Oleh: Ummu Aisyah
Aku belajar menghargai, ketika karyaku dicaci
Aku belajar menghargai, ketika lelahku tak dianggap berarti
Aku belajar menghargai, ketika upayaku dianggap basi
Aku belajar menghargai, ketika perjuanganku tak terlihat, cenderung tak ada empati
Pantas, dunia dikatakan fana
Pantas, dunia bak fatamorgana
Pantas, kehidupan dihiasi peribahasa
Karena peribahasa itu memang tampak nyata
Pantas, ada kisah dunia terbalik
Pantas, ada dongeng dunia terbaik
Karena dosa yang tak diakui
Menjadikan manusia tak mampu lagi berpikir waras nan sejati
Pantas, negeri ini hancur
Pantas, penguasa makin tak karuan
Karena itulah kehidupan
Penguasa cerminan dari rakyatnya
Hukum adalah penguasa
Penguasa adalah hukum
Yang lemah, benar pun tak dianggap
Kebenaran hanya milik mereka yang menguasai
Seolah hanya bawahan yang harus taat aturan
Seolah hanya bawahan yang harus disiplin
Penguasa salah tak apalah
Penguasa salah tak pernah salah
Aku belajar, semut diujung lautan tak tampak
Aku belajar, gajah dipelupuk mata tak kuat
Aku belajar dewasa dari kekanak-kanakkan
Aku belajar bijak dari kesemena-menaan
Aku belajar sabar dari ketidaksabaran
Aku belajar tenang dari riuh ego ketidakdewasaan
Aku belajar waras dari ketidakwarasan
Aku belajar dari segala ketidakseimbangan
Aku belajar mencurahkan kemampuan dari cibiran
Aku belajar tangguh dari yang senang melemahkan
Aku belajar dan belajar
Aku belajar dari jejak kebisingan cinta dunia
Aku belajar empati dari ketidakpedulian
Aku belajar meraba rasa dari kearogan manusia
Aku belajar memaafkan dari pembuat aturan yang tak beraturan
Aku belajar waras dari ketidakwarasan yang terulang
Aku belajar terus berkarya melibas yang hanya senang bicara
Aku belajar teguh dari kerapuhan
Aku belajar normal dari ketidaknormalan
Aku belajar dan belajar hingga mampu membedakan yang haq dan bathil sesuai tuntunan Al-Qu’ran
Views: 9
Comment here