Oleh Ninda Mardiyanti YH
(Mahasiswi IAID Ciamis)
Wacana-edukasi.com — Guys, semakin hari dunia remaja semakin aneh. Gimana tidak aneh coba, di bulan suci Ramadhan ini ada sejumlah remaja di Kota Banjar malah melakukan aksi perang sarung dengan tujuan untuk mengisi waktu nyubuh dan ngabeubeurang. Perang sarung ini dilakukan sekitar pukul 06.30 WIB selepas shlat subuh. (Harapanrakyat.com, 25/04/2021).
Guys, coba deh kita berpikir sejenak ada yang lebih penting untuk kita lakukan dan kita biasakan setiap habis subuh yaitu melakukan zikir pagi. Kalau kita mendalami ternyata ada banyak keutamaan dari zikir pagi ini di antaranya dapat menjauhkan diri dan keluarga dari berbagai macam bahaya, kejahatan dan keburukan. Kemudian akan mendapatkan kasih sayang Allah SWT, mendapatkan ampunan dari-Nya, mendapatkan ketenangan, dan tentunya mendapatkan pahala dari Allah SWT, dan masih banyak yang lainnya.
Dari beberapa keutamaan itu, tidakkah tergiur, Guys? Apalagi sekarang di bulan Ramadan Allah akan melipatgandakan pahala. So, Guys … dari pada melakukan aksi perang sarung yang tidak mendapatkan apa-apa yang justru harus menanggung rasa malu karena mendapatkan sanksi dari polisi, mending melakukan kebiasaan baik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Lagian ya, Guys apa sih yang menjadi tujuan melakukan aksi seperti itu? Apakah ingin dipandang hebat oleh orang sekitar? Atau ingin menunjukan kekuatan super oleh orang lain? Atau ada rasa dendam?
Guys, begini ya untuk menunjukkan kehebatan dan kekuatan super itu tidak dengan cara yang seperti itu. Cara itu jika memainkan aksinya dengan kebablasan justru akan memakan korban. Coba deh kita tengok ke belakang, kita flashback melihat bagaimana yang dilakukan oleh para sahabat Rasul atau pemuda di zaman dahulu ketika Islam masih diterapkan dalam kehidupan.
Kalian tahu Ali bin Abi Thalib? Ya, tidak asing lagi di telinga kita, beliau adalah sepupu serta menantu Rasulullah SAW. Apa yang menjadi kehebatannya Ali? Di usia yang masih anak-anak yaitu sepuluh tahun Ali adalah laki-laki pertama yang masuk Islam.
Mungkin bagi sebagian yang lain berita ini biasa saja, karena memang kita sejak lahir sudah diberikan ajaran agama Islam. Namun, beda dengan kondisi zaman dahulu di mana ketika orang ingin masuk agama Islam itu harus berpikir dua kali, sebab agama Islam merupakan agama yang asing, dan ketika memeluknya mereka harus siap dengan segala risikonya.
Ali di usia yang masih kecil sudah memeluk agama Islam bukankah itu salah satu kehebatan beliau?
Itu baru satu contoh,Guys. Sekarang coba kalian tahu keluarga Yasir? Ammar bin Yasir merupakan anak dari Yasir bin Amir dan Sumayyah binti Khayyath mereka merupakan satu keluarga yang ditimpa siksaan hebat oleh orang-orang Quraish. Bagaimana tidak, melihat mereka disiksa di padang pasir yang begitu panas lalu di dera dengan berbagai siksaan bahkan yang lebih parahnya adalah ibunda Sumayyah siksaan yang dialami beliau sampai terbunuhnya beliau dengan cara yang keji.
Ammar bin Yasir pun mendapatkan perlakuan yang sama, orang-orang Quraisy tak henti-hentinya terus menyiksa beliau dan dipaksa mengatakan memuji sesembahan-sesembahan yang disembah oleh orang-orang Quraisy.
