Opini

Banyak Anak Gagal Ginjal, Bukti Negara Gagal

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Novianti

wacana-edukasi.com, OPINI-– Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana salah satu atau kedua ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. Penderita dengan kondisi gagal ginjal kronis biasanya menjalani proses cuci darah 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Bisa dibayangkan, betapa panjangnya proses pengobatan pasien gagal ginjal, apalagi jika penderitanya adalah anak-anak.

Gagal Ginjal Pada Anak

Faktanya, banyak anak yang mengalami gagal ginjal. Ada berita viral memperlihatkan anak-anak yang sedang menjalani cuci darah di RSCM, Jakarta. Meski dokter spesialis anak RSCM, Eka Laksmi Hidayati, sebagaimana diwartakan tempo.co (26-07-2024) mengatakan, suasana di RSCM terjadi karena sebagai rumah sakit rujukan. Beliau menegaskan kasus gagal ginjal pada anak tidak terlalu banyak.

Pernyataan dr. Eka tidak lah berarti kasus gagal ginjal pada anak bisa disepelekan. Dikutip dari laman kemkes.go.id (19-10-2022), jumlah anak yang mengalami gagal ginjal menunjukkan peningkatan. Penyebabnya bisa dikarenakan faktor genetik atau gaya hidup.

Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, 1 dari 5 anak-anak di Indonesia mengalami kelebihan berat badan. Peningkatan kasus obesitasnya sangat memprihatikan, dari yang awalnya 11 juta (tahun 1975) menjadi 123 juta (tahun 2016). Peningkatannya 10 kali lipat dalam empat dekade. Sebanyak 55% obesitas anak akan menjadi obesitas pada saat remaja, selanjutnya 80% obesitas remaja bertahan hingga dewasa. Fakta ini menunjukkan ada potensi peningkatan gagal ginjal di masa mendatang termasuk pada anak, karena obesitas dapat berakibat pada menurunnya fungsi ginjal.

Makanan Minuman Berbahaya

Orang tua dapat menjaga kesehatan ginjal anak dengan memperhatikan makanan minumannya. Sebagaimana diungkapkan dr. Eka, pola gaya hidup tidak sehat mendominasi faktor penyebab gagal ginjal. Gagal ginjal bukanlah penyakit yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan muncul sebagai konsekuensi dari penyakit lain seperti obesitas atau diabetes yang bisa berawal dari banyak mengonsumsi makanan minuman kemasan.

Saat ini masyarakat dibanjiri berbagai produk kemasan dengan kandungan garam dan gula yang tinggi yang dapat mengakibatkan adiksi. Hal ini bisa mengubah perilaku sampai pada tahap sudah menjadi gaya hidup yang sulit diubah. Kondisi ini sengaja diciptakan agar industri bisa meraup keuntungan. Restoran makanan cepat saji pun tersebar di berbagai tempat strategis menjual makanan minim nutrisi. Itulah mengapa disebut junk food atau makanan sampah.

Fakta di atas membuktikan ada kondisi kontradiktif. Dimana negara seharusnya melindungi kesehatan anak-anak, pada sisi lain sumber-sumber yang mengancam kesehatan malah dibiarkan. Baru-baru ini terbit PP No 28/2024 tentang pengenaan cukai terhadap pangan olahan, termasuk pangan olahan siap saji. Disebutkan PP ini dalam rangka upaya pengendalian konsumsi gula, garam, dan lemak yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Meski demikian, keberadaan PP ini tidak memadai untuk melindungi masyarakat. Malah terkesan, pendorong lahirnya PP bukan karena kepedulian negara terhadap rakyatnya, melainkan adanya faktor ekonomi yaitu untuk menambah pemasukan negara dari sektor pajak.

-Mindset Makan-
Keluarga merupakan lingkungan terdekat untuk membangun gaya hidup sehat termasuk dalam pola makan dan minum. Banyak yang masih memahami, makan adalah untuk kesenangan, bukan kebutuhan. Ditinjau dari sisi agama, makanan seharusnya diposisikan sebagai cara untuk menegakkan tubuh agar bisa beribadah. Bukan sekadar memenuhi rasa lapar atau memperoleh kepuasan, lantas orang menjadi senang setelah makan.

