Oleh: Sindi Laras Wari, S.K.M. (Aktivis Muslimah)
Wacana-edukasi.com, OPINI– Sekolah merupakan tempat yang aman bagi anak menuntut ilmu, begitulah seharusnya. Namun, tempat itu kini tak lagi aman, karena ada oknum yang merusak nama baiknya dengan aksi bejat yang dilakukannya. Sehingga orang tua merasa khawatir atas apa yang terjadi, mengapa rasa tak aman bisa hadir? Solusi apa yang harusnya dilakukan?
Salah satu sekolah dasar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Sikka, Kecamatan Doreng, terdapat seorang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), tega melakukan perbuatan cabul kepada delapan anak didiknya. Korban yang berjumlah delapan orang ini berusia 8 sampai 13 tahun. Aksi bejat tersebut diketahui berlangsung sejak korban kelas 1 SD. (tirto.id, 6/3/2025)
Sangat disayangkan hal bejat ini terjadi di instansi pendidikan, walaupun tidak ada tolerir di tempat lain boleh dilakukan. Namun, tempat yang dipercayakan oleh orang tua untuk anaknya menimba ilmu tercoreng oleh aksi bejat para oknum. Hal ini pasti menimbulkan rasa khawatir pada orang tua dan rasa tidak percaya juga ikut muncul dalam diri orang tua ketika ingin menitipkan anaknya untuk dididik oleh guru pada instansi pendidikan.
Namun, beginilah potret buram yang didapat ketika kita hidup dalam sistem sekuler kapitalis, berulangnya kasus serupa tidak bisa kita salahkan pada oknum semata tetapi penerapan sistem sekuler kapitalis juga ikut menunjang terjadinya kasus serupa. Di mana guru yang seharusnya menjadi panutan bagi para anak didiknya, malah berbuat aksi bejat pada anak didiknya yang harusnya tidak dilakukan.
Sekuler akan melahirkan paham liberal dan kapitalis, begitulah bukti nyata bahwa sistem ini dapat merusak segala lini kehidupan. Hal ini tidak luput dari kehidupan kita yang sekuler sehingga media yang ditonton liberal tidak ada filternya, video tidak senonoh bebas bertebaran di media dan dengan mudah dapat diakses. Banyak orang yang sudah paham bahwa video tidak senonoh tersebut dapat merusak dan berbahaya, namun kembali lagi pada kapitalisasi apabila hal tersebut dapat membawa keuntungan yang banyak sangat rugi jika peredarannya dilenyapkan.
Lingkungan pendidikan yang sekuler juga dapat memicu hal ini terjadi dan terulang. Pasalnya, kehidupan sosial hingga bernegara sudah disusupi dengan paham pemisahan agama dari kehidupan yang artinya dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh membawa aturan agama. Walaupun aturan agama yang seharusnya diemban merupakan aturan yang benar dan dapat menyejahterakan. Dari sini dapat kita lihat bahwa aturan buatan manusia pasti tidak sempurna bahkan condong mengarah kepada kerusakan kehidupan yang tidak mungkin mewujudkan manusia dengan kepribadian yang mulia.
Islam Satu-Satunya Solusi
Berbanding terbalik dengan sistem Islam yang hari ini tidak satupun negara menerapkannya. Sistem Islam merupakan sistem yang mampu memberikan dampak kehidupan yang baik bagi negara yang menggunakannya, tak hanya itu rakyat juga akan sejahtera hidup di bawah naungan Daulah Islam, negara juga akan menjaga keamanan para umat yang hidup di bawah naungannya. Sehingga rasa khawatir yang muncul karena sistem hari ini, kekhawatiran itu tidak akan muncul bila kita hidup dalam naungan Daulah Islam.
Dalam Daulah Islam tontonan yang beredar di media dipastikan tidak melanggar syariat Islam, oleh karena itu tidak akan muncul tontonan yang tidak bermanfaat dan menimbulkan dampak negatif, sebab negara islam akan memfilter semua tontonan yang beredar di wilayahnya. Untuk setiap Individu akan memiliki ketakwaan yang luar biasa sehingga takut untuk melakukan kemaksiatan, sebab dosa yang timbul dari melakukan kemaksiatan akan membawa diri masuk ke dalam api neraka dengan siksaan yang amat sangat pedih.
Sistem pendidikan dalam Islam juga sesuai dengan akidah Islam, sehingga para pemuda pengisi peradaban dengan kualitas yang unggul, cemerlang sehingga mampu membawa peradaban Islam yang gemilang. Sitstem pengajaran yang tidak hanya sebatas transfer ilmu semata, tapi proses mendidik dengan memahamkan para pelajar dan memastikan mereka mengimplementasikan apa yang telah disampaikan ke dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan akidah dan syariat Islam. Sistem pergaulan yang akan diatur antara pria dengan wanita serta sistem sanksi yang tegas sebagai efek jera terhadap orang yang melakukan kemaksiatan sehingga menutup seluruh celah pintu yang mengarah pada kemaksiatan.
Begitu luar biasa konsep aturan Islam yang ditegakkan di tengah-tengah masyarakat tak ada sedikit pun celah yang diberikan untuk kemaksiatan dan ketidaksejahteraan muncul di tengah masyarakat. Sebab, ketakwaan individu akan muncul di benak indiviu kaum muslimin, sehingga mereka takut berbuat kemaksiatan dan kezaliman. Didukung dengan kontrol masyarakat yang terus berjalan sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat ke-104 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka adalah orang-orang yang beruntung”.
Adanya kontrol masyarakat membuat kemaksiatan hilang di tengah-tengah masyarakat. Serta adanya peran negara yang akan mengatasi seluruh problematika umat dengan solusi yang mampu menyelesaikan permasalahan yang ada membuat umat yang hidup dalam naungan Daulah Islam sejahtera. Kesejahteraan ini telah terbukti dari Daulah Islam yang telah berhasil berdiri kokoh selama 13 abad lamanya.
Views: 2
Comment here