Selanjutnya kalian tahu Muhammad Al-Fatih? Ya, beliau adalah pemuda yang berhasil mewujudkan kabar gembira dari Rasulullah SAW yaitu takluknya Konstantinopel. Beliau dididik oleh orang tuanya dengan didikan yang luar biasa tentunya dengan pengokohan akidah Islam. Makanya tidak heran ketika Muhammad Al-Fatih masih anak-anak beliau sudah hafal 30 juz, ketika usianya belasan tahun beliau mampu menguasai 7-8 bahasa internasional, dan di usia sekitar 21 tahun beliau berhasil menaklukkan Konstantinopel dengan segala strategi yang beliau rancang dengan apik.
Bayangkan saja, Guys, strategi yang dirancang salah satunya memindahkan 70 kapal perang melewati bukit selama satu malam. Beliau juga tidak pernah meninggalkan sholat wajib, dan sholat sunnah rowatib.
Gimana Guys, hebat, ‘kan? Itu baru tiga pemuda, masih banyak lagi yang belum terungkap. Dari ketiga pemuda tersebut, itulah kehebatan yang sesungguhnya. Mereka berjuang mendedikasikan hidupnya untuk Islam, mereka mati-matian demi mempertahankan keyakinannya yaitu Islam. Mereka rela disiksa, mereka rela dibunuh asalkan masih ada keimanan dalam dirinya. Masyaa Allah, ini menjadi cambuk keras bagi kita.
Guys, sadar tidak ternyata dalam diri pemuda itu ada banyak potensi yang harus kita gali dan kita kembangkan. Di antaranya potensi fisik yang masih kuat, potensi waktu, potensi tenaga, dan potensi pikiran. Fisik dan tenaga kita masih kuat dibandingkan orang tua kita, maka gunakan fisik dan tenaga yang kuat itu untuk membela Islam. Kita juga masih memiliki waktu yang cukup banyak, waktu yang dipakai hanya digunakan untuk sekolah dan belajar, maka selebihnya jangan kita sia-siakan, gunakan waktu yang tersisa itu untuk mengkaji Islam. Pikiran kita pun tidak banyak beban seperti orang tua kita, beban yang dialami memikirkan seputar tugas, selebihnya perkara besok makan apa, uang sekolah dari mana itu urusan orang tua.
Maka, mumpung masih belum punya beban pikiran yang kompleks mari kita berpikir untuk kejayaan Islam. Mengapa harus melakukan seperti itu? Sebab semuanya akan dimintai pertanggungjawaban. Mau dijadikan apa masa muda kita? Jika nanti generasi kita bertanya tentang masa muda kita hal apa yang harus kita ceritakan? Jadikan masa muda kita menjadi jejak kebaikan untuk nanti diceritakan pada generasi yang akan mendatang.
Oke, fine apa yang harus kita lakukan sekarang? Hal yang harus kita lakukan adalah membaca buku, mengaji, dan juga dakwah alias disingkat dengan “BuNga Dakwah”. Pertama, sering-sering membaca buku karena buku adalah jendela ilmu, tetapi memang sekarang ini bukan hanya buku saja yang dibaca tetapi kita harus bisa membaca fakta yang terjadi di masyarakat. Membaca buku dan membaca fakta tidak cukup untuk mewujudkan kejayaan Islam, dibutuhkannya mengaji untuk mencari penyebab dan solusi atas masalah yang terjadi. Jika sudah menemukan jawabannya tidak cukup untuk diri sendiri tetapi kita wajib untuk mendakwahkannya kepada yang lain.
Cara dakwahnya seperti apa? Tetunya untuk saat ini melakukan dakwah melalui pemikiran. So, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menyentuh pemikirannya, sebab tingkah laku seseorang akan sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Menggunakan bahasa yang sopan, lembut seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Kemudian yang kedua setelah pemikirannya tersentuh perlahan ajak mereka untuk mengkaji Islam dan mendakwahkannya. Siap untuk mengubah tatanan kehidupan negara ini dengan sistem Islam, sebab generasi hebat dan unggul ini telahir dari sistem terbaik yaitu sistem Islam.
Gimana? Siap, Guys? InsyaAllah ya, semoga Allah memudahkan.
Wallahu a’lam bishshawab.
Views: 765
Comment here