Opini

Sadisnya Generasi, Buah Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Endang Seruni(Muslimah Peduli Generasi)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Baru baru ini masyarakat digegerkan dengan berita penikaman terhadap ayah, nenek dan ibu oleh seorang remaja dengan inisial MAS (14). Ayah dan neneknya tewas, sementara ibu pelaku luka parah dan telah dirawat di RS Fatmawati. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu 30 November 2024, jam 01.00 WIB, di rumah mereka jalan Lebak bulus I, Cilandak Jakarta Selatan (Berita Satu.com,30/11/2024).

Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase menyebutkan bahwa pelaku telah ditangkap, 500 m dari tempat pembunuhan. Dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui motif di balik pembunuh tersebut (Suara.com,30/11/2024).

Persoalan anak membunuh orang tua, seringkali terjadi. Bahkan terus berulang dan menjadi fenomena serta menjadi persoalan yang sistematis. Munculnya perilaku sadis tidak hanya terjadi secara tiba-tiba. Banyak faktor yang mempengaruhi generasi hari ini berperilaku tidak manusiawi bahkan tak bernurani.

Semua ini berasal dari pola asuh keluarga, yang dibangun dengan paradigma sekuler kapitalisme. Orang tua hanya memenuhi kebutuhan materi tanpa diimbangi pendidikan dan pemahaman agama. Orang tua terjebak dalam standar materi yang mengukur keberhasilan dengan nilai akademik yang tinggi, prestasi dan berbagai penghargaan. Tanpa memperhatikan kemampuan anak. Orang tua berambisi menjadikannya sukses dengan berbagai cara. Seperti menekan anak dengan belajar dan terus belajar.
Pola asuh seperti ini menjadikan anak tertekan, akibatnya frustrasi, stress bahkan depresi. Sehingga dapat menggangu kesehatan mental anak.

Pendidikan keluarga memang memiliki peran penting dalam melahirkan generasi yang berkualitas. Penerapan sistem kapitalisme berdampak dan berpengaruh pada pendidikan hari ini. Anak terpenuhi kebutuhannya tetapi minim pemahaman ilmu agama. Akhirnya mudah terpengaruh hal hal negatif di sekitar mereka .

Lingkungan sekolah dan masyarakat juga ikut mempengaruhi perilaku anak. Banyaknya anak yang melakukan tindakan kriminal baik kepada keluarga atau orang lain. Kondisi ini terjadi karena buah penerapan sistem kapitalisme sekuler. Mereka merasa bebas berperilaku, seperti pergaulan bebas, hedonisme, pacaran hingga perzinahan. Sistem sekuler telah membentuk masyarakat apatis. Hilangnya kebiasaan masyarakat untuk saling menasehati dalam kebaikan dan mencegah kemaksiatan tergerus nilai-nilai sekuler. Sehingga kekerasan dijadikan solusi untuk menyelesaikan persoalan.

Negara yang menerapkan sistem pendidikan sekuler melahirkan kurikulum sekuler. Menjadikan generasi bukan membaik, justru memburuk. Sebab sistem ini menjauhkan agama dari kehidupan. Minimnya kontrol dan pengawasan negara dalam membendung konten-konten negatif yang dapat merusak generasi. Seperti konten porno, kekerasan, perundungan, penyimpangan seksual,dll.

Penerapan sistem kapitalisme tidak memiliki visi dan misi membangun generasi cerdas dan bertakwa. Sebab tolak ukur kesuksesan dan kebahagiaan hanya dilihat dari aspek materi. Berbeda dengan sistem Islam. Islam membangun generasi cerdas dan bertakwa adalah kewajiban negara sebagai pelayan rakyat dan penyelenggara negara.

Negara bertanggungjawab penuh atas perkembangan generasi dibawah kontrol dan pengawasannya. Sehingga berpengaruh pada pembentukan karakter generasi. Dalam membentuk generasi yang cerdas dan bertakwa negara menjalankan perannya dengan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Menjadikan kurikulum inti di sekolah-sekolah. Bertujuan membentuk generasi yang berpola pikir dan berpola sikap Islam.

Pendidikan juga dapat dinikmati oleh seluruh anak dipelosok negeri dengan gratis. Kurikulum yang berasaskan Islam, pendidikan gratis, fasilitas memadai dan tenaga guru profesional akan melahirkan generasi yang unggul dalam iman dan taqwa juga ilmu pengetahuan dan teknologi.

Negara juga menerapkan sistem sosial dan pergaulan Islam. Islam menjaga pergaulan di lingkungan keluarga, masyarakat seperti kewajiban menutup aurat, berhijab syar’i bagi perempuan, larangan pacaran dan zina, ikhtilat, khalwat dsb. Guna mencegah generasi berbuat maksiat dan berperilaku bebas.

Masyarakat sebagai kontrol sosial dengan pembiasaan amar makruf nahi mungkar. Negara akan mengedukasi masyarakat untuk membina keimanan mereka. Memastikan masyarakat menjalankan ketaatan kepada Allah SWT.
Negara juga melakukan kontrol terhadap media dan pelarangan tayangan yang merusak generasi seperti konten porno,serta media yang menyeru kepada kemaksiatan.

Negara menjamin kebutuhan pokok masyarakat melalui kemudahan akses dan pelayanan. Semisal layanan pendidikan dan kesehatan gratis, harga pangan yang murah, kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan dll. Sehingga para ibu fokus menjalankan perannya sebagai ibu bagi anak-anak tanpa takut dibayangi beban ekonomi keluarga. Negara juga menerapkan hukum Islam yang tegas. Bagi anak yang sudah baligh atau mukalaf harus bertanggungjawab secara mandiri atas seluruh perbuatannya. Jika mereka berbuat kriminal maka akan dihukum sesuai ketentuan Islam. Dengan menerapkan sanksi yang berefek jera bagi pelaku.

Demikianlah gambaran sistem Islam yang dijalankan negara Khilafah dalam melindungi dan memenuhi kebutuhan generasi. Sehingga menjadi generasi terbaik yang didamba untuk terciptanya peradaban Islam yang mulia. Sudah saatnya kita beralih kepada sistem Islam kaffah, dan mencampakkan sistem kapitalisme yang ada.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 6

Comment here