Opini

Solusi Paripurna bagi Rakyat Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Bunda Dee

(Member Akademi Menulis Kreatif)

Wacana-edukasi.com — Palestina terus membara, tragedi demi tragedi dialami kaum muslim Palestina begitu panjang. Terhitung sejak tahun 1948 di mana Israel memproklamirkan diri sebagai sebuah negara di tanah kaum muslimin yaitu Palestina. Sejak itulah penjajahan sekaligus pendudukan Palestina oleh Zionis Yahudi Israel berlangsung.

Solidaritas Kaum Muslimin bagi Palestina

Penderitaan rakyat Palestina terus dirasakan dan hingga saat ini persoalan Palestina-Israel tidak kunjung selesai.
Sesungguhnya kaum muslimin di dunia ikut merasakan kepedihan dari permasalahan yang menimpa rakyat Palestina. Dari kondisi yang sudah buruk berpindah kepada kondisi yang lebih buruk lagi. Padahal berbagai aksi solidaritas mengutuk tindakan Israel ini kerap dilakukan.

Begitu pun dengan upaya mediasi perdamaian, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim ikut berperan dalam menuntaskan persoalan Palestina ini.

Seperti yang dilakukan oleh Solidaritas muslim dari Jamaah Hizbullah Persis peduli Palestina yang melakukan orasi di gerbang kantor Pemerintah Kabupaten Bandung pada hari Jum’at 21 Mei 2021. Diwakili oleh Ustaz Tatang mereka menyampaikan agar pemerintah ikut memberi solusi bagi masalah ini. Dia pun menegaskan wajib hukumnya membantu sesama muslim. Ketua Fraksi Demokrat DRRD Kabupaten Bandung H. Osin Permana mengingatkan bahwa Palestina merupakan negara pertama yang mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Penderitaan rakyat Palestina adalah duka umat muslim sedunia. Maka upaya yang harus dilakukan adalah melakukan diplomasi politik agar ada kejelasan status Palestina saat ini dan penjajahan Israel harus segera dihentikan. (BaleBandung.Com, 21/05/2021).

Kecaman dari OKI dan Resolusi PBB Sebatas Retorika

Bila diamati serangan Israel ke Palestina memang mendapat respon keras dari umat Islam di seluruh penjuru dunia. Segala aksi bela Palestina di seluruh dunia terlihat begitu besar. Seperti yang dilakukan Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengadakan pertemuan luar biasa tingkat menteri luar negeri pada tanggal 16 Mei 2021 yang diketuai oleh Arab Saudi dalam rangka mengecam agresi ini. Terdapat beberapa poin yang dihasilkan dari pertemuan tersebut, yakni: menolak dan mengecam pendudukan Israel di Palestina dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak cepat mengakhiri kebiadaban Israel.

Pernyataan OKI dengan mengutuk, mendesak, mengecam, tidak membuat Israel takut terlebih takluk. Berulangkali narasi itu diluncurkan OKI namun penjajahan Israel atas Palestina makin masif. Terbukti wilayah Palestina saat ini hanya sekitar belasan persen, sementara pemukiman Yahudi terus dibangun. Jangankan takut pada pernyataan OKI, Resolusi Dewan Keamanan PBB saja tidak diacuhkan Israel. Penyebabnya jelas Israel mendapat dukungan dan menjadi mitra utama dari negara adidaya yaitu Amerika Serikat.

Termasuk solusi yang populer saat ini yang terus dinarasikan oleh PBB dan Amerika Serikat yaitu solusi dua negara ternyata tujuannya hanya untuk kepentingan AS dan menyenangkan bagi Israel beserta negara-negara Arab mitra AS. Solusi yang terus berputar di atas kepentingan AS hingga membuat rakyat Palestina terus menderita.

Sistem Islam Solusi Hakiki Konflik Palestina

Sebetulnya persoalan utama di Palestina adalah adanya entitas Yahudi Israel yang merebut tanah kaum muslimin Palestina. Keberadaan Israel ini didukung negara adidaya. Maka solusi yang benar dalam masalah ini adalah hilangkan Israel dan pendukungnya dari Palestina.

Sementara itu bantuan atau solidaritas yang dibutuhkan Palestina bukan sekadar bantuan dana, bantuan diplomasi atau narasi belaka yang kerap diulang sejak Israel menyerang. Sebab berbagai solusi yang ditawarkan baik dari OKI maupun PBB untuk menyelesaikan konflik ini bukanlah solusi hakiki yang dapat mengembalikan Palestina kepada pemiliknya, maka kita tidak bisa bergantung pada negara kafir barat maupun negera Islam yang tunduk pada kepentingan Barat.

Berbeda dengan kepemimpinan Islam, banyak catatan sejarah yang membuktikan bagaimana kepemimpinan Islam mampu menyelesaikan konflik dengan solusi sahih yang mengandalkan kekuatan militer. Sebagaimana khalifah Al Mu’tasim Billah menjawab seruan seorang muslimah yang dilecehkan pasukan Romawi. Beliau mengirim tentara yang panjang dari gerbang istana khalifah di Bagdad sampai Turki. Romawi dikepung lima bulan sampai akhirnya takluk. Salahudin Al Ayubbi sang jendral pembebas Baitul Maqdis. Khalifah Harun ar- Rasyid, membalas surat raja Romawi yang menyalahi kesepakatan tidak dengan surat saja tapi berikut bala tentara yang langsung dipimpin beliau hingga terjadi penaklukkan yang gemilang.

Demikianlah jelas tergambar bagaimana sikap pemimpin muslim seharusnya. Berperan sebagai pelindung umatnya sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang artinya:

“Sesungguhnya Imam {khalifah) itu perisai, di mana orang-orang akan berperang di belakangnya dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud).

Begitu pun seharusnya pemimpin saat ini dalam menghadapi konflik Palestina. sebab hal yang paling penting dan sangat dibutuhkan rakyat Palestina saat ini adalah kekuatan militer yang mampu mengalahkan Israel dan sekutunya. Tidak perlu banyak retorika tanpa makna. Hal yang dibutuhkan adalah aksi nyata melindungi muslim Palestina dan seluruh muslim di seluruh dunia, yaitu dengan mengerahkan pasukan untuk mengusir penjajahan atas negeri muslimin.
Namun sayangnya pengerahan pasukan ini tidak mungkin terjadi selama penguasa negeri muslim masih tunduk pada aturan dan paham sekuler kapitalisme. Satu-satunya yang mampu mengkoordinir pasukan guna membela tanah dan jiwa kaum muslimin hanyalah pemimpin yang taat syariat dalam sistem pemerintahan Islam, bukan sistem kapitalisme.

Wallahu a’lam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 14

Comment here