Oleh : Melani N (Aktivis Muslimah)
Wacana-edukasi.com, OPINI– Sungguh harus dengan apa agar umat ini bergerak, menyaksikan peristiwa yang telah terjadi di Palestina. Genbahasaosida tetap berlanjut, Zionis terus merangsek ke seluruh kota di jalur Gaza. Hingga tempat perlindungan yang merupakan jalur aman tidak lepas dari sasaran Zionis Yahudi.
Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 42.603 warga Palestina dan melukai 99.795 orang, kata kementerian kesehatan. Jumlah tersebut lebih rendah, diperkirakan 10.000 jenazah tertimbun dipuing-puing bangunan.
Bahkan militer Israel telah membuat kehidupan di Gaza Utara mustahil bagi warga Palestina. Banyak dari mereka telah menghadapi kelaparan dan penggungsian berulang kali kata OHCHR (CNN.21/10).
Saat awal peperangan berlangsung berbagai perundingan dengan beberapa negara tidak menuai hasil. Padahal kejahatan yang dilakukan oleh Zionis sangat nampak nyata, berbagai media meliputi kebrutalan yang dilakukan oleh Zionis terhadap penduduk Gaza. Kebrutalan dan kebiadaban tentara Zionis tidak ada belas kasihan.
Zionis berdalih apa yang dilakukan ingin menumpas gerakan Hamas. Seperti yang mereka tuduhkan sebagai teroris. Bagi penduduk Gaza menyerah terhadap Zionis sama saja dengan menyerahkan tanah mereka kepada penjajah, yang sudah turun temurun. Menjaga tanah ribath merupakan kewajiban rakyat Palestina Kehormatan, darah dan harta telah mereka korbankan.
Bagaimana dengan negeri Islam sekitarnya, Mereka hanya diam tidak bereaksi dan di sadari mereka merupakan pelindung bagi Zionis dan pengkhianatan negeri muslim itu sangat nyata, sehingga bagi Zionis lebih leluasa dalam penjajahannya. Negeri muslim tersebut lebih mementingkan keaman wilayahnya tanpa peduli dengan penduduk Palestina yang tertindas dan terzalimi.
Begitu pun di lakukan Parlemen Arab menyetujui usulan membentuk tim yang akan mengajukan tuntutan terhadap Zionis Israel di Mahkamah International (ICC) atas kejahatan terhadap rakyat Palestina saat ini, menurut anggota parlemen Arab Nasser Abu Bakr, keputusan itu diambil dalam sidang paripurna di kantor pusat Liga Arab di Kairo, Mesir.(Ar Rahmah.27/10).
Berharap kepada PBB sangatlah mustahil, semenjak berdiri PBB diciptakan oleh negara-negara pemenang perang dunia II sebagai alat pengendali tatananan kehidupan dunia sesuai kepentingan mereka.
Bahkan presiden Perancis Emmanuel Macron mengingatkan perdana Mentri Banyamin Netanyahu untuk tidak melupakan sejarah bahwa keberadaan Israel saat ini yang di pimpinnya, dahulu berdirinya berdasarkan keputusan PBB merujuk pada resolusi Majelis Umum PBB pada November 1947, tentang pembagian Pembagian Palestina menjadi 2 (dua) negara yaitu Yahudi dan Arab.
Mudah sekali menghancurkan Zionis Israel jika negara-negara muslim sekitar Palestina bersatu dengan kekuatan pasukan, armada militer yang mereka miliki. Ditunjang dengan potensi sumber daya alam yang sanggup untuk membiayai pasukan dan armada perang yang ada.
Persoalan yang ada, bukan pada kekuatan armada atau pasukan, akan tetapi lemahnya akidah kaum muslim terhadap saudara-saudara di Palestina, tidak lepas dari paham Nasionalisme. Paham yang sengaja di tancapkan ke dalam jantung kaum muslimin hingga saat ini . Paham ini telah berhasil menjadikan hati kaum muslimin bersekat-sekat. Garis khayal (nasionalisme) peninggalan penjajah membuat kaum muslimin tidak bisa berbuat apa, kata Influencer dakwah, Aab El Karimi.
Pun pemimpin negeri Islam yang ada telah menjadi antek bagi Amerika, mereka di bawah kendali Amerika, sebagai menyokong dan sekutu bagi Zionis Israel dalam kawasan Timur Tengah dan pelindung bagi tuannya. Sungguh para pemimpin muslim tersebut telah mengadaikan akidah, harga diri dan kehormatannya, pimpinan yang hubbud dunya karahiyatul maut, cinta dunia takut kematian.
Oleh karena itu mengapa Palestina harus di bela, rakyat Palestina merupakan saudara seakidah. Ibarat bagian tubuh sakit maka bagian tubuh yang lainnya akan merasakan sakit pula. Palestina merupakan tanah kharajiah yang telah di rampas oleh Zionis Israel dengan bantuan Inggris, tidak berhak siapapun untuk menyerahkan kepada orang lain apalagi kepada musuh, dan Palestina tidak lepas dari Baitul maqdis, peristiwa isra’ miraj nabi Muhammad SAW.
Persoalan Palestina merupakan persoalan umat Islam seluruh dunia, umat Islam saat ini harus mempunyai kesadaran politik, untuk mewujudkan kepemimpinan yang satu, kepemimpinan global yang berpengaruh dalam kancah Internasional, mampu bertarung terhadap hegemoni kafir barat yang menerapkan sistem Kapitalisme. Kerusakan sudah semakin nyata.
Solusi hakiki bagi permasalah Palestina tidak lain adalah Jihad, fakta sejarah Palestina aman dan terlindungi di bawah naungan Khilafah. Tegaknya Khilafah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, hanya dengan komando seorang Khalifah mobilisasi pasukan militer untuk pembebasan Palestina akan terwujudnya.
Saat ini Umat Islam bagaimana buih dalam lautan, jumlahnya banyak tetapi tidak berguna. Mudah terombang ambing mengikuti arus yang ada. Segeralah bangkit dan berjuang, tidak ada solusi lain bagi Palestina selain Khilafah.
Wallahu’alam bisshowab.
Views: 15
Comment here