Opini

Selamatkan Remaja, dari Jerat Judi Online

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Pri Afifah

wacana-edukasi.com, OPINI– Indonesia saat ini berada dalam situasi darurat terkait judi online. Maraknya praktik judi online menjadi ancaman serius bagi masyarakat, terutama bagi kalangan remaja. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebut banyak pecandu judi online (judol) berusia muda.

“Judi online ini, menurut data, memang kebanyakan kaum muda, anak-anak di usia 17 sampai 20 tahun,” ujarnya dalam Dialog CNN Indonesia Connected pada Kamis (25/04).

“Ini kan meresahkan, karena kecanduan judi online, anak-anak ini bisa melakukan tindakan kriminalitas, pencurian, perampokan, dan sebagainya, belum dampak-dampak sosial lainnya,” lanjut dia.

Masyarakat yang terlibat dalam aktivitas ini sering kali mengalami kerugian finansial yang besar. Banyak pemuda yang terjebak dalam permainan judi online ini. Jika sudah menjadi candu, ia akan rela menghabiskan uangnya.

Awalnya pelaku judi akan dimenangkan terlebih dahulu oleh situs-situs penyedia layanan judi online, bahkan ia akan diuntungkan hingga puluhan juta. Mereka akan terus menyetorkan uangnya berharap terus akan mendapatkan jumlah yang lebih besar lagi. Bahkan disaat kalah dan mengalami kerugian sekalipun, ia akan tetap mengeluarkan uangnya untuk bisa terus bertaruh. Harapannya akan mendapatkan kembali kemenangan.

Akhirnya disaat modal sudah habis, ia akan rela berutang. Beredar di media sosial pemuda usia 15-21 tahun memiliki hutang hingga belasan juta, salah satu sebabnya karena terjebak dalam judi online. Akhirnya pelaku judi online akan mengalami kebangkrutan akibat kecanduan. Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau investasi produktif malah habis untuk judi.

Ketika seseorang kecanduan judi online, resiko hubungan sosialnya pun terganggu.. Banyak teman, keluarga, dan pasangan yang mungkin merasa risih dengan perilaku penjudi yang terus menerus berfokus pada perjudian. Tentunya ini bisa menyebabkan konflik dalam hubungan yang bahkan memicu terjadinya perceraian bahkan sampai pada pembunuhan.

Akibat Pengaruh Kapitalisme Sekuler

Kita tidak bisa mengabaikan bahwa anak-anak dan remaja semakin terpapar dunia digital, yang menjadi pintu utama bagi mereka untuk terlibat dalam judi online. Awalnya hanya bermain gim, namun akhirnya mereka terjerumus dan ketagihan. Situasi ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin meraih keuntungan dari perjudian. Akhirnya, anak-anak dan remaja menjadi penasaran untuk mencari uang dalam jumlah besar melalui permainan ini.

Fenomena ini mencerminkan kebebasan perilaku dalam konteks kapitalisme sekuler. Semua orang bebas menggunakan teknologi dan mengakses konten apa pun, termasuk judi. Para operator judi pun bebas mempromosikan layanan mereka kepada siapa pun, termasuk remaja muslim. Prinsip sekularisme tidak mengakui keberadaan aturan agama dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam hal-hal yang disamakan hanya sebagai permainan.

Pembinaan Berbasis Islam Sejak Dini

Islam memiliki peran penting dalam menanggulangi masalah judi online yang ditimbulkan oleh kapitalisme sekuler. Setiap keluarga muslim perlu mengintegrasikan pendidikan agama Islam sejak dini kepada anak-anak mereka. Dengan cara ini, anak-anak akan memahami bahwa segala tindakan harus sesuai dengan ajaran Islam. Orang tua dan orang dewasa di sekitar remaja juga perlu terlibat dalam upaya ini. Hal ini akan memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang seragam dalam menghadapi berbagai realitas yang dihadapi. Dengan begitu, remaja dapat menggunakan teknologi dengan bijak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.

Dalam Islam, judi dikategorikan sebagai perbuatan dosa besar yang harus dihindari oleh setiap muslim yang telah dewasa dan berakal. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak dan remaja untuk diberikan pemahaman tentang keburukan judi sejak dini. Judi dipandang sebagai perbuatan yang terkait dengan setan, dan konsekuensinya adalah neraka.

Pendidikan yang berkesinambungan sangat diperlukan. Hal ini karena berbagai bentuk kemaksiatan, termasuk judi dalam berbagai bentuknya, terus ditawarkan kepada remaja muslim melalui perangkat ponsel pintar mereka. Pendidikan Islam akan memperkuat iman mereka dan mengingatkan mereka untuk selalu mematuhi hukum syariat.

Memilih Lingkungan Pertemanan

Penting bagi remaja muslim untuk memilih lingkungan pertemanan yang positif. Mereka harus memahami bahwa teman yang baik bukanlah yang selalu mendukung tindakan mereka tanpa pertimbangan. Sebaliknya, teman yang baik adalah mereka yang tidak bosan menegur jika ada kesalahan dan selalu mengajak kepada kebaikan.

Remaja muslim perlu memilih teman yang dapat membantu mereka menjadi lebih taat dan bertakwa. Ketakwaan pribadi adalah benteng pertama dalam melawan godaan judi online.

Keluarga dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengawasi penggunaan teknologi digital oleh remaja. Mereka harus memastikan bahwa pendidikan Islam terus ditekankan di setiap aspek kehidupan remaja muslim. Potensi dan kreativitas digital yang dimiliki oleh remaja harus diarahkan untuk kepentingan yang positif, termasuk untuk meningkatkan nilai-nilai Islam.

Di samping itu, negara memiliki tanggung jawab besar dalam melindungi generasi muda dari ancaman judi. Negara memiliki kewenangan untuk membatasi dan mengontrol konten internet yang dapat diakses oleh penduduknya, termasuk konten yang melanggar hukum atau norma-norma agama.

Peran Negara

Negara juga bertanggung jawab terhadap masa depan bangsanya. Bagaimana bisa sebuah bangsa maju jika generasi muda terjebak dalam kecanduan judi online? Ini akan membawa kerusakan yang luas dalam masyarakat, serta menghadirkan masalah yang semakin kompleks dalam kehidupan.

Dalam konteks paham kapitalisme sekuler, sulit untuk menghapuskan kemaksiatan, termasuk praktik judi, karena paham ini tidak mempertimbangkan nilai-nilai agama dalam pengaturan kehidupan sosial. Hanya negara yang berdasarkan prinsip Islam dan menerapkan hukum Allah secara komprehensif yang dapat mengatasi masalah ini. Negara semacam itu akan mengutamakan kepentingan jangka panjang bangsanya, didukung oleh ketakwaan generasi muda.

Bukankah Allah SWT sudah menjamin bahwa jika penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi? []

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 7

Comment here