Surat Pembaca

FOMO Picu Generasi Materialistik, Buah Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) telah menjadi salah satu tren signifikan di kalangan generasi Z. Dengan kehadiran teknologi digital, terutama media sosial, kecenderungan untuk merasa tertinggal atau tidak terlibat dalam kegiatan yang dianggap penting menjadi semakin nyata. Dari perspektif komunikasi, FOMO mencerminkan dampak besar interaksi berbasis teknologi terhadap psikologi dan perilaku komunikasi individu, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Berita, cerita, dan konten dari teman atau selebriti menciptakan tekanan tersendiri untuk selalu berada dalam lingkaran informasi. Jika tidak, mereka merasa tertinggal dan terisolasi, memicu FOMO, (kumparan.com, 12/9/2024).

Faktor yang menyebabkan gen Z cenderung membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan yang dipamerkan orang lain adalah tidak adanya standar kemuliaan yang benar, sehingga muncul kecemasan akan ketertinggalan atau keterasingan (FOMO) pada diri mereka. Bahkan demi tidak ketinggalan tren mereka sampai melakukan doom spending (gemar berhutang).

Sejatinya akar masalah munculnya gaya hidup FOMO tidak serta merta akibat tren di medsos. Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab Nidzamul Islam bab Thariqul Iman menjelaskan, bahwa seseorang berperilaku sesuai dengan pemahamannya. Sementara itu, pemahaman yang merebak saat ini dipengaruhi oleh ide sekularisme, kapitalisme, dan liberalisme.

Sekularisme adalah ideologi yang memisahkan agama dari kehidupan, sehingga membuat manusia merasakan kehidupan di dunia tidak terikat dengan aturan agama kecuali masalah spiritual, maka lahirlah ideologi kapitalisme yang memandang capaian dan kepuasan materi menjadi orientasi hidup. Tak aneh jika atmosfer kehidupan saat ini sangat jauh dari nilai agama dan hanya mengedepankan kepuasan validasi dari orang lain. Alhasil, muncul gaya hidup liberal, hedonistik, dan konsumtif.

Semua kesenangan dunia sesaat mendominasi dan menjadi prioritas utama, ditambah lagi regulasi dalam sistem kapitalisme tidak memberikan perlindungan bagi gen Z, misalnya dari sistem pendidikan. Pendidikan sekularisme kapitalisme justru membekali siswa dengan pemahaman hidup yang materialistik.

Platform di media sosial dibiarkan menciptakan gaya hidup FOMO yang semakin menjerumuskan generasi pada lingkaran materialistik. Selain itu, gaya hidup FOMO sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan pengabaian potensi generasi Z untuk berprestasi dan berkarya yang lebih baik, juga menghalangi potensinya sebagai agen perubahan menuju kebaikan.

Sangat berbeda dengan sistem Islam dalam menjaga generasi Z dari gaya hidup rusak, seperti FOMO. Khilafah akan memberikan perlindungan ekstra kepada semua warganya termasuk generasi Z. Perlindungan ini sebagai cerminan akidah Islam yang mengharuskan siapapun terikat dengan aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kehidupan.

Dalam Islam, negara berfungsi sebagai junnah (pelindung), sedangkan pemuda memiliki potensi luar biasa dan kekuatan yang dibutuhkan umat, terlebih sebagai agen perubahan menuju kebangkitan Islam. Selain itu, sebagai junnah negara Khilafah akan memastikan potensi generasi Z terarah untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslimin.

Islam memiliki sistem pendidikan yang akan mampu melejitkan potensi gen Z dan mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuan penciptaan dan mempersembahkan karya terbaik untuk umat dan Islam. Hal ini dikarenakan di sistem pendidikan Islam memastikan setiap individu memiliki kepribadian Islam dan keahlian ilmu kehidupan.

Tolak ukur kepribadian Islam dilihat dari aqliyah (cara berpikir) dan nafsiyah (cara bersikap) sesuai dengan syariah, sehingga setiap individu akan memiliki kesadaran untuk beramal sesuai dengan syariat Islam.

FOMO karena ketinggalan tren, bersikap Hedon, liberal, konsumtif bukan perilaku yang dibenarkan syariat, maka gaya hidup seperti itu tidak akan mendapat tempat dalam atmosfer kehidupan generasi Khilafah, sebab mereka menyadari kemuliaan terletak pada amal shalih dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Media dalam Khilafah digunakan untuk mengedukasi umat terkait syariah, meningkatkan taraf berpikir politis warga negara, menunjukkan haibah (kewibawaan) Khilafah di kancah perpolitikan internasional.

Sebagai generasi muda, gen Z Muslim harus menyadari bahwa mereka memiliki potensi yang luar biasa sebagai agen perubahan yang sangat dibutuhkan umat, yakni perubahan untuk membangun kembali peradaban gemilang yang pernah dicapai umat Islam pada masa lalu dalam naungan Khilafah Islamiyah.

Sumariya
Aktivis Muslimah

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here