Wacana-edukasi.com ——Baru-baru ini pandemi di Indonesia telah mengalami lonjakan secara signifikan. Banyak masyarakat yang sudah tidak mematuhi protokol kesehatan, sehingga Covid-19 meningkat kembali. Ini merupakan dampak kurangnya perhatian pemerintah terhadap Covid-19.
Kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan tajam sejak Mei 2021. Berdasarkan data kasus harian dari Satgas Covid-19, pada 15 Mei 2021, angka penambahan kasus Covid-19 yaitu 2.385 kasus. Kemudian, kasus perlahan meningkat dan semakin meningkat tajam. Tercatat, pada 15 Juni 2021 ada 8.161 kasus harian, 16 Juni 2021 dilaporkan 9.944 kasus, dan pada17 Juni 2021 sebanyak 12.624 kasus (kompas.com, 19/06/2021).
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang radikal agar keluar dari lonjakan pandemi virus corona (Covid-19) saat ini (cnnIndonesia.com, 20/06/2021).
Tidak satu orang pun tahu sampai kapan virus corona ini berlangsung, berapa banyak orang lagi yang jatuh sakit? Berapa banyak nyawa lagi yang akan direnggut oleh virus corona? Namun, dampak ekonomi dan politik yang diakibatkan pandemi tersebut sudah mulai bermunculan. Bahkan dampak pandemi dirasakan di seluruh dunia.
Situasi pandemi yang makin tak terkendali menunjukkan sistem kesehatan yang diterapkan oleh kepemimpinan kapitalistik sudah kolaps. Ketidakpatuhan masyarakat terhadap prokes yang sering dijadikan dalih sejatinya menunjukkan ketidakmampuan negara dalam me-riayah rakyat sekaligus menunjukkan hilangnya wibawa kepemimpinan mereka di mata rakyat. Maka kemungkinan pandemi ini akan menghancurkan kapitalisme.
Negara memang sudah salah langkah sejak awal ketika dominan menjadikan pertimbangan ekonomi dalam menyikapi pandemi. Diperparah dengan penerapan kebijakan-kebijakan yang kian menjauhkan jarak antara pemerintah dengan rakyatnya. Lockdown menjadi pilihan yang harus dilakukan pemerintah agar meminimalisir peningkatan Covid-19. Berbagai pihak sudah menganjurkan pemerintah melakukan lockdown, tetapi pemerintah seolah-olah tidak mendengar masukan-masukan dari pihak yang tidak dapat memberikan manfaat baginya, karena para kapital hanya mengedepankan keuntungan, manfaat bagi mereka sendiri, dan mengabaikan masyarakatnya.
Pandemi yang dihadapi saat ini merupakan peringatan cukup keras bagi dunia, terutama bagi eksistensi kapitalisme global yang congkak terus melakukan eksploitasi pada bumi dan manusia tanpa mengenal lelah.
Membangun sistem kesehatan yang kuat untuk menjadi solusi situasi tak terkendali hari ini butuh ada perubahan sistemis dan mendasar. Dimulai dari perubahan sistem politik dari kapitalisme ke Islam yang berbasis kesadaran ideologis umat. Dalam hal ini, solusi-solusi pragmatis tetap harus dijalankan oleh masyarakat tapi itu tetap tak akan cukup karena penerapan sistem kapitalisme tetap akan berbenturan dengan kepentingan-kepentingan lainnya.
Urgen adanya dakwah Islam ideologis yang mengokohkan keimanan akan kebenaran dan kesempurnaan sistem Islam, termasuk pengaturan soal kesehatan. Dakwah pada masyarakat merupakan kewajiban setiap muslim, menyampaikan sistem yang sahih, sistem alternatif pengganti sistem kapitalisme yang tidak pernah memberikan solusi yang dapat menyelesaikan masalah umat tetapi justru menambah masalah baru yang tak kunjung terselesaikan.
Islam telah menjamin kesehatan umat dan menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak, sekaligus memenuhi keperluan rumah sakit dan seluruh keperluannya. Tinta emas peradaban Islam telah tertulis tentang pelayanan kesehatan dalam sejarah Khilafah Islam.
Umat muslim memahami bahwa sehat tidak hanya urusan dokter, tetapi prioritas pertama dan utama urusan individu masyarakat untuk menjaga kesehatan. Juga ada peran sinergis antara negara yang memfasilitasi semua kebutuhan untuk kesehatan umat.
Ermawati
Views: 0
Comment here