Wacana-edukasi.com — Hampir setahun negeri ini diliputi pandemi, polemik minimnya perhatian bagi nakes masih terjadi. Kali ini wacana pemotongan insentif nakes yang berujung penentangan. Para tenaga kesehatan mempertanyakan kepekaan pemerintah atas perjuangan mereka di tengah pandemi covid-19.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan pemerintah untuk kembali mengkaji rencana pemotongan insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) di tengah upaya penanggulangan pandemi covid-19 yang tak jua menunjukkan sinyal positif.
Wakil Ketua Umum IDI, Slamet Budiarto mengatakan pemotongan insentif pada nakes bisa membuat kekecewaan dan demotivasi pada para tenaga medis di Indonesia (CNNIndonesia.com, 04/02/2021).
Wajar saja jika para nakes kecewa dengan wacana pemotongan intensif mereka. Pasalnya, mereka tetap setia berada di garda terdepan penanggulangan bencana nonalam ini. Ditambah lagi, peluang risiko terpapar covid-19 begitu besar mengingat kasus positif terus meningkat. Sementara nakes juga banyak yang telah wafat demi tugas mulia. Selain itu, sudah lebih 100 dokter yang wafat saat mengemban tugasnya.
Para nakes sangat layak mendapat penghargaan atas jasa besarnya. Seharusnya wacana pemotongan insentif ini jangan sampai terjadi. Pasalnya, sudah menjadi tugas negara melayani rakyat dan menjamin kebutuhannya, termasuk nakes. Jka peran negara optimal dalam memenuhi kebutuhan individu nakes, kekecewaan itu tidak akan terjadi.
Sungguh memprihatinkan! Kondisi nakes yang serba tidak nyaman justru akan dipotong insentifnya. Seyogianya pemerintah mengkaji ulang rencana pemotongan insentif bagi nakes. Jika perlu, pemerintah menambah anggaran insentif nakes sebagai penghargaan bagi mereka. Memberikan penghargaan terbaik bagi nakes adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah atas kontribusi mereka selama pandemi covid-19 berlangsung.
Afiyah Rasyad (Aktivis Peduli Umat)
Probolinggo, Jawa Timur
Views: 1
Comment here