Oleh Sri Retno Ningrum
(Pegiat Literasi)
Wacana-edukasi.com — Tak bisa dimungkiri, bahwa pandemi di negeri ini semakin menggila. Terlebih setelah liburan Lebaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyebut dalam enam hari terakhir terjadi kenaikan kasus positif virus corona. Selain penambahan kasus harian, kasus aktif juga mengalami lonjakan dalam sepekan terakhir. Sementara itu, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah menjelaskan kasus aktif merupakan kasus warga terpapar virus corona yang masih menjalani perawatan di rumah sakit maupun isolasi mandiri. Dari data harian yang dirilis Satgas Covid-19, tercatat kumulatif mingguan kasus Covid-19 mengalami lonjakan. Pada periode 9-15 Mei misalnya, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 26.906 kasus. Kemudian pada tanggal 16-22 Mei naik menjadi 33.234 kasus. (CNN.Indonesia, 23/5/2021).
Di sisi yang lain, varian virus Covid-19 terus bertambah di Indonesia. Terbaru terdapat varian BI617 asal India masuk ke Indonesia melalui 13 anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Filipina yang melakukan bongkar muatan di Cilacap, Jawa Tengah. Kini belasan ABK tersebut tengah menjalani isolasi dan perawatan di RSUD Cilacap. Selain itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga menemukan dua kasus penularan SARS-COV-2 varian B.1617-2. Kasus itu ditemukan secara berkala melalui pemeriksaan _whole genome sequencing_ (WGS) yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes). (CNN.Indonesia, 23/5/2021).
Pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari 1 tahun dan sudah memakan banyak korban ini tentu semakin menimbulkan keresahan di tengah umat. Hal tersebut diperparah pula dengan adanya varian virus Covid-19. Adapun varian virus yang sudah masuk ke Indonesia adalah varian virus asal India BI617, B117 asal Inggris, dan B1351 asal Afrika Selatan. Varian virus sendiri terjadi disebabkan karena penyebaran Covid-19 yang tidak terkendali dan penanganan yang tidak tepat.
Berbagai persoalan pun muncul disebabkan pandemi yang berkepanjangan ini, mulai dari sektor pendidikan, ekonomi, dan sosial. Dalam sektor pendidikan misalnya: terhambat proses belajar-mengajar karena solusi sekolah daring yang diambil Kemendikbud mengalami kendala. Seperti tidak ada alat gawai, jaringan yang buruk hingga orang tua yang tak mampu menemani anak sekolah daring. Sektor ekonomi: negara berada dalam jurang resesi ekonomi, perusahaan-perusahaan gulung tikar karena tidak mampu mempertahankan usahanya di masa pandemi, kemiskinan dan pengangguran semakin bertambah. Dalam sektor sosial: meningkatnya angka perceraian, tindakan KDRT dan pelecehan seksual.
Pemerintah memang sudah memiliki program 3T ( Tracing, Testing, dan Karantina) dan mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dengan 5M (memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci air dengan sabun, dan membatasi mobilitas). Akan tetapi, semua program tersebut tidak berjalan dengan baik dikarenakan masih minimnya fasilitas untuk menunjang hal tersebut. Selain itu, juga banyak rakyat yang melanggar protokol kesehatan yang sudah ditetapkan tersebut. Baru-baru ini pemerintah juga sudah menggalakan program vaksinasi dengan tujuan untuk mendapatkan herd immunity (kekebalan kelompok) dengan syarat penduduk Indonesia harus mencapai 70% yang sudah divaksin. Akan tetapi vaksin saja tidak cukup apabila dari diri masyarakat tidak ada upaya untuk mematuhi protokol kesehatan.
Persoalan pandemi ini tentu tidak lepas dari kesalahan pemerintah sejak awal dalam menentukan kebijakan. Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah tidak menerapkan karantina wilayah (lockdown) yakni menutup batas wilayah untuk memutus penyebaran virus Covid-19 yang berasal dari Wuhan (Cina), akan tetapi di sistem kapitalis yang diterapkan sekarang ini kebijakan yang ditetapkan pemerintah berganti-ganti yang pada intinya lebih mementingkan aspek ekonomi daripada nyawa rakyat hingga akhirnya virus tersebut masuk dan menyebar di negeri ini lewat para TKA (Tenaga Kerja Asing).
Sungguh, pandemi yang sudah berkepanjangan ini, apabila pemerintah tidak bersegera mengambil Islam sebagai solusi, maka sebagai rakyat kita tidak bisa mengharapkan pandemi ini dapat berakhir. Untuk itu, marilah kita menyadarkan kepada penguasa bahwa Islamlah yang mampu menyelesaikan wabah ini, yakni dengan menerapkan lockdown total. Dengan cara seperti ini, InsyaAllah wabah segera berakhir sehingga rakyat aman dari ancaman virus dan dapat beraktivitas sebagaimana biasanya.
Wallahu a’lam bishshawab.
Views: 0
Comment here