Wacana-edukasi.com — Bisnis prostitusi daring kian menggiurkan. Hanya bermodalkan gadget bisa meraup puluhan juta rupiah. Terungkapnya kasus prostitusi daring di Bandung pada 16 Desember lalu menunjukkan bahwa bisnis ini memiliki jaringan luas. AH, RJ, dan MR menjajakan wanita lewat situs daring berinisial BM. Tidak tanggung-tanggung, para wanita yang ditawarkan ini berasal dari kalangan artis, selebgram, pramugari, dan pegawai bank. Dari jasanya ini, para mucikari mendapatkan komisi 10% dari tarif para perempuan yang mereka jual. (Sindonews.com, 6/1/2021). Sebut saja artis TA yang mematok tarif 75 juta, jadi sang mucikari bisa mendapatkan bagian 7,5 juta. Dengan modal yang sedikit, mampu meraup untung yang banyak, siapa yang tidak tergoda?
Sebenarnya, bisnis prostitusi daring ini sudah lama terjadi. Walaupun banyak yang terungkap dan mendapatkan sanksi, ternyata tidak mampu menyurutkan bisnis prostitusi daring ini. Bisa dikatakan, bisnis ini seperti fenomena gunung es. Masih banyak kasus yang belum terungkap, dan melibatkan jaringan yang sangat luas. Sistem kapitalisme liberal adalah akar di balik permasalahan yang tak kunjung berakhir ini. Jika dalam Islam zina itu dosa besar, maka dalam kapitalisme justru sebaliknya. Sistem yang menjunjung tinggi kebebasan pribadi ini justru membiarkan zina merajalela walaupun bertentangan dengan aturan agama. Karena, dalam sistem kapitalisme sekuler, agama tidak memiliki hak untuk campur tangan dalam kehidupan, manusia bebas melakukan apa yang mereka inginkan.
Jelaslah bahwa sistem kapitalisme adalah sumber semua kerusakan dan menghancurkan tatanan masyarakat. Sistem ini juga mengakibatkan dekadensi moral pada generasi muda. Demi mempertahankan gaya hidup hedonis mereka rela menjajakan diri. Miris, inilah potret kebobrokan generasi saat ini. Jika dulu bangsa Eropa bangkit karena memisahkan diri dari aturan agama, maka sebaliknya, umat Islam hancur karena mencampakkan agamanya demi kesenangan dunia yang fana. Padahal, ketika syari’at Islam diterapkan secara kaffah di bawah naungan Daulah, umat Islam menyandang predikat umat terbaik. Karena itu, tidak ada lagi solusi bagi seluruh permasalahan umat, kecuali kembali pada aturan dari Al Khaliq Al Mudabbir.
Chaya Yuliatri
Sleman, Yogyakarta
Views: 1
Comment here