Ramadhan, Raih Takwa yang Hakiki
Bulan Ramadhan kembali hadir. Bulan mulia bertabur pahala. Penuh rahmat dan maghfirah. Bulan yang di wajibkan puasa sebagai ibadah yang utama. Bulan yang di dalamnya ada Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan dan diturunkannya Al Qur’an. Sebagai muslim tentu kita bergembira dan menyambutnya.
Setiap kali menjelang datangnya Bulan Suci Ramadhan, Allah pun menghiasi surga-surga-Nya dengan berbagai cahaya keindahan. Dari berbagai redaksi hadits tentang keutamaan dan kemuliaan bulan Ramadhan, salah satu hadits meriwayatkan bahwasanya Allah memerintahkan para malaikat serta bidadari-Nya untuk menghiasi surga-surga dengan cahaya gemerlapan demi memuliakan bulan suci Ramadhan.
“Kita bisa membayangkan sekiranya kita menghiasi rumah kita dengan berbagai hiasan tentunya menunjukkan tamu itu orang yang sangat kita dambakan dan muliakan. Bukan hanya sekedar hiasan dekorasi, boleh jadi kita akan menyajikan makanan dan minuman terbaik dan terlezat yang mampu kita hidangkan,” kata Ustaz Dr Miftah el-Banjary dalam tausiyah singkat yang diterima SINDOnews, Jumat (11/5/2018).
Bulan ramadhan yang hadir ditengah wabah yang melanda, menjadi momentum untuk benar-benar berupaya meraih takwa. Takwa adalah totalitas ketundukan seorang hamba kepada Allah SWT. Karena itu takwa sejatinya meniscayakan setiap hamba selalu terikat dengan syariah-Nya. Ketakwaan pada individu, masyarakat, maupun kehidupan bernegara. Dengan demikian, jika memang takwa adalah buah dari puasa Ramadhan yang dilakukan oleh setiap Mukmin, idealnya usai Ramadhan, setiap Mukmin senantiasa menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Selain kewajiban puasa, pada Bulan Ramadhan pula Allah SWT menurunkan Al-Quran. Pedoman hidup manusia. Al-Quran tentu tidak cukup bergantung dibaca atau dihapal saja. Apalagi cuma dilombakan. Al-Quran wajib diamalkan dan diterapkan isinya. Penerapan dan penegakkan syariah Islam secara kaffah tidak lain merupakan wujud nyata pengamalan dan penerapan Al-Quran secara hakiki.
Saatnya meraih ampunan-Nya, Di sinilah pentingnya umat Islam serius dan sungguh-sungguh menerapkan syariah-Nya. Ketakwaan yang totalitas dan diimplementasikan dalam kehidupan. Namun tentu saja katakwaan individu saja tidaklah cukup, ketakwaan di tengah masyarakat dan negara juga harus terwujud. Tentunya dengan pemimpin yang bertakwa dan amanah. Pemimpin yang tidak mengkhianati Allah SWT dan Rasul-Nya. Peminpin yang tidak menyalahi al-Quran dan as-Sunnah. Dan menerepkan syariah-Nya, sehingga tercipta ketakwaan di seluruh negeri.
Wallahu’alam bishshawab.
Riani, S.Pd.I.
Medan, Sumatera Utara
Views: 34
Comment here