Opini

Bonus Demografi untuk Indonesia Berkah atau Ancaman?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Emmy Emmalya (Penggiat Literasi)

Wacana-edukasi.com — Pada tahun 2045 Indonesia diprediksi akan dihadiahi bonus demografi. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua MPR RI, Sjariefudin Hasan, dihadapan Anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Kota Bogor 18 November 2020, bahwa bangsa Indonesia harus optimis menghadapi usia ulang tahun kemerdekaan pada 2045 karena pada tahun itu sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif dan hanya 30 persen saja yang tidak produktif (Republika.CO.ID.BOGOR.18/11/20).

Usia produktif identik dengan usia muda, dengan kata lain pemuda akan mendominasi masyarakat Indonesia tahun 2045 mendatang.

Lalu pertanyaannya apakah pemuda di Indonesia yang mayoritas beragama Islam, sudah menggambarkan sosok pemuda Islam yang sesungguhnya?

Mengingat fakta yang kita dapati di lapangan, pemuda hari ini mayoritas bergaya hidup hedonis, suka hura-hura, dan main tik tok. Lalu apa yang akan diharapkan dari bonus demografi ini kalau kondisi pemudanya sedemikian rupa?

Realita ini ada karena tatanan hidup hari ini didominasi oleh aturan hidup yang sesat, di mana aturan sekularisme begitu kental dalam kehidupan.

Pemuda hari ini bisa dikatakan sebagian besar kehidupan kesehariannya jauh dari nilai-nilai agama, pahala dan dosa sudah tidak dipedulikan lagi, ditambah lagi dengan dominasi pemahaman kapitalistik yang memandang sesuatu berdasarkan keuntungan materi tanpa memedulikan standar halal dan haram. Pun pandangan liberalisme yang dihasilkan dari sistem ini juga sangat berpengaruh pada diri pemuda saat ini seperti gaya hedonisme dan memperturutkan hawa nafsu.

Secara umum ada beberapa faktor penyebab pemuda Islam berprilaku jauh dari ajarannya. Pertama, pemahaman umat Islam saat ini tentang Islam ideologi sangat lemah. Sebagian besar umat Islam hari ini masih menganggap Islam sama dengan agama lain yang hanya mengajarkan tata cara beribadah saja atau dengan kata lain hubungan dirinya dengan tuhannya saja, tanpa memahami bahwa Islam itu sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Kedua, umat Islam kehilangan pelindung dimana fungsi keluarga hilang, masyarakat tidak perduli dan negara abai. Ketiga, adanya konspirasi dari orang-orang kafir yang membuat propaganda kepada umat Islam seperti liberalisasi akidah, politik adu domba, penyesatan politik dengan menyatakan bahwa demokrasi sesuai dengan Islam.

Dan yang paling berpengaruh besar terhadap kehancuran umat Islam termasuk para pemuda Islam saat ini tidak terlepas dari konspirasi kafir terhadap umat Islam dalam rangka menghancurkan generasi Islam.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Direktur Global Future Institute Hendrajit, bahwa sejak perang dingin berakhir dan ketika presiden Josh W. Bush naik singasana tahun 2000, ada satu dokumen dari Rand Corporation yang bertajuk “Civil Democratic Islam: Partners, Resources and Strategies” (https://theglobal-riview.com/jurus-sakti-pecah-belah-sesama-kelompok-Islam-rand-corporatio).

RAND Corp adalah Pusat Penelitian dan Kajian Strategis tentang Islam di Timur Tengah atas biaya Smith Richardson Foundation, berpusat di Santa Monica-California dan Arington-Virginia, Amerika Serikat (AS). Sebelumnya ia perusahaan bidang kedirgantaraan dan persenjataan Douglas Aircraft Company di Santa Monica-California, namun entah kenapa beralih menjadi think tank (dapur pemikiran) dimana dana operasional berasal dari proyek-proyek penelitian pesanan militer.

Garis besar dokumen Rand berisi kebijakan AS dan sekutu di Dunia Islam. Inti hajatannya adalah mempeta-kekuatan (MAPPING), sekaligus memecah-belah dan merencanakan konflik internal di kalangan umat Islam melalui berbagai (kemasan) pola, program bantuan, termasuk berkedok capacity building dan lainnya.

Tajuk NIC di atas pernah dimuat USA Today, 13 Februari 2005 juga dikutip oleh Kompas edisi 16 Februari 2005.

Rand Corporation membuat hajatan besar, yakni memetakan kekuatan dan kelemahan dari potensi-potensi kekuatan Islam di negara-negara berkembang, lalu kemudian dibangun suatu strategi bagaimana melemahkan dan memecah belah kekuatan-kekuatan Islam itu sendiri.

Dari hasil pemetaan tersebut menghasilkan 4 kelompok gerakan Islam yang dikaitkan dengan kepentingan Barat. Berikut keempat kelompok tersebut:

Pertama, kelompok fundamentalis yaitu kelompok yang dinilai menolak nilai-nilai demokrasi dan budaya barat serta menginginkan sebuah negara otoriter yang puritan yang akan dapat menerapkan Hukum Islam.

Kedua, kelompok tradisional yaitu kelompok yang menginginkan suatu masyarakat konservatif.

Ketiga, kelompok modernis yaitu kelompok yang menginginkan dunia Islam menjadi bagian modernitas global. Mereka juga ingin memodernkan dan mereformasi Islam dan menyesuaikan Islam dengan perkembangan zaman.

Keempat, kelompok sekuler yaitu kelompok yang menerima paham sekuler dengan cara seperti yang dilakukan negara-negara Barat, dimana agama dibatasi pada lingkup pribadi saja.

Dengan pemetaan seperti itu, umat Islam termasuk para pemudanya akan digiring ke arah rancangan tersebut. Maka, tak heran jika kita dapati keadaan umat Islam saat ini jauh dari nilai-nilai Islam.

Inilah kondisi usia produktif (pemuda) saat ini. Jika potensi usia produktif ini tidak dikelola dengan benar, maka potensi mereka bukan membawa berkah bagi Indonesia tapi malah membawa ancaman.

Cara Islam Mempersiapkan Pemuda yang Produktif

Islam memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan generasi muda yang produktif dan mampu memimpin dunia. Islam akan membentuk para pemuda Islam memiliki profil yang khas sesuai dengan aqidah yang diyakininya.

Islam akan mempersiapkan generasi penerus peradaban dari sejak dalam kandungan ibunya hingga menjadi seorang pemuda. Islam akan membentuk generasi muda yang memiliki kepribadian Islam, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an. Setidaknya ada enam hal yang akan dilakukan untuk membentuk profil pemuda Islam: pertama, kuat dalam keimanan (Qs. An Nisa:9), kedua, taat total tanpa tanpa syarat (Qs.An Nur:51), ketiga, mumpuni dalam ilmu (Qs. Al Mujadalah:11), keempat, memiliki life skill, kelima, peduli terhadap nasib umat (Qs. Ali Imron:110) dan keenam, terlibat aktif dalam perjuangan Islam (Qs. Ali Imron:104).

Dengan profil pemuda Islam seperti ini, bonus demografi yang dianugerahkan kepada negara Indonesia akan menjadi berkah dan bisa membawa Indonesia menjadi negara yang akan memimpin dunia dan peradaban. Semoga hal ini bisa terwujud.

Wallahua’lam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 58

Comment here