Surat Pembaca

Sumbu Pendek Sekularisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Lulu Nugroho, Muslimah Revowriter Bandung

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Kehidupan yang aman menjadi sesuatu hal yang penting bagi manusia, sebab di sana ada jaminan bagi setiap individu untuk berkembang, mengarungi kancah kehidupannya, serta memenuhi kebutuhan dasarnya dan naluri-naluri yang melekat dalam dirinya. Namun saat ini keamanan sangat sulit didapat. Di berbagai wilayah, selalu saja ada kerusakan yang ditimbulkan oleh oknum tertentu.

Begitu pun yang terjadi pada seorang sopir mobil pikap bernama Bayu Kristanto (35). Ia menjadi korban pembacokan yang dilakukan dua orang pengamen di Jalan Soekarno Hatta, Batununggal, Kota Bandung, saat menolak memberikan tumpangan, tepat di Simpang Batununggal.

Bayu beralasan, karena di belakang mobilnya terdapat sepeda motor yang akan dijual kepada rekan bisnisnya. Akibatnya, kepala, lutut dan tangan Bayu luka terkena sajam pelaku. Satu orang terduga pelaku, bernama Iyus (19) berhasil ditangkap petugas Unit Reskrim Polsek Bandung Kidul, lainnya masih dalam pengejaran. Kapolsek Bandung Kidul Kompol Sularjo mengatakan pada wartawan, “Kejadiannya Kamis, 29 Agustus sekitar pukul 21.30 WIB”. (DetikJabar, 2-9-2024)

_
Sekularisme Menghilangkan Rasa Iba
_
Penggunaan sajam untuk menyelesaikan persoalan, adalah buah dari penerapan sekularisme. Karena tak tercapai keinginannya, pelaku naik pitam hingga akhirnya melakukan penyerangan. Terdapat istilah sumbu pendek untuk manusia jenis ini, yaitu seseorang yang mudah marah dan emosi, bahkan tak jarang berkata kasar dan melakukan tindakan anarkis.

Tidak ada rasa iba dan kemanusiaan, antar sesama manusia. Bahkan sebaliknya, sanggup menganiaya demi memuaskan nafsunya. Kondisi ini acapkali terjadi, mengiringi beragam bentuk kejahatan. Alhasil keamanan laksana barang mewah di negeri ini, sulit sekali mendapatkannya. Di jalan, di kampung, di gang-gang pemukiman penduduk, bahkan di rumah sekalipun, manusia harus senantiasa waspada dan berhati-hati. Siapapun bisa menjadi menjadi pelaku, sekalipun kerabat dekat sendiri.

Terjadi fenomena seperti ini disebabkan jauhnya manusia dari tuntunan Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, Al-Qur’an dan As-Sunnah tak lagi dijadikan sebagai pedoman. Pemisahan agama dari kehidupan, telah membuat manusia gamang menjalani kehidupannya. Maka tak heran muncul banyak kerusakan.

Inilah yang disebut dengan sekularisme, atau fashludin a’nil hayah. Ia menjadi induk kejahatan. Tanpa kendali syariat, manusia bebas berbuat semaunya, tak peduli baik atau buruk. Pun tak ada sandaran perbuatan yang benar, hingga manusia memiliki takaran masing-masing terhadap perbuatannya.

_
Islam Menundukkan Naluri
_
Dalam Islam, naluri mempertahankan diri (gharizah baqa’) ada dalam kendali syariat. Sejalan dengan menancapnya keimanan seseorang, maka pemenuhan naluri tadi akan berjalan beriringan dengan hukum Allah. Kesadaran akan hubungan manusia dengan Allah (idrak sillah billah) membuat manusia senantiasa berhati-hati menakar perbuatannya. Bersandar pada nilai Ilahi, halal, atau haram.

Maka setiap individu dipastikan tidak akan menyakiti sesama manusia, tidak juga kepada makhluk Allah SWT lainnya, baik tumbuhan atau hewan. Aspek ruhiyah tumbuh subur di negeri yang diterapkan Islam kaffah di sana. Suasana keimanan (jaawul iimani) yang kondusif menjadi atmosfer yang menaungi kehidupan umat. Alhasil seluruh manusia pun akan berlomba-lomba memberikan sikap terbaiknya di hadapan Allah.

Terjadi kerja sama antar umat, tolong menolong dalam kebaikan dan takwa, serta saling menasehati, agar syariat senantiasa tegak, berkelindan di tengah kehidupan. Hingga pelaku maksiat dan kemungkaran, akan malu mengumbar keburukannya.

Negara juga menjaga hukum Allah melalui struktur Keamanan Dalam Negeri (amnid dakhili) dengan petugas kepolisian (Asy-Syurthah) dan para Qadhi (Al-Qadhu) yang akan terus memastikan kehidupan berjalan sesuai aturan. Islam menegakkan persanksian tegas yang bersifat penebus (jawabir) dan pencegah (zawajir).

Seperangkat pengaturan dan penerapan Islam yang sistemis dan menyeluruh dalam kendali negaralah, yang akan mewujudkan perbaikan di semua lini kehidupan. Pun menghapus semua tindak kejahatan dan pelaku-pelakunya, yang akan menghalangi kebangkitan umat. Allahumma ahyanaa bil Islam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 10

Comment here