Oleh : Elok Sri Mulyati (Pegiat Literasi)
Wacana-edukasi.com — Lagi, kasus penganiayaan terhadap ulama di tanah air, negeri mayoritas muslim ini terulang kembali. Kali ini korbannya adalah Syekh Muhammad Ali Jaber, Ulama hafiz asal tanah Madinah.
Seperti dilansir dalam laman republika.co.id, Pendakwah Syekh Muhammad Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal saat berceramah di Masjid Falahuddin, Jalan Tamin, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung, Ahad (13/9) petang. Ulama yang juga juri ajang pencari bakat hafiz cilik di salah satu stasiun televisi swasta nasional itu menderita luka tusuk di lengan kanan bagian atas.
Sementara itu, kasus penyelidikan pun masih berlangsung. Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, saat ini proses penyidikan tersangka penusukan terhadap Syekh Ali Jaber masih berjalan. Jika penyidikan sudah selesai, pihaknya akan memberi tahu lebih lanjut tersangka tersebut mengalami gangguan jiwa atau tidak.
Saat ini penganiayaan terhadap ulama terus berulang. Seolah tiada habis-habisnya peristiwa ini terjadi. Tentu saja hal demikian menyayat seluruh hati kaum Muslimin. Padahal Allah Swt, Sang Pencipta Semesta Alam yang Maha Mulia, sangat memuliakan para Ulama. Hal ini dikarenakan ilmu, amal, keikhlasan, dan keimanan serta segala perangai luhur mereka sebagai wali Allah Swt. Mereka merupakan orang-orang berilmu yang mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah di atas hukum kehidupan.
Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan para Ulama:
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (harta). Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak (menguntungkan).” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud).
Para ulama merupakan orang-orang berilmu dan orang-orang pilihan yang dimuliakan oleh Allah Swt. Pencipta semesta alam saja yakni Allah Swt, memuliakan para ulama. Lalu, siapa kita yang berani merendahkan bahkan menganiaya mereka? Oleh karena itu, kita pun wajib untuk memuliakan dan menghormati mereka. Sebagai bukti keimanan kita kepada Allah Swt dan Rasulnya.
Lantas, bagaimana caranya kita memuliakan para Ulama?
Islam sendiri sudah mengajarkan kepada kita, umat muslimin untuk memuliakan para ulama. Caranya dengan ;
Pertama, Bersyukur (berterima kasih) kepada para Ulama karena Allah Swt.
Sebab, kalau bukan karena keikhlasan dan kesabaran mereka dalam berdakwah, kita tidak akan bisa merasakan nikmatnya ilmu Allah swt melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah yang mereka syiarkan. Sehingga kita bisa mengetahui akidah, manhaj, dan beribadah dengan niat dan amal yang benar.
Kedua, Mentaati para Ulama dalam Hal yang Baik.
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan ulil amri di antara kalian.” (An-Nisa’: 59)
Dalam hal ini, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin mengatakan, “Bila para ulama dihormati, syariat pun akan dimuliakan, karena mereka adalah pembawa syariat tersebut. Namun, bila para ulama direndahkan, syariat juga akan dihinakan, karena apabila kewibawaan para ulama telah direndahkan dan dijatuhkan di mata umat, syariat yang mereka bawa akan dihinakan dan tidak bernilai.
Oleh karena itu, barangsiapa yang merendahkan dan menghina para ulama sama halnya dengan merendahkan syariat-Nya. Akibatnya syariat yang mereka bawa menjadi tak bernilai di mata umat.
Ketiga, Mengikuti Bimbingan dan Arahan dari para Ulama.
Dalam hal ini, Asy-Syaikh Muhammad Bazmul hafizhahullah mengatakan, “Barang siapa yang mengikuti para ulama berarti dia mengikuti jalan yang lurus. Adapun yang menyelisihi ulama dan tidak memedulikan hak-hak mereka berarti dia telah keluar (dan mengikuti) jalan setan. Dia telah memisahkan diri dari jalan yang lurus, yaitu jalan Rasul-Nya n dan yang ditempuh para sahabat g.” (Makanatul ‘Ilmi wal ‘Ulama, hlm. 18)
Demikianlah kedudukan para ulama. Mayoritas umat manusia tidak mengetahui cara menunaikan kewajiban, meninggalkan keharaman, dan beribadah kepada Allah Swt, melainkan dengan perantaraan para ulama. Dengan meninggalnya para ulama, umat akan bingung, ilmu akan hilang, dan kebodohan pun semakin merebak. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Alangkah dahsyatnya musibah ini.” (Akhlaqul ‘Ulama, hlm. 28—29)
Keempat, Mengembalikan Urusan Umat kepada para Ulama.
Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan para Ulama:
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (harta). Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak (menguntungkan).” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud).
Dalam hal ini, Allah Swt memerintahkan seluruh umat muslim untuk mengembalikan segala problematika yang tidak diketahui umat kepada para Ulama yang memiliki pengetahuan. Sebagaimana yang termaktub dalam firman-Nya :
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (An-Nahl: 43)
Demikianlah Islam mengajarkan kepada kita bagaimana cara menghormati dan memuliakan para Ulama. Sebab, memuliakan dan menghormati mereka merupakan suatu keharusan bagi kita selaku umat Muslim.
Semoga Allah swt senantiasa melindungi para ulama dan guru kita dari segala perlakuan tercela. Tidak lupa juga, semoga Allah swt membimbing kita untuk bisa menghormati, memuliakan, dan memberikan hak-hak para Ulama serta mengembalikan segala problematika umat kepada mereka. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah swt dan Rasul-Nya.
Wallahu’alam bishawab.[]
Views: 40
Comment here