Opini

Suri Teladan dalam Menjalankan Kehidupan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Anita Irmawati

Wacana-edukasi.com — Teladan menjadi kebutuhan tersendiri dalam menjalankan sesuatu. Termasuk menata kehidupan, mengatur keuangan, berpakaian, berkerja, menentukan makanan, mengatur waktu dan lain sebagainya. Teladan juga menjadi motivasi dalam melakukan aksi. Menjadi contoh untuk berprilaku dan menjadikannya sebagai panutan saat menemui langkah yang buntu. Juga, tak lepas menjadi tuntunan dalam menghadapi terjalnya jalan kehidupan yang serba rahasia.

Peran Idola dalam Menjalankan Kehidupan Manusia

Tentu, setiap orang memiliki idola. Bahkan, tak sekadar idola untuk dikagumi. Namun, seluk beluk idola pun ikut terbawa dalam beberapa kebiasaan yang justru dijadikan panutan. Seperti gaya pakaian, gaya berbicara, bahkan gaya berpikir yang tak lepas dengan apa yang sang idola lakukan. Tak heran banyak sekali yang menjadikan diri sebagai fans berat para idola. Terkhusus dunia entertainment yang paling sering dijadikan idola baik kaum muda atau tua dan perempuan atau laki-laki.

Ya, publik figur yang sering terlihat dilayar kaca membuat lebih terkenal dan digandrungi masyarakat. Bukan sekadar akting atau suara merdunya. Namun, pakaian, makanan, hingga aksesori yang digunakan bisa menjadi tren di masyarakat. Berakhir di pasaran akibat diminati oleh masyarakat. Bahkan, hal ini menjadikan celah hedonis dalam gaya hidup, hingga mindset serba bebas bak film yang diperankan sang idola.

Idola Sejati Pilihan Illahi

Tentu, sangat besar pengaruh teladan terhadap kehidupan seseorang. Namun, sebagai umat Islam yang sudah memiliki dan diberikan clue suri teladan yang seharusnya dijadikan sebagai panutan. Ya, siapa lagi jika bukan Baginda Nabi Muhammad saw. bahkan Allah sendirilah yang memberitahukan kepada ummat manusia.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzāb (33) : 21)

Bukan sekadar suri teladan akan berprilaku atau gaya hidup yang sederhana saja. Namun, ada aturan khusus yang memang Allah risalahkan kepada rasul-Nya. Aturan untuk mengatur manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia dan meraih surga di akhirat kelak. Aturan dalam berpakaian, makanan, pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan. Aturan paripuna yang mengatur dari bangun tidur sampai sebelum tidur.

Teladan dalam sistem aturan yang digunakan pun perlu ditiru dan jadikan panutan. Ada warisan besar yang ditinggalkan setelah wafatnya Rasulullah. Risalah-risalah Islam yang pernah disampaikan, sudah semestinya diterapkan dalam sistem dan skala negara agar mampu mengatur manusia secara total bukan parsial apalagi individu saja. Misalnya dalam pengaturan sistem pendidikan yang mencerdaskan ummat akan ketaatan hakiki pada Sang Pencipta, sistem sosial yang menjadikan interaksi terarah tak bebas berprilaku kemaksiatan, atau ekonomi yang mensejahterakan dan bebas dari bunga yang melilit rumah tangga, bahkan perpolitikan yang seharusnya senada dengan tugasnya politik dalam Islam, yakni mengatur urusan umat. Hal ini memerlukan wadah untuk menjamin penerapannya secara menyeluruh.

Semua pengaturan memiliki aturan yang khas yang memang sudah didesain sedemikian rupa sempura oleh Sang Pencipta. Yang memiliki kemampuan mengatur secara paripurna. Walaupun, memang ada celah dalam pelaksanaannya mengingat manusia ada tempat salah dan khilaf. Namun, usaha untuk melaksanakan aturan-Nya adalah hal jelas untuk bertakwa dan mengikuti suri tauladan dalam menjalani kehidupan.

Lantas Siapakah Idola Sejati?

Lantas, jika suri teladan yang memang Sang Pencipta sudah pilihkan, mengapa kita enggan dan malah berpaling dari aturan yang sudah digariskan? Jangan sampai Maulid Nabi sekadar seremonial dalam agenda tahunan PHBI saja. Namun, menghilangkan esensi suri teladan sejati, panutan terbaik dalam mengarungi kehidupan di dunia dan mengejar kehidupan di akhirat kelak. Jadi siapakah idola sejati, lantas maukah diri mengikuti aturan secara sempurna dalam kehidupan?

Wallahu’alam bisahwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 174

Comment here