Oleh: Satriani,S.K.M. (Aktivis Muslimah Yogyakarta)
Wacana-edukasi.com, OPINI–Indonesia sebagai negara berkembang tidak luput dari imbas lesunya ekonomi global saat ini. Permasalahan ekonomi global yang terjadi di dunia saat ini cukup mempengaruhi perekonomian di Indonesia, yang di tandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Permasalahan ekonomi global juga memberikan dampak terhadap daya beli masyarakat. Di tengah-tengah permasalahan pokok ini, tak sedikit pula masyarakat harus berhadapan dengan PHK di tempat kerja mereka. Masyarakat tambah dibuat susah dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya.
Pada awal tahun 2025, hampir 14.000 pekerja formal kehilangan pekerjaan akibat penurunan di sektor manufaktur. Hal ini mempengaruhi pendapatan rumah tangga dan akhirnya daya beli masyarakat mengalami penurunan. Hal ini diungkapkan oleh guru besar ilmu manajemen Universitas Surakarta (UMS) Anton Agus Setyawan (tempo.com, 25/03/2025).
Tingginya angka pengangguran mengakibatkan semakin banyak masyarakat yang kesulitan untuk memenuhi kebutuahan hidupnya. Kondisi tersebut diperparah ketika masyarakat tergiur dengan tawaran solusi instan melalui pinjaman online, judi online dan sistem pembayaran paylater yang justru memperburuk keadaan. Masyarakat dapat terperangkap dalam hutang dengan tanpa adanya jaminan pemasukan yang jelas dikarenakan semakin sulitnya memperoleh pekerjaan.
Kondisi tersebut jika tidak segera dicarikan solusinya, akan memicu dampak yang semakin mengkhawatirkan pada tatanan kehidupan. Ketika masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan pokonya, maka akan memicu peningkatan angka kriminalitas seperti pencurian, perampokan, perdagangan obat-obatan terlarang, hingga maraknya pekerjaan seks komersial yang muncul dikarenakan keputusasaan masyarakat dalam upayanya memperoleh pemasukan untuk menopang kehidupan diri dan keluarganya, serta hilangnya kepercayaan rakyat kepada penguasa yang semakin menampakkan kezalimannya.
Kerusakan Sistem Kapitalisme
Sistem ekonomi Kapitalis yang menguasai dunia saat ini semakin menunjukkan kerapuhannya, jarak kesenjangan sosial antara yang kaya dan miskin semakin lebar. Eksploitasi sumber daya alam yang berdampak signifikan pada kerusakan alam semakin terlihat. Jerat hutang riba yang mencekik masyarakat hingga perangkap judi online. Maraknya korupsi para pejabat menjadi indikasi bahwa sistem kapitalis adalah sistem rusak yang tidak layak untuk diterapkan dalam kehidupan saat ini.
Sistem kapitalis hanya berorientasi pada keuntungan yang bersifat material dan berlandaskan pada kebebasan melahirkan masyarakat yang individualis.Menomorsatukan kepentingan diri, keluarga dan kelompoknya sendiri. Tanpa peduli dengan nasib masyarakat secara umum. Para pemilik modal bekerja sama dengan penguasa merampas tanah milik rakyat dengan dalih proyek strategis nasonal. Membabat hutan dengan alasan swasembada pangan. Mengeksploitasi tambang tanpa memperdulikan dampak bagi lingkungan.
Sistem Islam Mensejahterakan
Sudah saatnya untuk mengganti sistem yang sudah terbukti menimbulkan begitu banyak kerusakan ini. Sebuah sistem yang bersumber dari buah pikir manusia yang dipengaruhi nafsu dan kepentingan. Tentulah tata aturan yang bersumber dari sang pencipta Allah SWT yaitu sistem Islam dimana perekonomian berdasarkan syariat Islam terbukti mampu mensejahterakan. Penerapan syariat Islam akan memberikan keadilan melalui distribusi kekayaan, menutup celah kezaliman kebijakan penguasa, hingga mencegah rakyat dari jebakan transaksi ribawi yang menyengsarakan.
Aturan Islam memberikan solusi nyata diantaranya dengan mengatur pemanfaatan sumber daya alam hanya oleh negara yang hasilnya dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat secara umum. Menggunakan sistem moneter yang stabil melalui penggunaan mata uang yang berlandaskan kepada emas dan perak dapat mencegah inflasi. Berbeda dengan mata uang kertas yang tidak memiliki nilai intrinsik. Meningkatkan produktifitas masyarakat dengan larangan menimbun kekayaan dan menelantarkan lahan pertanian lebih dari tiga tahun. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang memiliki tanah hendaknya ia garap. Jika tidak sanggup ia kelola hendakya ia berikan tanah itu kepada saudaranya yang beragama Islam dan jangan dia sewakan” (HR. Abu Dawud).
Selain itu sistem Islam mencetak individu bertakwa jauh dari dari sifat individualis. Dengan lebih mementingkan kepentingan bersama, menafkahkan sebagian hartanya memalui bersedekah, zakat dan wakaf. Hal ini berpotensi besar memberikan pemerataan ekonomi. Disamping itu, syariat Islam menciptakan iklim yang mendorong inovasi dengan mewajibkan pemeluknya untuk menuntut ilmu. Termasuk ilmu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan peradaban hingga terbentuk pribadi yang memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rill jangka panjang.
Islam juga mendorong tumbuhnya sektor kewirausahaan dan investasi melalui bantuan modal dari baitul mal, mengahapuskan syarat-syarat administrasi yang menyulitkan calon-calon pengusaha sehingga menghidupkan iklim kerjasama bisnis dan investasi berbasis syariah. Meniadakan pajak pertambahan nilai dan berbagai jenis pajak lainnya. Sehingga produktifitas usaha menjadi lebih mudah untuk berkembang, yang berdampak kepada semakin terbukanya lapangan pekerjaan serta meningkatkan daya beli masyarakat.
Hanya dengan menerapkan sistem ekonomi Islam perekonomian yang sedang terpuruk saat ini mampu bangkit. Masyarakat terselamatkan dari belenggu hutang riba, angka kriminalitas akibat dari sulitnya memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup bisa ditekan. Sumber daya alam terselamatkan dari ekploitasi yang merusak ekosistem. Allah SWT berfirman: “Kami tidak mengutus engaku wahai Muhammad melainkan rahmat bagi seluruh alam (QS.Al-Anbiya:107). [WE/IK].
Views: 0
Comment here