Oleh: Nur Hanna (Pegiat Literasi)
Wacana-edukasi.com— Memasuki kehidupan abad ke-21, waktu demi waktu semakin berubah. Zaman yang semakin modern memengaruhi setiap individu, baik itu wanita atau pun pria. Ada sebagian orang berpendapat dunia sudah terbalik. Ibarat sebuah sandiwara, peran ganda bisa dilakukan oleh seseorang.
Seiring waktu berjalan, peran wanita pun kian terlupakan.
Banyak di antaranya yang lebih memilih menjadi seorang wanita berkarir, dibanding menjadi wanita biasa. Menjadi wanita terkenal banyak menjadi impian wanita masa kini.
Namun mirisnya, ada sebagian wanita yang harus terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Posisi yang seharusnya bukan untuknya. Namun, disebabkan biaya hidup yang semakin tinggi ditambah lagi tuntutan kehidupan yang harus mengikuti zaman. Akhirnya, dengan sangat terpaksa para wanita harus bekerja. Sehingga, menghabiskan waktunya seharian penuh di luaran, akibatnya keluarga menjadi terabaikan.
Dilansir dari bbcnews.com, 28 Januari 2020. Wanita berkarir rentan perceraian di banding dengan laki-laki. Waktu luang yang dimiliki oleh para wanita berkarir sangatlah terbatas. Sehingga ia harus membangi waktu untuk bekerja dan mengurus keluarga, tak ayal perceraian pun marak terjadi.
Perhatian ibu terhadap anaknya tidak penuh. Sehingga anak akan bebas melakukan apa pun dalam kehidupannya. Mereka akan memilih hal yang disukainya tanpa bimbingan dari orang tuanya. Akhirnya anak akan tumbuh dan berkembang tanpa tujuan hidup yang jelas.
Kini perasaan lembut yang dimiliki oleh setiap para wanita seakan tergantikan oleh materi.
Peran ibu semakin lama semakin terkikis dan tidak bermakna. Banyak orang tua yang tidak menjalankan kewajiban/tanggung jawabnya. Sehingga, banyak generasi muda yang tidak bermoral, hidup tanpa arah dan mengikuti arus global kehidupan yang tidak sesuai dengan syariat Islam
Padahal wanita dalam Islam sangat dimuliakan sampai Allah Swt. menurunkan surat khusus untuk para wanita. Yakni,
Surat An-nissa yang artinya wanita.
Fitrah seorang wanita dalam Islam adalah menjadi seorang ibu/istri.
Wanitalah yang menentukan kehidupan dalam keluarganya, dan ia juga yang menentukan ahlak kepribadian untuk generasi selanjutnya. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak anaknya.
Peran wanita dalam Islam sangatlah penting.
Islam memberikan batasan yang sangat jelas. Sehingga seorang wanita melakukan kewajiban sesuai dengan hukum Islam, yaitu menjadi ummun warobattul bait (pengatur ibu rumah tangga) dan madrosatul ula (pengajar pertama bagi anak-anaknya).
Adapun hukum wanita yang bekerja dalam Islam adalah mubah. Sebab peran wanita hanya untuk mengkontribusikan ilmu bermanfaat untuk masyarakat, dan dalam Islam pun wanita tidak diwajibkan mencari nafkah untuk keluarganya. Seperti firman Allah dalam Q. S An- nissa ayat 34, yang artinya:
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya.”
Untuk itu, wanita harus kembali merenung agar tidak salah dalam memililh sebuah jalan. Wanita telah Allah karuniakan kedudukan yang mulia, memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh para lelaki.
Maka berbanggalah menjadi seorang wanita, karena engkaulah yang memengang kunci surga.
Kembalilah ke fitrah yang sebenarnya. Jadilah seperti mentari yang tidak pernah lelah menyinari alam semesta.
Wallahua’lam bishshawab
Views: 165
Comment here