Wacana-edukasi.com — Pada 18 September 2020 lalu, gubernur Jawa Timur menanyakan pendefinisian kematian akibat covid-19. Sebab sebelumnya tak ada panduan dalam menghitung angka kematian, apakah murni karena covid-19, atau kematian covid-19 dengan penyakit penyerta. Dikatakan, pendefinisian kematian ini sangat berguna untuk menentukan strategi penanganan covid-19.
Selanjutnya pro kontra terus terjadi di ranah publik. Di satu sisi, pendefinisian baru akan menurunkan angka kematian covid-19, yang sejalan dengan klaim keberhasilan yang terus disuarakan pemerintah. Namun, di lain sisi, akan menciptakan rasa aman semu bagi publik. Apalagi, fakta menunjukkan masih rendahnya kesadaran publik akan protokol kesehatan selama pandemi. Jika pendefinisian baru ditetapkan, bisa jadi malah melambungkan angka kematian covid-19.
Sehingga pemerintah harus berhati-hati mengambil definisi. Agar penanganan pandemi berjalan efektif dan masyarakat bisa terbebas dari covid-19. Jangan ada aji mumpung untuk meningkatkan citra diri. Sebab, penanganan pandemi bukan ajang meraup simpati. Jangan sampai nyawa rakyat melayang akibat politisasi definisi.
Terlebih, Islam telah menjelaskan bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan yang dipimpinnya. Rakyat menuntut pertanggungjawaban di dunia. Sementara Allah akan meminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Keberhasilan penanganan pandemi harus disertai bukti yang teruji.
Dalam sistem kapitalisme sekuler yang berlaku saat ini, rawan terjadi politisasi atas setiap yang terjadi. Tak perlu heran, karena kapitalisme memang memandang politik sebagai ajang meraih kekuasaan. Jangan tanya, urusan rakyat ada di urutan ke berapa. Karena fungsi negara hanya sebatas membuat regulasi, bukan mengurusi apalagi mengayomi.
Lain halnya dengan Islam. Politik dipandang sebagai cara untuk mengurusi semua urusan manusia dengan syariat Allah. Islam memiliki sistem khas, yakni khilafah. Khilafah inilah yang akan menerapkan syariah secara kaffah, mengurusi dan melayani rakyat semua urusan rakyat. Wajar saja jika kian hari umat makin rindu khilafah.
Nurwati – Jakarta Timur
Views: 3
Comment here