Surat Pembaca

Palestina Butuh Junnah

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Serbuan roket entitas Yahudi kembali diluncurkan ke Ibu Kota Negeri Rafic Hariri, Beirut, Lebanon, pada Jumat (27/9/2024). Dalam laporan Al Jazeera, lebih dari selusin ledakan dilaporkan terjadi di daerah Dahiyeh, yang telah menjadi sasaran serangan udara dalam beberapa hari terakhir.

TV Al-Manar milik Hizbullah mengatakan serangan tersebut menghancurkan sedikitnya tujuh bangunan di daerah pinggiran Haret Hreik, mengubahnya menjadi tumpukan puing, (CNBCIndonesia.com, 28/9/2024).

Jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Lebanon selatan sejak Senin (23/09) terus bertambah. Kementerian Kesehatan Lebanon mengeklaim hampir 800 orang tewas dalam serangan yang diklaim sebagai yang paling mematikan sejak akhir perang saudara pada 1990, (bbc.com, 27/9/2024).

Perlu dipahami, bahwa entitas Yahudi yang menduduki wilayah Palestina saat ini yang kemudian dikenal dengan nama Israel adalah entitas yang dibuat oleh Barat, khususnya Inggris ketika menjadi negara adidaya, kemudian dilanjutkan oleh Amerika. Ketika Inggris menjadi adidaya dan Palestina di bawah pemerintahan Inggris, kaum Yahudi dalam jumlah besar meninggalkan tempat tinggalnya dari Eropa menuju Palestina. Mereka kemudian dipersenjatai oleh Inggris lalu mendirikan Negara di atas wilayah Palestina. Sejak itu mereka berubah menjadi agresor dengan dukungan penuh dari Inggris, Amerika dan negara-negara Barat.

Ketika itu Israel sengaja dijadikan sebagai duri di dalam daging yang bisa digunakan untuk menyulut konflik di tengah-tengah kaum Muslim, khususnya wilayah Syam yakni Palestina, Yordania, Lebanon, dan Suriah serta Timur Tengah. Arogansi Zionis makin kuat karena diamnya negara-negara di dunia termasuk penguasa Negeri Muslim sehingga serangan makin masif dan merajalela.

Oleh karena itu, umat Islam tidak bisa berharap solusi hakiki atas masalah Palestina kepada penguasa Negeri Muslim. Pasalnya, para penguasa kaum Muslim yang telah melakukan perdamaian dengan entitas Yahudi tidak mewakili kaum Muslim, bahkan tidak sedikit diantara mereka justru merupakan antek dan kaki tangan negara-negara kafir penjajah. Sebab itulah, berbagai upaya perdamaian yang telah dilakukan oleh para penguasa kaum Muslim tetap tidak bisa mengubah status Israel menjadi Dar al-Harb Hukman atau Mu’ahad.

Demikian pula kaum muslimin tidak bisa berharap pada kelompok milisi, seperti Hizbullah di Lebanon. Meskipun Hizbullah mengklaim memiliki gudang persenjataan yang besar dan didukung oleh Iran yang mempunyai senjata nuklir dan militer yang lebih besar ketimbang Zionis Yahudi, penjajahan Palestina tidak akan berakhir, sebab masalahnya baik Iran maupun Hizbullah, sama-sama tidak bekerja dan melayani kepentingan Islam dan umatnya tetapi bekerja dan melayani kepentingan negara-negara kafir penjajah khususnya Amerika. Maka, bisa dipastikan senjata milisi Hizbullah maupun negara Iran yang bisa menghancurkan entitas Israel tidak akan pernah diluncurkan.

Hal yang sama juga akan dilakukan negeri-negeri Muslim di sekitar Palestina. Negara-negara ini tidak bekerja dan melayani kepentingan Islam dan umatnya tetapi bekerja dan melayani kepentingan negara-negara kafir penjajah, diantaranya Inggris, Amerika, dan Perancis. Oleh karena itu, meski negara-negara tersebut mempunyai senjata nuklir dan militer yang lebih besar ketimbang Zionis Yahudi, tetap saja tidak digunakan untuk menyerang dan menghancurkan Zionis Yahudi.

Harus dipahami, bahwa saat ini negeri-negeri Muslim terpecah belah menjadi banyak negara dengan sekat-sekat nasionalisme, hal ini terjadi sejak runtuhnya Khilafah Islam tahun 1924 Masehi. Hal ini membuat persaudaraan Islam tidak terwujud dan negeri Muslim mencukupkan hanya dalam retorika dan hanya sedikit senjata. Walaupun sebenarnya mereka memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari yang ditunjukkan.

Muslim Palestina sejatinya membutuhkan kehadiran pasukan Muslim dari negeri-negeri Muslim untuk melawan penjajah Zionis Yahudi. Kehadiran tentara Muslim hanya akan terwujud ketika umat memiliki Khilafah sebagai pemersatu umat Islam yang berperan sebagai junnah (pelindung).

Perannya sebagai junnah ini, menjadikan Khilafah mengerahkan segala kemampuannya untuk menyelamatkan Muslim yang tertindas dan terjajah. Selain itu, Khilafah hanya bekerja dan melayani kepentingan Islam dan umatnya, bukan bekerja dan melayani kepentingan negara-negara kafir penjajah.

Jika ini semua telah diterapkan Khilafah, maka solusi hakiki dan permanen untuk menyelesaikan masalah Palestina ini sangat mudah. Namun, tegaknya Khilafah membutuhkan perjuangan dari seluruh kaum muslimin. Oleh karena itu, penting membangun kesadaran di tengah-tengah umat, bahwa masalah Palestina adalah eksistensi entitas Yahudi dan mereka hanya bisa dilawan dan ditaklukan dengan tegaknya Khilafah.

Masihkah kita mengabaikan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menyatukan kaum muslimin dalam satu negara?

Wallahu a’lam bishshawab

Sumariya
Aktivis Muslimah

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 15

Comment here