Motivasi

Keutamaan Shalat

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Ovah Inka

Wacana-edukasi.com, Teringat masasilam saat ibuku masih ada di dunia ini dan masih dalam keadaan sehat, beliau sering sekali mengingatkan agar anak-anaknya jangan sampai meninggalkan shalat.

Saat itu, ketika aku selesai mengerjakan shalat magrib lalu hendak keluar dari kamar, ibuku menasehatiku. Beliau berkata “Di manapun kita berada dan di manapun kita tinggal, agar tidak meninggalkan shalat, apalagi sampai melupakan yang namanya shalat”.

Ibuku sangat khawatir jikalau nanti anak-anaknya tinggal jauh dari beliau, lalu tidak mengerjakan shalat di tempat tinggal barunya, karena tidak ada pengawasan darinya.

Tetapi alhamdulillah semua anak-anaknya sangat amanah terhadap apa yang beliau pesankan untuk mereka. Karena mereka sadar ketika ibunya tidak lagi mengawasi saat dia tidak shalat, tetapi masih ada Allah SWT yang selalu mengawasi setiap gerak gerik mereka dan semua apa yang telah dilakukan oleh mereka.

Sampai sekarangpun alhamdulillah keluargaku tidak ada yang meninggalkan shalat. Karena shalat merupakan kewajiban bagi kaum muslim di seluruh dunia.

Ketika penghisaban nanti amal pertama yang akan ditanyakan adalah masalah shalat, berapapun kebaikan yang kita lakukan, jika kita tidak pernah sama sekali mengerjakan shalat saat ada di dunia, maka nilai kebaikan itu tidak ada artinya alias sia-sia.

Ingat sahabat, shalat adalah tiangnya agama, jadi jika tiangnya saja tidak ditegakan, bagaimana dengan bangunannya yang sudah dibangun dengan kokoh, pasti bangunan itu juga akan ikut runtuh. Otomatis segala sesuatu yang sudah kita bangun tidak akan menjadi apa-apa. Maka dari itu sahabat, jangan pernah kita meninggalkan shalat, karena shalat adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah di seluruh dunia. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya :

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku lah beserta orang-orang yang ruku.” (TQS. Al-Baqarah : 43)

Perlu kita ingat juga, ketika kita sedang susah ingatlah shalat dan berdoa sama Allah agar dimudahkan segala urusan kita, dan ketika kita sedang galau akan urusan duniawi, maka shalatlah agar hati kita tentram, saat mendapatkan masalah ekonomi di dalam keluarga maka kita jangan sekali-kali meninggalkan shalat, dan selalu kita panjatkan do’a kepada Sang Pencipta memohon agar senantiasa dilancarkan atas rizki kita. Dekati Allah, maka Allah akan memudahkan semua urusan kita.

Shalat tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi shalat juga dapat menjauhkan kita dari perbuatan keji dan mungkar. Apa itu perbuatan keji dan mungkar?
Mungkin sebagian dari masyarakat ada yang masih belum faham dengan istilah keji dan mungkar, dan mungkin sebagian lain ada yang sudah faham dengan dua istilah itu.

Keji dapat di artikan sebagai sesuatu yang melampaui batas dalam keburukan dan kekejian, baik ucapan maupun perbuatan. Seperti perzinaan, penganiayaan, LGBT, dan lain-lain.

Sedangkan mungkar artinya semua bentuk kedurkaan pada Allah SWT yang tidak bisa diterima dengan akal sehat juga naluri manusia atau sering disebut kemaksiatan. Seperti mencuri, merampok, menipu, begal, dan lain-lain.

Akan tetapi, manusia dapat tercegah dari perbuatan keji dan mungkar, apabila mereka melaksanakan shalat dengan cara yang sempurna. Sebagaimana dalam firman Allah yang artinya :

“Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar keutamaanya dari ibadah-ibadah yang lain.” (TQS. Al-Ankabut : 45)

Tanpa kita sadari saat shalat itulah kita sedang berkomunikasi dengan Sang Pencipta yaitu Allah SWT yang telah menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan. Maka dari itu jangan sampai kita sia-siakan waktu shalat, karena di dalam shalat kita dapat memohon segala ampunan atas apa yang telah kita perbuat selama ini.

Lalu mau apalagi kita hidup di dunia kalau amalan shalat yang mudah saja kita tinggalkan, apalagi amalan-amalan lain yang mungkin dianggap berat oleh manusia, pasti tidak akan pernah dikerjakan amalan-amalan itu.

Kita masih beruntung hidup di Negara ini yang masih bebas melakukan shalat di mana saja, bayangkan saudara-saudara Muslim kita seperti Muslim Rohingnya di Myanmar, Muslim Uighur yang ada di Cina dan saudara Muslim kita yang ada di Palestina, jangankan untuk melakukan ibadah shalat, sekedar ingin menikmati nyamannya hidup saja mereka sangat sulit sekali.

Memang tidak sedikit di zaman sekarang banyak sekali orang-orang yang dengan santainya meninggalkan shalat tanpa merasa bersalah dan berdosa ketika waktu shalat tiba mereka malah bersantai-santai di luar rumah. Ada yang masih sibuk dengan aktivitas kerjaannya di kantor, ada yang masih sibuk dengan jualannya di pasar, ada yang sibuk dengan acara jalan-jalan dan makan-makannya di mall. Mereka semua tidak ada rasa berdosa.

Berbeda halnya ketika Rasulullah menjadi seorang pemimpin, beliau mencontohkan siapa saja pasti ada yang melalaikan shalat maka akan diberikan sanksi kepadanya. Tidak hanya itu saja, Negara Islam juga akan memberlakukan sanksi pada setiap orang yang telah melakukan pelanggaran terhadap perintah-perintah Allah. Hal ini ditujukan agar mereka jera atas perbuatannya dan memiliki rasa takut ketika mereka meninggalkan kewajiban-kewajiban yang sudah Allah perintahkan.

Diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari dari sahabat Samurah bin Junab ra, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang panjang tentang sabda Rasulullah SAW ( dalam kisah tentang mimpi beliau) :

“Kami mendatangi seorang laki-laki yang terbaring dan ada juga yang lain yang berdiri sambil membawa batu besar, tiba-tiba orang tersebut menjatuhkan batu besar tadi ke kepala laki-laki yang sedang berbaring dan memecahkan kepalanya sehingga berhamburanlah pecahan batu itu di sana sini, kemudian ia mengambil batu itu dan melakukannya lagi. Dan tidaklah ia kembali mengulangi lagi hal tersebut sampai kepalanya utuh kembali seperti semula dan dia terus menerus mengulanginya seperti semula dan ia terus menerus mengulanginya seperti pertama kali.”

Disebutkan dalam penjelasan hadits tersebut, “Sesungguhnya laki-laki tersebut adalah orang yang mengambil Al-Qur’an dan ia menolaknya. Dan orang yang tidur untuk meninggalkan sholat wajib.”

Orang yang meninggalkan sholat secara keseluruhan hukumnya kafir, hal ini berdasarkan dalam sabda Nabi SAW, “Perbedaan antara kita dengan mereka (orang-orang kafir) adalah sholat. Barangsiapa yang meninggalkan sholat maka ia telah kafir.” (HR. At-Tirmidzi)

Bahkan di dalam Al-Qur’an ditegaskan, orang yang meninggalkan sholat akan dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam neraka Saqar, sebagaimana firmannya :

“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat.” (QS. Al-Mudatsir: 42-43)

Wallahu a’lam bishawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 68

Comment here