Surat Pembaca

#KaburAjaDulu, Solutifkah?

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– #KaburAjaDulu sempat trending di X beberapa waktu lalu. Menurut para pengguna X, tagar tersebut selalu muncul pada saat pembukaan beasiswa LPDP. Namun, sedikit beda dengan tahun ini adalah bertepatan dengan kebijakan pemerintah terkait efisien anggaran beberapa kementrian. Sehingga yang awalnya soal keinginan belajar di luar negeri saja berubah menjadi keinginan tinggal dan bekerja di luar negeri. Jepang dan Australia menjadi pilihan karena melihat upah yang fantastik dibanding Indonesia.

Dari hastag tersebut muncullah fenomena _brain drain,_ para pekerja profesional seperti dokter, dosen, dan tenaga profesional lain ingin kerja ke luar negeri dengan harapan dapat kesejahteraan. Respon para pejabat di X juga terkesan tidak peduli. Misal Mahfud MD mengatakan #kaburajadulu muncul karena tidak aman, nyaman, juga tidak terjamin HAM dinegeri sendiri. Namun, ia berkata ia sendiri masih merasa aman dan nyaman. Apa karena ia pejabat negara, sehingga tidak merasakan apa yang dirasakan rakyat yang terzalimi?

Sejatinya hal ini muncul akibat kezaliman penguasa melalui kebijakan yang tidak memihak pada rakyat. Misal awal tahun PPN naik 12%, LPG 3 kg langkah, dan efisiensi anggaran untuk mewujudkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) ditengah utang negara yang melunjak tinggi. Dari efisiensi anggaran yang memangkas beberapa dana dari kementrian menghasilkan peningkatan pengangguran. Sehingga viral penyiar RRI yang menangis mengeluh kepada Presiden perihal anak dapat MBG, tetapi orang tua di PHK.

Kabur ke negara lain bukanlah cara menghadapi masalah di negeri ini. Mengapa? Karena tidak dijamin setiap WNI yang pindah mendapat pekerjaan disana. Mau melarikan diri kesana akan bertemu dengan penguasa yang zalim juga. Mengapa? Karena sama-sama menerapkan aturan selain aturan Allah. Jepang pernah mendapat rekor muri memilukan yakni bunuh diri tertinggi dalam sejarah. Para siswa-siswi mengalami stress karena khawatir dengan karir dan ujian masuk universitas. Pada tahun 2022, tercatat 512 kasus siswa bunuh diri. Hal ini merupakan kasus tertinggi dalam sejarah. detikJateng.com (03/03/2023)

Berdasarkan jurnal kesehatan (2024), Austria bahkan terdapat tempat favorit untuk bunuh diri yakni di jembatan dan tebing. Sebesar 82,2% dari 10.701 kematian akibat bunuh diri. Di Austria banyak yang bunuh diri dari para lansia.

Oleh karena itu, kabur ke luar negeri tidak bisa dijadikan sebagai solusi. Lalu apa yang harus dilakukan? Hadapi kezaliman dengan semampumu. Ingatlah nasihat Nabi Muhammad SAW, Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49]

Dengan demikian, saat kebijakan negara zalim, maka hadapi dengan menyerukan penguasa kepada yang makruf, agar mereka mau menggunakan aturan Allah untuk mengatur kehidupan bernegara. Sebagaimana yang dilakukan oleh Mus’ab bin Umair ketika mendakwahkan para pemimpin Yastrib. Ia menyeru untuk menyembah Allah dan hidup dengan syariat Islam. Kemudian para pemimpin Aus dan Khazraj seperti Usaid bin Hudhair, Sa’d bin Ubadah, dan Sa’ad bin Mu’adz menerima Islam dan bersedia memberikan kekuasaan itu pada Rasulullah Saw. sehingga Rasul hijrah dari Mekkah ke Yastrib (Madinah).

Maka kita, harus menjadi seperti Mus’ab bin Umair yang rela meninggalkan kekayaannya karena Islam. Ia berjuang melawan kezaliman dengan mendakwahkan para penguasa Yastrib. Dari perjuangannya bisa mewujudkan sebuah negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negeri yang baik dan diampuni Tuhan) yakni Madinah al Munawwarah. Dari Madinah Islam bisa tersebar hingga ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Kemudian membentuk sebuah peradaban yang tak tertandingi. Hidup sejahtera, aman, dan nyaman dirasakan oleh setiap manusia bukan hanya muslim. Sehingga terwujudlah kehidupan yang rahmatan lil alamin.

Sesuai dengan tujuan diutusnya Rasulullah Saw menjadi rahmat untuk seluruh umat manusia (alam) bukan hanya muslim. Allah SWT berfirman:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ۝١٠٧

Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS. Al Anbiya ayat 107). [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 3

Comment here