Surat Pembaca

Banyaknya Mahasiswa Bunuh Diri, Bukti Kelam Pendidikan

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Banyaknya kasus bunuh diri pada mahasiswa akhir-akhir ini, seperti yang diberitakan di beberapa media massa mendatangkan keprihatinan yang mendalam. Tercatat mereka berasal dari kampus-kampus ternama di negeri ini yang berada di beberapa kota besar.

Kota yang berjargon kota pelajar pun tak lepas dari kasus ini. Bahkan, dalam satu kota yaitu Semarang kasus bunuh diri mahasiswa terjadi di beberapa kampus seperti Undip, Udinus, Unnes, Unika, USM (radarsemarang.jawapos.com/15/7/2024). Tak jauh berbeda dengan salah satu kampus di kota hujan IPB, tercatat sejak 2015 ada lima kasus bunuh diri yang terjadi (rejabar.republika.co.id/9/08/2024).

Dalam kasus bunuh diri yang terjadi di UGM misalnya, pihak kampus menyatakan bahwa mereka sudah berupaya melakukan pendampingan mental dan melakukan screening kesehatan mental bagi seluruh mahasiswa ketika mereka mengisi KRS (Kumparan.com/13/08/2024). Namun hal ini belum bisa mencegah dari kasus bunuh diri mahasiswa.

Bisa dibayangkan bahwa begitu kompleksnya persoalan kehidupan mereka sehingga, memilih untuk mengakhiri hidup. Semua ini tak lepas dari sistem hidup yang diterapkan yaitu kapitalis sekuler. Sehingga, sistem pendidikannya pun tak jauh dari itu. Sejatinya sistem ini lahir dari peradaban barat yang sengaja di tanam di negeri-negeri muslim termasuk Indonesia.

Pendidikan dengan sistem kapitalis sekuler terbukti gagal dalam mencetak generasi berkepribadian utuh dan berkarakter karena orientasi dari pendidikan kapitasi sekuler adalah mencetak manusia dengan tujuan materi yang menghalalkan apapun tanpa memandang baik dan buruk. Hal ini semakin diperburuk dengan lemahnya kontrol dari keluarga dan masyarakat yang harusnya menjadi support sistem kehidupan.

Islam Memiliki Sistem Pendidikan

Karena Islam datang dari sang Maha Pencipta maka apa yang ada di dalam nya pastilah benar. Di dalam Islam, sistem pendidikannya berasal dari akidah Islam. Tujuan dari pendidikan Islam untuk mencetak individu-individu yang bertakwa kepada Allah sehingga, dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Az Zaryat:56, Ali Imran:102).

Pendidikan Islam akan membentuk pola sikap dan pola pikir islami, bertsaqafah yang luas sebagai bekal mengarungi kehidupan. Hal ini tentunya di dukung dengan pilar lain yang juga sesuai dengan Islam termasuk keluarga, masyarakat dan negara tentunya.

Negara memberikan jaminan pendidikan bagi seluruh warga negaranya secara gratis dan memberikan kesempatan yang luas bagi mereka untuk menempuh pendidikan ke tahapan yang paling tinggi tanpa membedakan selama mereka mampu. Fasilitas berupa sarana dan prasarana dipersiapkan oleh negara dengan kurikulum pendidikan yang berbasis akidah Islam.

Hal ini pernah terjadi pada massa kekhilafahan dahulu sehingga, lahirlah para cendekiawan muslim yang tidak hanya handal pada masalah dunia tapi juga agama. Sampai saat ini bahkan karya dan penemuanya masih digunakan dan diakui di dunia modern.

Ilmuwan seperti Ibnu Shina yang merupakan pakar kedokteran, Al Khawarizmi sebagai pakar matematika, Al Idrisi dikenal sebagai pakar geografi, Ibnu Al Haitsam sang pakar fisika dan masih banyak lagi. Semua hal ini akan mungkin dapat tercapai lagi jika kita kembali kepada Islam sebagai sistem yang diterapkan untuk mengatur kehidupan.

Imro’atun Dwi Puranti, S.Pd.
Yogyakarta

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 22

Comment here