Surat Pembaca

Liberalisme Menumbuhsuburkan LGBT

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Pergantian tahun baru merupakan moment berharga bagi masyarakat agar menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Masyarakat sejahtera, hidup penuh berkah, aman dan tentram dalam beribadah. Namun sayangnya, masyarakat harus dikecewakan oleh adanya sekelompok orang yang justru merayakan tahun baru dengan berpesta seks. Rahmat apa yang bisa diharapkan jika tahun baru justru disambut dengan maksiat?

Dikutip merdeka.com (06/01/2025) pesta seks LGBT itu terjadi di Jakarta Selatan, tepatnya di sebuah bar di Grand ITC Permata Hijau, Kebayoran Lama. Hotel ini sendiri, diduga menjadi tempat aktivitas kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) ketika malam tahun baru.

Astagfirullah! Kaum pelangi (begitu kebanyakan masyarakat menyebutnya). Meski masih banyak rakyat Indonesia menolak kaum gay dan lesbian, akan tetapi sebenarnya aktivitas mereka terus eksis. Bahkan mereka semakin berani menampakkan eksistensinya di negara yang mayoritasnya adalah muslim terbanyak di dunia. Dan mereka sebetulnya ialah penyakit sosial yang wajib dan dapat dikembalikan pada fitrahnya.

Inilah potret generasi yang lahir dari rahim sekularisme. Mereka melakukan perilaku menyimpang, tidak lain adalah karena nilai kebebasan yang dianut oleh sistem sekuler-liberal berbahaya bagi akal dan naluri manusia. Sah-sah saja manusia akhir zaman melakukan apa pun, meskipun menyimpang dan melanggar hukum agama, selama yang bersangkutan siap menanggung risiko dari perbuatannya.

Ide liberal inilah yang pada akhirnya menyebabkan lemahnya semangat saling menasihati dalam amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah rakyat, bahkan di dalam keluarga sekalipun. Buramnya pemahaman umat terhadap ajaran Islam kafah juga memberi andil terjadinya keadaan ini. Sebab Islam dianggap hanya sebagai pengatur ibadah ritual saja.

Saat hukum Syarak tidak dijadikan dasar perilaku, maka hawa nafsu menjadi pengendali. Akibatnya, orang-orang berlomba memenuhi gharizah nauk dan jasadi sesuka hatinya, dan meniadakan ketakwaan individu.

Ditambah lagi, negara, alih-alih dapat melindungi rakyatnya agar dapat tercegah dari perilaku menyimpang, yang terjadi justru sebaliknya, yang ada semakin menumbuhsuburkan perilaku menyimpang. Sebab, dalam sistem kehidupan liberalisme-sekuler, kebebasan berperilaku begitu diagungkan.

Islam merupakan satu-satunya solusi dalam memberantas perilaku menyimpang. Kehidupan Islam sangat jauh berbeda dengan life style liar yang diajarkan sistem liberalisme sekuler. Menurut mereka, perilaku seks bebas seperti lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender adalah boleh karena merupakan bagian dari hak asasi manusia dan juga bagian dari kebebasan individu yang wajib dihormati dan dijaga oleh negara.

Tetapi, Islam tidak akan pernah menyetujui selera rendahan ala hewan seperti itu. Perilaku menyimpang (LGBT) hukumnya haram dalam Islam. Tak hanya itu, semua perbuatan haram itu sekaligus dinilai sebagai tindak kejahatan/kriminal (al-jarimah) yang pelakunya harus dihukum tegas.

Rasulullah saw bersabda., “Allah telah mengutuk siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth, Allah telah mengutuk siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth, Allah telah mengutuk siapa saja berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth.” (HR Ahmad).

Hukuman untuk pelaku menyimpang adalah hukuman mati, tidak ada khilafiah di antara para fukaha, khususnya para sahabat Nabi saw., seperti dinyatakan oleh Qadhi Iyadh dalam kitabnya Al-Syifa`. Sabda Nabi saw.,

“Siapa saja yang kalian dapati melakukan perbuatan kaumnya Nabi Luth, maka bunuhlah keduanya.” (HR Al Khamsah, kecuali An-Nasa’i).

Kini, jelas bahwa lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender adalah perbuatan yang diharamkan oleh Islam, sekaligus merupakan tindakan kriminal yang wajib dihukum tegas dan menjerakan bagi pelaku. LGBT merupakan perbuatan yang sangat menjijikan, melanggar fitrah manusia, dan lebih dari itu berselisih dengan syariat Islam.

Eva Ariska Mansur

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 21

Comment here