Oleh: Nurmilati
Februari, hati sakit tak terperi
Kabar kepergian menyapa setiap hari
Kecamuk di dada seketika hadir
Bulir bening menyeruak menangisi takdir
Semua jiwa menangis di balik wajah sendu
Duka menjalar hingga ke setiap ruas tulang
Lentera itu padam tak lagi terang
Insan tawadhu dengan selaksa ilmu
Hadirmu merupa gemintang dipekatnya malam
Menerangi insan dari gelapnya dunia
Di tengah umat kedudukanmu sungguh mulia
Nakhoda di dalam perahu keselamatan
Tersentak diri dalam lamunan
Sungguh ajal membuatku tersadar
Gelap mulai membayang angan
Mengingat gunungan dosa menguar
Aku, kamu, dia, dan mereka takkan mampu berlari
Mengelak datangnya ajal menjemput diri
Berharap nyawa terlepas ikhlas
Menghadap Rabb pemilik nafas
Terkadang diri bingung seperti pandir
Bilakah nyawa ini terlepas dari raga
Saat nafas ini meninggalkan jejak terakhir
Adakah amal mengalir terjaga
Linang air mata kering sudah
Berharap jiwa kan tenang saat berpulang
Ayat-ayat bersenandung indah
Kain kafan membalut jasad terbaring
Di ujung perjalanan hidup ini
Biarkan ku tenggelam dalam sujud syahdu
Aaminkan semua pinta dalam sanubari
Do’aku agar aku pantas di sisi-Mu
Views: 30
Comment here