Opini

Al-Quds Dikooptasi, Umat Islam Harus Berjuang Membebaskannya

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ayu Hamzah

Wacana-edukasi.com, OPINI-– Bulan Ramadhan telah usai, ibadah dan segala rutinitas yang hanya terjadi sekali setahun selalu diingat setiap benak kaum Muslim yang menunaikannya. Namun, perasaan bahagia yang menyelimuti umat Muslim hingga tiba waktu syawal saat ini, tidak dirasakan penduduk Palestina. Penderitaan yang terus mengintai hingga menimbulkan banyak korban jiwa masih belum bisa membuka mata pemimpin negeri negeri muslim untuk bertindak selayaknya pemimpin, terutama mereka yang terikat jiwanya dengan Islam. Sepanjang Ramadhan, rakyat Palestina tidak menjadikan genosida yang mereka alami sebagai alasan untuk tidak menunaikan ibadah puasa. Terhitung sejak dilanjutkannya genosida oleh zionis yahudi pada 18 Maret 2025, sebanyak 1.309 orang menjadi korban, termasuk para jurnalis, tenaga medis dan relawan kemanusiaan.

Dikutip dari Sindonews.com, penjajahan yang dilakukan zionis yahudi pada masa datangnya bulan Ramadan berbuntut pada pelarangan akses bagi warga Palestina yang ingin melaksanakan ibadah di Masjid Al-Aqsa. Mereka membatasi kapasitas jamaah yang ingin melaksanakan shalat yaitu hanya 10.000 muslim Palestina. Banyak kecaman yang datang mengomentari kebijakan Israel sebab tindakan yang mereka lakukan sudah diluar batas, karena melanggar jaminan hak beribadah manusia yang hidup bernegara.

Pembatasan akses ke Masjid Al-Aqsa disinyalir menjadi kebijakan Israel yang memiliki motif tertentu, pasalnya pelarangan seperti ini atau lebih dikenal karantina wilayah juga hampir diterapkan pada bulan Ramadhan setiap tahunnya. Alasan keamanan yang sering diutarakan tidak terbukti, yang ada hanyalah upaya meyahudikan Yerusalem timur dengan meniadakan identitas Islam termasuk pada kawasan Masjid Al-Aqsa.

Setelah berakhirnya Ramadhan, momen idul fitri yang harusnya dirayakan dengan sukacita justru berkebalikan menjadi momen berkabung penuh duka bagi warga Palestina khususnya Gaza, tanpa henti mereka dihajar dengan bom dan tembakan yang menewaskan orang-orang tidak bersalah. Kondisi ini tidak cukup hanya disikapi dengan tangis dan doa, dibalik penjajahan atas rakyat Palestina ada kewajiban umat muslim seluruh dunia yang tertutup kabut permainan kafir barat.

Persaingan memperebutkan wilayah Palestina oleh zionis dengan cara yang sadis dan brutal dilakukan sejak ketiadaan institusi negara Islam, tepatnya sejak daulah Islam terakhir di Turki runtuh. Keterkaitan ini dibuktikan dalam sejarah bagaimana obsesi entitas yahudi yang ingin menduduki tanah Palestina terutama penguasaan atas klaim mereka mengenai Temple Mount yang bentukannya sekarang adalah Masjid Al-Aqsa.

Oleh sebabnya umat muslim, punya andil yang penting sebab Palestina bukan tanah asing yang baru kita kenal. Palestina yang disucikan sebagai tanah para nabi sekaligus menjadi tempat kiblat pertama umat muslim harusnya dipertahankan dengan perjuangan yang maksimal oleh umat Nabi Muhammad SAW, umat muslim.

Perjuangan Masih Berlanjut
Siapa saja dari kita yang mengaku muslim, maka sepantasnya malu dan merasa hina jika tidak sedikitpun tergerak hatinya berjuang mengambil kembali kemerdekaan rakyat Palestina. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW. menyampaikan:
“Salah seorang diantara kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Hadis tersebut bermaksud menyampaikan pada kita tentang taraf keimanan yang sesungguhnya tidak terdeteksi bila seorang muslim tidak atau belum mencintai saudara muslim lainnya. Ibarat satu tubuh, umat muslim tidak dibedakan oleh suku, warna kulit, status apalagi wilayah. Demikianlah saudara kita di Palestina bukan orang asing yang jauh disana sehingga kita beranggapan tidak perlu mengasihi mereka. Salah besar bila sikap tersebut dimiliki umat muslim, karena hal tersebut juga, umat muslim begitu rapuh menghadapi musuh-musuh Islam. Mereka memanfaatkan perpecahan yang diwujudkan dengan bangsa terpisah untuk bisa menghancurkan generasi muslim dan mencoba menghentikan upaya bangkitnya peradaban Islam yang dijanjikan akan kembali.

Dakwah dan Jihad

Umat Islam harus tegas pada prinsip kemandirian dalam mengurus saudaranya, tidak lagi menggantungkan harapan pada kafir barat untuk mengeluarkan ultimatum perdamaian, karena hal tersebut sukar terjadi. Penyerahan persoalan ini pada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), umat seperti diseret kesana kemari, yang pada akhirnya merugikan umat muslim terkhususnya rakyat Palestina. Muhariban fi’lan sebagai posisi zionis sekarang dimana mereka wajib dihadapi hanya dengan perang dan akan terwujud sesuai syariat dan solutif jika di bawah komando seorang khalifah. Hal demikian menunjukan urgensi adanya naungan pemimpin berbentuk negara yang menerapkan Islam secara kaffah. Penegakkan kembali khilafah adalah qadliyah mashiriyah yang wajib menjadi agenda utama umat Islam saat ini, ketiadaannya terbukti menyengsarakan umat karena tidak terterapkannya Al-Qur’an.

Untuk itu dibutuhkan dakwah revolusioner, dakwah yang menyuarakan dengan jelas antara haq dan bathil, menyuarakan jihad untuk membela umat tertindas. Sesungguhnya, persoalan Palestina, uyghur, muslim Myanmar, dan masih banyak kasus tertutupi hanya bisa diselesaikan dengan perlawanan non fisik yaitu lewat pemikiran dan fisik yakni perang. Jika kita masih menutup mata terkait solusi ini, maka tidak akan ada penyelesaian hakiki melainkan solusi yang nenguntungkan pihak musuh. Rasulullah SAW. bersabda:

“Kiamat tidak akan terjadi hingga kaum muslim memerangi yahudi. Lalu kaum muslim membunuh mereka hingga setiap orang yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun, batu dan pohon itu berkata, ‘wahai muslim! Wahai hamba Allah! Ini ada orang yahudi di belakangku. Kemarilah dan bunuhlah dia!’ kecuali (pohon) ghardad karena ia adalah pohon yahudi” (HR. Muslim).

Demikianlah perjuangan rakyat Gaza dan wilayah Palestina lainnya merupakan tanggung jawab umat muslim yang masih merasa memiliki keimanan, sungguh kita berharap bangkitnya kehidupan Islam itu diawali dengan persatuan umat Islam seluruh dunia. Wallahu a’lam bi ash-shawab. [We/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here