur di kabupaten Ketapang. Justru penemuan ini berhasil terungkap dari kegiatan pengawasan aparatur pusat. Begitulah pernyataan pimpinan wilayah GNPK RI, Ellysius Aidy dalam borneonetv.com (05/12)

Pencurian emas oleh WNA China YH sebagai koordinator 80 TKA China lain dengan modus memanfaatkan tambang bawah tanah di wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) yang semestinya tidak beroperasi, melainkan sedang dalam tahap pemeliharaan. Kasus ini menambahkan fakta pemeliharaan PETI oleh aparatur. Di Ketapang telah tercatat 17 lokasi PETI. Berapa kilo emas Ketapang dicuri tiap harinya. Bahkan seharusnya Tidak hanya yang ilegal, penambang emas yang legal juga harus diambil alih oleh negara. Karena telah ada penangkapan terhadap seorang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang berasal dari China yang kedapatan membawa emas batangan seberat 3,300 Kg dari PT. SRM di Bandara Rahadi Oesman Ketapang sejak tahun 2018.

Aktivitas haram ini semakin menjauhkan masyarakat Ketapang dari kesejahteraan. Angka kemiskinan di Kabupaten Ketapang menduduki peringkat ketiga tertinggi Kalimantan Barat yakni mencapai 49 ribu orang, atau diangka 9,25 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2023. Sedangkan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Ketapang sebesar 3,57% dari total 575.900 jiwa penduduk Kabupaten Ketapang.

Pentingnya Cadangan Emas dalam Mensejahterakan

Pasalnya cadangan emas didalam negeri menjadi jaminan pembayaran surat berharga, uang kertas, atau perdagangan. Emas batangan di bank sentral juga menjadi penyimpan nilai untuk menjaga kurs atau mata uang negara. Saat ini 1 Yuan China dihargai Rp. 2.209. Seharusnya emas tersebut bisa meningkatkan kurs Indonesia Dimata uang China. Tapi emas di Ketapang justru di curi untuk menguatkan nilai mata uang China. Yang mana akhirnya Indonesia banyak berhutang dengan China untuk membangun infrastruktur. Bank Indonesia (BI) mencatat utang ke China mencapai US$21,163 miliar per September 2023.

Utang Indonesia ke China ini menambah beban rakyat lewat kebijakan yang memiskinkan. Dimana kemiskinan ini menyebabkan stunting dan akan menyulitkan masyarakat untuk memperoleh pendidikan apalagi sekarang terjadi kenaikan UKT yang menyebabkan mahasiswa terancam putus perkuliahan. Alih-alih membantu menciptakan lulusan yang mampu mengolah SDA agar kekayaan alam tidak sampai dikuasai asing, kementerian pendidikan justru tidak menunjukkan empatinya pada mahasiswa dengan mengatakan, perguruan tinggi tersier, tidak wajib. Pejabat semacam ini turun saja. Jangankan memberi solusi, berempati pun tak bisa.

Pejabat tanpa empati seperti ini dan langgengnya PETI di Indonesia adalah buah dari pohon sistem kapitalisme yang berakar dari sekulerisme. Hal ini membuat kesejahteraan itu semakin jauh, tatkala pengelolaan SDA dikuasai asing bahkan tanpa pengawasan serius dari aparatur daerah. Apalagi ada peraturan baru yang membolehkan WNA membeli tanah di Indonesia. Hal ini akan menyebabkan kekayaan hanya dirasakan segelintir orang karena tanah adalah tempat sekaligus sumber penghidupan.

Islam Solusi Paripurna

Inilah bobroknya sistem kapitalisme. Beda halnya dengan sistem islam. Pengelolaan SDA termasuk tambang tidak boleh diserahkan kepada wswasta (corporate based management) tapi harus dikelola sepenuhnya oleh negara (state based management) dan hasilnya harus dikembalikan kepada rakyat dalam berbagai bentuk dalam pandangan sistem ekonomi Islam sumber daya alam termasuk dalam kategori kepemilikan umum sehingga harus di kuasai oleh negara berdasarkan dalil Abyadh bin Hamal al-Maziniy, bahwa Abyadh telah meminta kepada Rasul ﷺ untuk mengelola tambang garam. Lalu Rasulullah memberikannya. Setelah ia pergi, ada seseorang yang berkata kepada Rasul, “Wahai Rasulullah, tahukah engkau apa yang telah engkau berikan kepadanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yang bagaikan air mengalir.” Rasul kemudian berkata, “Tariklah kembali tambang tersebut darinya.”

Rasul bersikap demikian karena sesungguhnya garam adalah barang tambang seperti air mengalir yang tidak terbatas depositnya. Sedangkan untuk sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak. Kekayaan alam termasuk tambang, Migas, dan sebagainya merupakan pemberian Allah kepada hamba-Nya sebagai sarana memenuhi kebutuhannya agar dapat hidup sejahtera dan makmur serta jauh dari kemiskinan. Kesejahteraan dalam sistem pemerintahan Islam bukan sesuatu yang Utopis.

Islam pernah berjaya mengentaskan kemiskinan pada masa kekhilafahan Umar bin Abdul Aziz. Dalam muslimahnews.net tertulis beliau terkenal sebagai pemimpin yang adil, bertanggung jawab, dan sangat mengutamakan kehidupan rakyat. Kebijakan ekonominya mampu mengentaskan kemiskinan dan memberikan kesejahteraan kepada seluruh warga negara. Oleh karena itu, tidak ada seorang miskin pun yang membutuhkan subsidi atau zakat pada masa itu.

Wallahu’alam bi shawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 17

Comment here