Oleh: Nida fitri Azizah (Enterpreneur muda)
Wacana-edukasi.com — Kabar duka kembali berdatangan dari nakes yang gugur usai berjuang melawan covid. Ini merupakan hal penting yang perlu disoroti agar hal seperti ini tidak terulang lagi lagi. Pejabat terkait perlu melakukan evaluasi tahap lanjut untuk masalah serius yang menimpa tenaga kesehatan Indonesia.
Ketua tim mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia. Selain itu, Indonesia juga masuk ke dalam lima besar kematian tenaga medis dan kesehatan di seluruh dunia.
“Sejak Maret hingga akhir Desember 2020 terdapat total 504 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi covid 19 ujar adib dikutip dari siaran pers. Jumlah itu terdiri dari 237 dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga laboratorium medis, tuturnya.
Tidak hanya itu, pelacakan yang buruk terhadap kontak positif covid 19 juga disoroti Firdza. Menurut pandangannya penanganan pandemi di Indonesia belum maksimal. Wajar saja jika nakes terus berjatuhan akibat dampak pandemi. Jika penduduk Indonesia sebesar 267 juta jiwa maka jumlah penduduk minimal yang harus dites sebanyak 38.500 orang. Hingga kurun waktu 9 bulan angka tersebut gagal dicapai.
Melihat fakta di atas sungguh dilematis bagi para nakes. Pasalnya mereka berjuang sendiri tanpa didukung strategi sistemik dari penguasa untuk memutus rantai covid 19. Mereka menjadi garda terdepan yang berjuang menghadapi ratusan bahkan ribuan pasien dengan taruhan nyawa sekalipun. Sudah sepatutnyalah mereka mendapatkan APD (Alat pelindungDiri) yang layak, dan upaya signifikan lainnya untuk melindungi mereka dari bahaya covid 19.
Abainya negara saat absen lindungi rakyat. Namun inilah watak kapitalis sesungguhnya yang mengurusi rakyat dengan setengah hati. Solusi tambal sulam pun bermunculan. Sistem ini hanya akan melahirkan berbagai masalah. Satu nyawa nakes mungkin dianggap murah dari pada merosotnya pertumbuhan ekonomi negara. Ini bisa dilihat dari dibukanya kembali tempat-tempat perbelanjaan yang sudah pasti menimbulkan kerumunan. Seluruh dunia kolaps akibat pandemi dan kapitalisme tampil sebagai sosok sistem yang gagal menjadi solusi untuk selesaikan wabah.
Islam Pelindung Setiap Nyawa
Didalam Islam satu nyawa seorang manusia sangatlah berharga untuk dijaga. Upaya maksimal akan dilakukan mulai dari preventif hingga kuratif. Asas ini jelas searah dengan tujuan politik didalam Islam yakni mengurusi urusan umat. Berbagai fakta historis mencatat bahwa Islam pernah menyelesaikan wabah dengan memutus mata rantai penyebaran Tha’un Amwas
Pembatasan atau pengurangan tingkat penyebaran penyakit juga dilakukan oleh Umar bin Khatab pada saat terjadi wabah dimasanya. Umar memerintahkan para penduduk dibawa ke tempat yang aman dan tidak berpotensi untuk menularkannya kepada yang lain yaitu kedataran tinggi yang lebih luas dan udara bersih.
“Sesungguhnya Yordania adalah tanah yang dipenuhi dengan rawa ,tanah yang bersih dan jauh dari wabah penyakit bawalah kaum muslim ke sana!”
Perintah Umar kepada gubernur Syam kala itu. Hikmah yang kita ambil bahwa penguasa Islam pada saat itu mengambil langkah yang benar, cepat dan terarah sehingga tidak menunggu banyak korban berjatuhan dulu baru bertindak.
Selain itu, kita perlu berkaca pada gemilangnya sistem rumah sakit dimasa kekhalifahan. Rumah sakit pertama dibangun dimasa kekhilafahan Harun al Rasyid (786- 809M). Rumah sakit tersebut berada di Baghdad, pusat pemerintahan kekhalifahan Islam saat itu.
Rumah sakit ini dikepalai langsung oleh Al Razi seorang dokter muslim terkemuka yang juga merupakan dokter pribadi khalifah. Dikisahkan sebelum membangun rumah sakit, Al Razi meletakkan potongan daging yang digantung dibeberapa tempat di wilayah sekitar aliran sungai Tigris. Setelah lama diletakkan potongan daging itu baru membusuk. Hal ini ditujukan untuk mengetahui apakah tempat tersebut cocok untuk dibangun sebuah rumah sakit.
Subhanallah begitulah riayah penguasa dimasa itu dalam menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai bagi warganya. Karena bagi mereka besar kecintaannya kepada Islam sama besarnya terhadap kepedulian mereka terhadap rakyatnya. Wallahu alam bishawab
Views: 1
Comment here