Opini

Kerusakan Sistem Berdampak pada Masa Depan Anak

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Alya Atikah (Pelajar SMA Tahfidz di Batola)

Wacana-edukasi.com, OPINI-– Kualitas masa depan anak kian menurun. Ada banyak faktor penyebab turunnya kualitas anak di zaman sekarang, terutama gen Z. Hampir di semua platform berita membahas tentang kasus-kasus yang menimpa anak-anak, seperti kasus pembullyan, penganiayaan dan bahkan kekerasan seksual.

Tiga pelajar di Kota Banjarbaru nekat bunuh diri karena bullying yang dialami mereka. Pertama ditemukan gantung diri dari pelajar kelas I SMPN yang menimpa ZR (12). Kedua, ditemukan meninggal dunia di embung Lukodat pada 1 Februari 2025 dari pelajar kelas I SMAN berinisial MN (16). Ketiga, ditemukan gantung diri di rumah dari siswi SMAN berinisial IQ (16).
(Banjarmasin.tribunnews.com,27/02/2025)

Sangat miris bukan. Jika seharusnya mereka menuntut ilmu dengan aman dan fokus, maka sebaliknya. Mereka mendapat perlakuan yang sangat buruk, dan berdampak pada terputusnya pendidikan, bahkan bisa merusak mental mereka. Kekerasan seksual bukanlah hal biasa, melainkan hal yang perlu diberantas dan dihukum untuk para pelaku, karena ini merusak fisik sekaligus mental korban. Banyak dari korban yang memilih untuk mengakhiri hidupnya karena trauma dan keputusasaan dirinya.

Mengonsumsi film porno bisa menjadi salah satu penyebab seseorang nekat melakukan kekerasan seksual. Zaman sekarang video porno sangat mudah untuk ditemukan dan diakses baik oleh orang dewasa, laki-laki atau perempuan dan bahkan anak kecil sekalipun. Anak-anak yang seharusnya mengonsumsi video yang mendidik untuk masa belajarnya, malah disuguhkan dengan video yang tidak pantas ditonton, bahkan untuk orang dewasa sekalipun. Kemudahan dalam mengakses video ini membuat kekerasan seksual terjadi dimana-mana.

Bahkan keluarga yang tabiatnya melindungi malah menjadi salah satu ‘predator’ kekerasan seksual. Misalnya saja kasus ayah yang memperkosa anaknya, seorang kakek yang memperkosa cucunya dan masih banyak lagi kasus-kasus lainnya, dan pelakunya adalah keluarga korban itu sendiri. Setiap kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi pasti dilatarbelakangi dengan konsumsi video pornografi.

Bagaimana tidak, konsumsi video porno begitu berbahaya. Meracuni otak manusia, mendorong untuk berbuat hal-hal yang tidak senonoh, membuat konsumen menjadi kecanduan dan masih banyak lagi kerugian yang dialami akibat konsumsi video pornografi. Video tersebut sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Peran orang tua sebagai pelindung bagi anak-anaknya, hendaknya memperketat pengawasan dan keamanan terhadap anak dan lingkungannya. Memperhatikan dengan siapa ia bermain dan memahami tanda-tanda pedofil darinya. Karena tak jarang kekerasan seksual juga banyak dilakukan oleh orang yang lebih tua kepada anak kecil atau yang sering disebut sebagai ‘pedofilia’.

Orang tua juga harus memperhatikan pakaian yang dikenakan anaknya, dengan pakaian tidak ketat dan menutup aurat dengan benar. Orang tua mengisi waktu luangnya dengan mengajarkan bagaimana lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga, anak memahami tujuan berpakaian yang baik dan benar.

Bukan hanya peran orang tua, peran negara juga sangat besar dalam menjaga generasi penerus serta masyarakatnya. Memberikan rasa aman kepada orang tua dan anaknya, mendidik masyarakatnya agar menjadi masyarakat yang cerdas dalam bernegara, menumbuhkan rasa kemanusiaan melalui rasa saling tolong-menolong dan masih banyak kegiatan positif dari negara untuk rakyatnya. Hal tersebut dilakukan agar terhindar dari kegiatan yang tak berfaedah serta merugikan. Hanya negara yang mampu menggerakkan rakyatnya, agar bertindak sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh negara.

Sedangkan negara kita sekarang, dengan sistem yang dianutnya tidak serius menutup situs video pornografi. Akibatnya banyak yang kecanduan untuk terus menontonnya hingga membuat rusak otak dan mentalnya.
Negara juga tidak menindak tegas pelaku kekerasan seksual dilihat dari maraknya kasus-kasus kekerasan seksual di negara ini.

Ini akibat dari sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem yang menjadikan pola dan gaya hidup masyarakat bebas mengatur hidupnya sendiri, berbeda dengan sistem Islam. Islam bukan hanya mengatur tentang agama saja, namun jalannya suatu negara juga diatur dalam Islam, dan dikenal dengan ideologi Islam. Diterapkannya ideologi ini ditandai dengan berdirinya negara khilafah, yaitu negara yang berideologi Islam. Dimana seluruh aspek kehidupannya diatur langsung oleh Allah SWT.

Dalam sistem Islam, negara akan melarang penuh akses terhadap video yang tidak bermanfaat termasuk video pornografi. Sebaliknya negara akan memberikan video yang mendidik generasi penerus dan video yang menambah pengetahuan serta wawasan masyarakatnya. Negara akan menindak tegas pelaku hingga tidak ada lagi yang berani melakukannya, serta memberikan pelayanan dan perawatan khusus kepada korban agar bisa pulih kembali. Negara akan melakukan pencegahan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang efek menonton pornografi bagi kesehatan mental dan fisik.

Begitu indahnya jika negara Khilafah ditegakkan dan ideologi Islam diterapkan. masyarakat akan makmur, aman dan tenteram. Para anak-anak akan mendapatkan pendidikan yang layak dan terpenuhi. Tidak ada lagi tindak kejahatan seperti penganiayaan, pembullyan dan bahkan kekerasan seksual lainnya.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here