Opini

Islam, Mengatasi Stunting

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Hawa Aziz

Wacana-edukasi.com, OPINI-– Anggota DPR RI, Irma Suryani, S.E.,MM. bersama BKKBN Sumsel mengadakan kegiatan sosialisasi KB & stunting di Desa Mukti Karya, Kecamatan Mesuji, Kabupaten OKI. Kegiatan itu untuk memberikan pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya Keluarga Berencana serta langkah-langkah pencegahan stunting demi generasi yang lebih sehat dan berkualitas.

Faktor penyebab utama stunting ialah kurangnya asupan makanan bergizi dan lingkungan yang tidak baik. Makanan bergizi ialah makanan yang memenuhi perinsip 3 sehat 5 sempurna dan dalam Islam makanan yang dianjurkankan adalah halalan thoyyiban yang ada dalam QS Al-Baqarah: 168, “Wahai manusia makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah langkah setan, sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu,”

Adapun Menkes, Budi Gunadi Sadikin menyoroti lambatnya penurunan angka stunting di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkes tahun 2024, angka stunting tercatat 21,5 persen, yakni hanya turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya 21,6 persen. Menurut WHO, Indonesia menempati urutan tertinggi ke 27 dari 154 negara yang memiliki data stunting dan menjadikan Indonesia berada urutan ke lima di antara negara-negara Asia,

Stunting dapat menghambat perkembangan intelektual anak, sehingga potensi mereka tidak tercapai sepenuhnya, dan menghambat perkembangan intelektual anak, sehingga potensi mereka tidak tercapai sepenuhnya. Stunting memiliki dampak jangka panjang yang serius pada individu dan masyarakat, termasuk penurunan produktivitas, kualitas sumber daya manusia yang buruk, hingga beban ekonomi yang tinggi. Hal ini dapat menghambat upaya Indonesia untuk menjadi negara yang berdaya saing tinggi di pasar global. Pencapaian Indonesia emas pada 2045 membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi,

Stunting, sering terkait dengan masalah kemiskinan. Keluarga yang hidup dalam kemiskinan lebih rentan terhadap stunting. Stunting dapat memperdalam kesenjangan ekonomi. Menko PMK telah menyebutkan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan satu badan khusus untuk menangani persoalan stunting ini dengan harapan hasilnya akan maksimal.

Namun, problem di negeri ini sejatinya tak semata pada penanganan stunting. Justru tegaknya sistem demokrasi sebagaimana penegak kehidupan itulah yang meniscayakan beragam kepentingan, hingga stunting tak dapat dihindari. Kita melihat disparitas ekonomi yang begitu tinggi, yakni kesenjangan gaya hidup si kaya dan si miskin. Belum lagi kebijakan impor pangan, berikut masuknya korporasi pangan asing, ternyata belum cukup mendeskripsikan niat baik pemerintah untuk mengatasi ketersediaan pangan, alih-alih mengatasi stunting yang jauh dari kata layak. Sebab, kenyataannya demokrasi lebih cenderung pada pertumbuhan ekonomi daripada pengurusan hajat hidup rakyat secara manusiawi. Inilah fakta yang tak bisa dihindari, sebab demokrasi lahir dari ideologi kapitalis, hingga kebijakan yang dihasilkannya sering mengabaikan hajat hidup publik, bahkan mempertaruhkan kualitas generasi.

Hal ini sangat berbeda dengan negara khilafah yang benar-benar menunaikan mandatnya selaku pelayan umat dengan melaksanakan sabda Rasul Saw, “Seorang Imam adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawabannya,” (HR. Bukhari)

Selanjutnya, khilafah juga memberikan jaminan ketahanan dan pembangunan keluarga yang berlandaskan aqidah Islam, agar keluarga mampu menjadi pilar peradaban. Khilafah juga akan menjamin keberlangsungan pendidikan generasi agar menjadi generasi muslim kuat dan sehat. Mereka juga terjaga dalam keimanan dan ketakwaan.

Inilah pentingnya menyelesaikan stunting agar sejalan dengan fitrah manusia. Islam sebagai ideologi yang berasal dari Allah Swt., diposisikan menjadi pengatur kehidupan. Ini jelas sekali bedanya dengan politik dalam demokrasi yang berorientasi pada kekuasaan. Bahkan, demokrasi mengabaikan aturan-aturan Allah Swt. yang Maha Pencipta.

Memang sudah waktunya kaum Muslim dan manusia seluruhnya beralih pada satu-satunya sistem alternatif untuk mengelola kehidupan ini agar senantiasa sesuai fitrah, itulah khilafah, sistem pemerintahan yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah. Bagi Khilafah sumber daya manusia adalah kekuatan peradaban dan kecemerlangan pemikirannya adalah kekayaan yang tak ternilai. Semua itu, yang akan menjadi bekal untuk menuju ketaatan pada Allah Swt.

Oleh karena itu, umat Islam akan beroleh posisi selalu umat terbaik (khoirul ummah). Firman Allah Swt. dalam QS Ali-Imran: 106, “Kamu adalah Ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh pada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” Inilah hakekat pengurusan urusan umat yang disebut Islam politik. Politik adalah unsur terpenting dalam Islam. Agar mendapatkan solusi tuntas, kasus stunting hendaknya diatasi dengan Islam politik pula, karena Islam adalah Ideologi yang ketika diterapkan akan memberi solusi yang sesuai fitrah, memuaskan akal, dan memberikan ketenangan jiwa.

Cara Islam mengatasi stunting berawal dari pemenuhan kebutuhan pangan dan nutrisi masyarakat individu per individu. Negara juga tidak mengutamakan ketersediaan pangan semata-mata dari impor. Sebaliknya negara akan fokus pada peningkatan produksi pertanian dan pangan, segala riset, dan jaminan kelancaran segala proses pengadaannya. Negara juga akan memiliki data yang akurat untuk ketersediaan pangan agar tepat sasaran.

Demikianlah, aktivitas dalam politik demokrasi menghalalkan segala cara, menerapkan hukum buatan manusia, sekaligus mengeliminir hukum-hukum Allah Swt. yang semua nya akan berbuah kemaksiatan. Akan tetapi, sebaliknya aktivitas politik Islam bertujuan menegakkan hukum-hukum Allah Swt. dan mewujudkan Islam Rahmatan lil alamin, sehingga segala sesuatu berbuah menjadi umat terbaik.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here