Islam memberikan syarat yang masuk dalam tubuh harus halal dan tayib. Batasan tentang apa saja yang halal sudah ditentukan dalam Islam. Sedangkan yang terkategorikan tayib adalah mengandung nutrisi sehingga bermanfaat bagi tubuh. Tidak semua yang halal adalah tayib, sebagai contoh makanan yang mengandung gula atau junk food.

Tubuh jangan dilihat sebatas bentuk fisik, melainkan kumpulan 100 triliun sel yang selalu melakukan regenerasi. Sel-sel dalam tubuh ada yang mengalami kerusakan dan kematian dengan jumlah mencapai 400 miliar setiap hari. Sel-sel baru harus hidup dengan baik melalui asupan oksigen dan makanan. Apabila seseorang mengonsumsi makanan yang minim nutrisi berarti sel-sel baru yang terbentuk berkualitas buruk seperti sel darah atau sel organ. Seseorang dengan pola makan yang buruk, dalam jangka panjang akan menghadapi problem kesehatan.

Oleh karena itu, membangun pola hidup sehat menjadi salah satu cara agar terhindar dari gagal ginjal. Akan tetapi tidak bisa dibebankan pada keluarga saja, melainkan sangat membutuhkan dukungan negara, bahkan porsinya sangat besar. Ketahanan pola hidup sehat keluarga bisa bocor apabila diserbu industri dan restoran makanan siap saji terus mebyerbu bertubi-tubi.

-Halal dan Tayib, Butuh Dukungan Sistemis-
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 168 ,”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik (tayib) dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Perintah ini ditujukan kepada semua manusia, dengan kata lain negara wajib menjaga pemenuhan kebutuhan rakyat akan makanan halal dan tayib.

Diperlukan regulasi yang menyeluruh dan tegas dalam mewujudkan pola hidup sehat masyarakat. Saat ini, penjagaan kesehatan masyarakat berhadapan dengan industri-industri besar level global. Mereka adalah lokomotif pembawa gerbong yang di dalamnya ada industri yang akan membanjiri pasar dengan produk dan gaya hidup yang dibungkus dengan bermacam marketing yang menarik.

Memang akan selalu terjadi kontradiksi di negara yang menerapkan sistem kapitalis. Penguasa mustahil memberikan pelayanan dan proteksi paripurna kepada rakyatnya, karena mereka selalu bergandengan tangan dengan para kapital sebagai partner pembangunan. Hubungan keduanya tidak bisa dipisahkan, akan selalu langgeng dalam sistem politik demokrasi. Industrialisasi adalah konsep pembangunan ala kapitalis, menjadi salah satu sumber pemasukan negara yaitu melalui pajak.

Dari sini bisa dimengerti, gagasan apapun selama masih menerapkan sistem kapitalisme, tidak akan pernah menyelesaikan persoalan kesehatan. Ini dikarenakan, karakter yang melekat pada sistem tersebut adalah memberi karpet merah bagi ekspansi para kapital yang bermuara pada kepentingan pemodal dunia, meski harus mengorbankan kepentingan rakyat. Sistem kapitalis akan menjadi bumerang yang lambat laun membunuh para pemujanya sekali pun.

Agar bertransformasi menjadi rezim yang sehat, tidak ada pilihan selain menggantikan sistem kapitalisme dengan sistem Islam kaffah. Sistem yang bersumber dari Allah Swt., memberikan perlindungan paripurna terhadap semua aspek kebutuhan manusia.

Melalui mekanisme sistem Islam yang sempurna dan menyeluruh, penguasa menjamin ketersediaan bahan pangan yang halal dan tayib seiring dengan edukasi tentang gaya hidup sehat. Sanksi tegas diberikan pada pelaku yang menjual produk melanggar standar halal dan tayib. Tidak ada kompromi dengan para pelaku pelanggaran karena kedudukan penguasa sebagai pelayan rakyat, bekerja dengan kesadaran bahwa jabatannya adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 11

Comment here