Oleh : Nur Khalifah (Komunitas Smart Muslimah Ketapang)
wacana-edukasi.com, OPINI– Kenakalan remaja kian hari kian menjadi-jadi. Tawuran menjadi ajang cari cuan dan demi mencari ketenaran. Semua perbuatan ternyata dilakukan untuk mendapatkan kesenangan materi.
Dilansir dari detik.com, tawuran di Jalan Basuki Rahmat (Bassura), Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur tak berkesudahan hanya karena Live di tiktok demi cuan. Agung, lurah setempat mengaku mendapatkan informasi bahwa tawuran tersebut juga dijadikan muatan konten di media sosial oleh pelaku. Dia mengungkap pelaku tawuran janjian melakukan aksinya lewat media sosial. “Cuma, yang kami selidiki bahwa mereka itu cari konten. Salah satunya itu. Karena mereka pada saat tawuran itu live, langsung, di-live-in. Tapi yang jelas, yang kami lihat, kalau kami telusuri di bawah, ya itu tadi, pertama, hanya mencari konten, cari follower dan dari situ kan, mohon maaf, bisa mendapatkan imbalan, kan? Keuntungan di dalam medsos gitu,” terang Agung.
Tawuran masa kini dilakukan dengan cara kekinian, bahkan untuk mendapatkan cuan. Hal ini menunjukkan rusaknya generasi masa depan dan ini jelas menunjukkan betapa kebahagiaan berdasarkan materi telah menghunjam kuat dalam diri umat. Bahkan menghalalkan segala cara demi pemuas materi semata. Remaja dengan segala fitrah dan potensi luar biasa yang seharusnya mengisi hari-harinya dengan hal-hal kebaikan tapi apalah daya di sistem yang menggila ini, makin membuat remaja hilang arah. Bahkan dengan beraninya melakukan perbuatan yang keji demi materi, hingga tidak memikirkan nyawa, keluarga dan masa depan lagi. Sungguh miris!
Di sisi lain, ini juga mengambarkan gagalnya sistem pendidikan mencetak generasi berkualitas. Karena kurangnya nilai-nilai Islam pada diri generasi. Selain kurangnya nilai-nilai Islam, moralitas remaja juga menurun. Yang paling mencengangkan adalah remaja banyak yang tidak mengenal agamanya sendiri. Sering muncul FYP video di tiktok rata-rata anak SMA ketika di tanya tentang rukun iman dan rukun Islam banyak yang menjawab tidak tahu. Tapi ketika di tanya nama idol K-Pop sangat lancar menjawabnya.
Inilah potret generasi yang begitu mencemaskan! Dengan maraknya tawuran ini tidak lepas dari menghujamnya pemikiran yang sekuler liberal kapitalistik di dalam kehidupan umat hari ini. Alih-alih terwujud generasi emas, justru menjadi generasi (c)emas!
Sistem hukum pun tidak memberikan solusi tuntas kepada generasi yang tawuran. Meski sudah parah keadaannya dan membahayakan bagi masyarakat. Para pelaku tawuran hanya diberikan pembinaan ala kadarnya, tidak diberikan efek jera dan dilepaskan begitu saja. Maka kemungkinan para pelaku melakukan tawuran kembali hanya karena alasan masih remaja belum berusia 18 tahun.
Gagalnya sistem sekuler dalam memberantas tawuran, maka hal ini akan terjadi terus menerus. Faktanya korban bukan hanya pelaku tapi orang-orang yang tidak bersalah. Begitu bobroknya sistem kapitalis sekuler. Tidakkah umat berpikir tentang kelayakan sistem rusak ini?
Sedangkan remaja di dalam pengaturan Islam sangatlah berbeda. Islam memiliki tujuan Pendidikan yang luhur dan menjadikan anak dapat bertahan hidup dalam situasi apapun dengan tetap terikat aturan Allah dan RasulNya. Justru tujuan utama pembangunan manusia adalah menciptakan generasi yang bertakwa, mempunyai iman yang kokoh, bertanggung jawab, mustanir, mempunyai kepribadian Islam yang kuat, ambisi terhadap ilmu dan Ridho Allah sangat jauh sekali dengan remaja pada kehidupan yang sekuler kapitalisme. Tentunya untuk mencapai semua tujuan ini memerlukan sistem yang mendukung, sistem yang tidak lahir dari pikiran manusia, tidak lahir dari nafsu materi, tapi dari Rabb Maha Kuasa, yang membentuk generasi yang berkualitas, melindungi dan menyelamatkan generasi dari berbagai kemaksiatan, kejahatan dan dosa. Ini semua hanya bisa diterapkannya sistem Islam secara komprehenshif (kaffah) dalam naungan Khilafah Islamiyyah yang di dalam sejarah melahirkan generasi yang berkualitas dan mempunyai kecerdasan intelektual untuk kebangkitan Islam.
Pendidikan dirumah juga sangat penting. Peran orang tua ditengah keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak terutama seorang ibu sebagai pendidikan pertama dan utama, yang sangat paham dengan kehidupan anak, mendidik anak yang akan melahirkan generasi yang berkualitas di tengah-tengah umat. Laum ibu dalam kesehariannya bukan hanya membesarkan anak tanpa visi yang jelas, tapi memang seharusnya menjadi ibu bagi peradaban, visioner demi tegaknya agama yang maha mulia ini yakni Islam.
Islam memahamkan tujuan hidup setiap muslim adalah untuk ibadah dan membawa manfaat untuk umat. Remaja muslim di sistem Islam membaktikan seluruh hidupnya untuk Islam yaitu dengan mewujudkan ketaatan secara total (kaffah) pada Rabb-nya, visioner, memiliki karakter pembebas, tidak hanya generasi emas. Para remaja akan menghabiskan waktunya kepada hal-hal yang bermanfaat, mereka akan menjadi ulama, mujahid, ilmuwan, penguasa yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dan menjadi apa pun untuk berkontribusi kepada kejayaan Islam.
Rasulullah saw bersabda :
“Tujuh golongan yang dianaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan, kecuali naungan-Nya, yakni imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribdah kepada Allah, ….”
(Hr. Bukhari)
Dengan penerapan syariat Islam secara keseluruhan, masalah tawuran dan kenakalan remaja lainnya antar generasi akan terselesaikan dengan aksi nyata dan solusi yang tuntas. Hanya sistem Islamlah yang bisa mengatasi semua masalah kehidupan!
Wallahu alam bissawab.
Views: 17
Comment here