Opini

Mahasiswa Berbuat Amoral, Bukti Hidup Makin Liberal

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Azmi (Aktivis Muslimah)

wacana-edukasi.com, OPINI-– Orang tua memiliki harapan besar ketika menyekolahkan anaknya. Tidak peduli bahwa dirinya merasa letih maupun harus banting tulang mencari uang demi sekolah anaknya. Anaknya diharapkan mampu belajar dengan sungguh-sungguh hingga lulus. Namun pada faktanya, tidak semua anak paham akan perjuangan dan pengorbanan orang tua demi masa depan dirinya.

Banyak anak yang mengabaikan peluh yang orang tua keluarkan agar anaknya bisa bersekolah atau berkuliah. Parahnya lagi, terkadang ada beberapa pelajar atau mahasiswa yang berbuat maksiat, seakan acuh atas beratnya orang tua dalam memberikan pendidikan yang layak buat anaknya.

Seperti dikutip dari jawapos.com (17/5/2024), sebuah video mesum yang diduga dilakukan mahasiswa di gedung kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menjadi viral.

Investigasi terkait dugaan adanya sepasang mahasiswa terekam kamera melakukan perbuatan mesum di gedung bertingkat dengan lapisan kaca dilakukan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. (jogja.antaranews.com, 17/5/2024)

Bayangkan, bagaimana bisa mahasiswa melakukan tindakan yang tidak senonoh di dalam gedung sebuah kampus Islam?

*Sistem Hidup yang Rusak dan Merusak*

Sangat disayangkan sekali, tindak asusila terjadi di lingkungan pendidikan. Tempat di mana orang-orang belajar dan mencari ilmu, malah dibuat sebagai tempat berbuat hal yang tidak baik. Terlebih lagi, tindakan tersebut dilakukan di kampus Islam. Kampus yang seharusnya mencerminkan kepribadian Islam.

Namun nyatanya, dalam sistem saat ini, kampus Islam pun tidak menjamin ketakwaan individu. Pergaulan yang dilakukan mahasiswa nya terlihat sekali liberal-nya. Mereka dapat dengan bebas melakukan apa saja. Termasuk hal yang tidak senonoh.

Ini merupakan bukti dari buruknya sekularisme. Pemisahan agama dari kehidupan membuat individu sangat mudah melakukan kemaksiatan. Individu tidak lagi memikirkan konsekuensi yang di dapat setelah bermaksiat, baik itu dosa, perasaan malu, hati orang tua yang tersakiti, ataupun berurusan dengan pihak kampus.

Dari sekularisme ini, individu bisa merasa bebas dalam berbuat. Mahasiswa dengan kehidupan yang liberal akan berpendapat bahwa dirinya memiliki kebebasan untuk bertingkah laku dan juga berpendapat. Alhasil, mahasiswa melakukan apapun semaunya, tanpa pertimbangan bagaimana agama menuntun hidup manusia.

Terlihat dari perbuatan mahasiswa yang berpacaran, padahal Allah Swt. sudah melarang manusia untuk mendekati zina, maka kehidupan Islam dalam kampus Islam pun tidak terlihat. Allah Swt. berfirman,
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’ [17]: 32).

Dan juga, pendidikan sekuler yang ada sekarang ini tidak menghasilkan anak didik yang takut pada Allah Swt.. Banyak anak didik yang mengabaikan aturan agama dan tidak memiliki prinsip hidup sejati. Mereka bertingkah laku diluar batas. Pola pikir dan pola sikap mereka banyak yang tidak sesuai dengan ajaran agama, meskipun sedang mengenyam pendidikan di sekolah ataupun kampus Islam.

Makin tinggi tingkat pendidikannya, tidak membuktikan makin kuatnya individu menahan arus. Hal ini dikarenakan individu atau anak didik atau mahasiswa tidak memiliki dasar yang kuat untuk menepis setiap pemahaman yang bertolak belakang dengan ajaran Islam. Dan sepertinya di anggap biasa melakukan maksiat, sehingga individu berani berbuat diluar batas hanya untuk memuaskan syahwat.

Sanksi yang ada pun seakan lemah, tidak mampu mengantisipasi maupun mengatasi tindak pelanggaran. Buktinya, masih ada pelanggaran tindak asusila yang dilakukan oleh generasi muda. Padahal, generasi muda adalah harapan bangsa.

*Aturan Islam Menyelamatkan*

Akidah Islam yang tidak ada dalam asas pendidikan saat ini membuat permasalahan peserta didik muncul beragam, termasuk tindak asusila di kampus. Sedangkan, dalam Islam ada larangan untuk mendekati zina, apalagi zina itu sendiri. Oleh sebab itu, sangat penting menjadikan akidah Islam sebagai landasan dalam sistem pendidikan.

Akidah Islam yang menjadi dasar dalam pendidikan akan menghasilkan peserta didik yang berkepribadian Islam. Pola pikir dan pola sikapnya akan berlandaskan pada syariat Islam. Peserta didik ini pula akan takut pada Sang Maha Kuasa. Sehingga, peserta didik akan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama. Disamping itu, peserta didik juga memiliki kecerdasan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain dalam pendidikan, akidah Islam juga harus ditanamkan dalam keluarga. Karena, keluarga yang menjadikan akidah Islam sebagai landasan akan melahirkan individu yang bertakwa, takut berbuat maksiat, dan taat pada perintah Allah Swt. dimana pun berada. Individu yang beriman dan bertakwa akan mempelajari Islam lebih dalam, sehingga dirinya akan mengetahui batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram agar tidak melewati batas.

Masyarakat pun mendukung terciptanya lingkungan yang islami dengan terbiasa melakukan amar makruf nahi mungkar. Masyarakat ini memiliki pemikiran, perasaan, dan aturan yang sama. Aturan ini berasal dari Sang Pencipta.

Selain itu, dalam Islam, sanksi nya membuat jera. Hukum Islam bersifat pencegah dan penebus. Mencegah orang lain melakukan tindakan kejahatan yang sama, dan menebus dosa pelaku kejahatan. Allah Swt. berfirman,
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS An-Nuur [24]: 2).

Dan juga, ada hadis Rasulullah saw.,
“Ambillah dari diriku, ambillah dari diriku, sesungguhnya Allah telah memberi jalan keluar (hukuman) untuk mereka (pezina). Jejaka dan perawan yang berzina hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun. Sedangkan duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajam.” (HR Muslim).

Begitulah Islam menjaga generasi dari berbagai macam kerusakan. Karena generasi muda merupakan penerus peradaban. Yang nantinya akan membawa peradaban menuju peradaban yang gemilang yang akan diisi oleh orang-orang yang cerdas lagi beriman dan bertakwa. Wallahualam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 12

Comment here