Opini

Dari Rancu Menuju Kejayaan Peradaban Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Marsita Dewi

wacana-edukasi.com Pernahkah kamu mendengar orang yang mengucapkan kalimat “Islam Kaffah (menyeluruh)?” Atau bahkan mengetahuinya dari media sosial? Ketahuilah, bahwa kalimat tersebut sangat dalam maknanya dan tentunya dirindukan oleh umat di seluruh dunia saat ini utamanya bagi mereka yang mengkajinya di majelis ilmu akan merasa sangat berharganya Islam bisa kembali tegak secara menyeluruh.

Saat ini negara kita sudah merdeka selama 75 tahun, tetapi arti merdeka itu belum saya rasakan sepenuhnya secara pribadi dan mungkin mewakili sekian juta orang di luar sana. Mengapa? Karena saat ini umat dijajah melalui pemikirannya yang jauh lebih berbahaya dari penjajahan secara fisik. Bayangkan jika prinsip dan alur berpikir seseorang tidak berlandaskan Islam secara murni maka kerusakanlah yang akan menimpanya.

Mereka yang awam atau pemikir yang telah ternodai dengan pemikiran liberal akan berkata bahwa “Toleransi yang baik adalah ketika saling mendukung agama lain karena Indonesia memiliki ragam agama, suku, budaya dan ras. Jadi jika ingin menegakkan aturan Islam itu tidak cocok. Demokrasilah yang tepat dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945”.

Beda halnya dengan pemikir yang telah mengkaji Islam dan sudah memahami makna toleransi dengan baik akan mengatakan “Untukku agamau, untukmu agamamu, jadi kita masing-masing saja karena sesungguhnya telah jelas mana jalan yang baik dan benar,” sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Kafirun 109: Ayat 6:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ

Artinya: “(Untuk kalianlah agama kalian) yaitu agama kemusyrikan (dan untukkulah agamaku) yakni agama Islam.”

Jika ingin ditelisik lebih jauh, sebenarnya Islam tidaklah bertolak belakang dengan lima butir isi dan makna pancasila. Pemikiran semacam ini dibantah oleh pemikir liberal yang mengatakan bahwa, “Dengan ditegakkannya Syariah akan memecah belah umat bahkan merusak dan menodai nilai pancasila.”

Islam berlandaskan nash Al-Qur’an dan As-Sunah, yang merupakan rahmat bagi seluruh alam mencakup seluruh umat. Dan semua nilai itu terkandung di dalam Pancasila. Yang jadi masalah, pengemudi yang saat inilah mengendalikannya dengan tidak sesuai alurnya. Karena belum merealisasikan apa yang menjadi nilai utama tersebut bagi kelangsungan kesejahteraan rakyat.

Tidakkah cukup potret realita yang menggambarkan kesengsaraan rakyat di negeri sendiri? Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Dua jurang pemisah diantaranya sangat jelas. Hukum buatan manusia berujung vonis semrawut. Ada yang berdasi dengan memfoya-foyakan uang negara tetapi tidak dijerat setimpal. Ada yang terpaksa mencuri demi memenuhi kebutuhan perut tetapi dijatuhi hukuman sekian tahun penjara. Inilah yang dimaksud dengan hukum tajam kebawah dan tumpul ke atas.

Maka dalam hal ini Allah berjanji akan Kembalinya khilafah sebagai wujud kekuasaan umat Islam, dalam firman-Nya :

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Artinya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An-Nur: 55)

Akhir kata, marilah beramar makruf dan bernahi munkar. Tinggalkan yang batil dan perjuangkan yang haq, sebab janji Allah itu pasti dan tak ada keraguan di dalamnya. Jika memperjuangkan tegaknya Syariah Khilafah di negeri sendiri membuatmu tersudut di antara mereka yang tidak sejalan denganmu, maka jangan pernah berhenti. Karena berbeda bukan berarti kita salah. Tentu nilai antara penonton dengan seorang pejuang yang ditonton sangatlah berbeda. Teruslah berdakwah dan meniti likunya bersama-sama demi tegaknya kembali peradaban Islam yang tak cacat dan rancu sedikit pun ini.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here