Surat Pembaca

Palestina dan Kolonial Israel

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Beberapa pekan lalu, berbagai berita dunia tertuju pada Israel yang memiliki pemerintahan baru. Para pemimpin dunia yang telah bekerjasama dengan Israel, menyambut pemerintahan baru tersebut. Berbeda halnya dengan warga Palestina, tetap menentang apa yang mereka anggap sebagai kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya. Warga Palestina pun menyatakan tidak mengharapkan banyak perubahan dalam kebijakan Israel di bawah Perdana Menteri baru.

Kantor Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas menyatakan melalui Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Abbas, “bahwa perubahan pemerintahan tetap menjadi urusan Israel dan tuntutan Palestina tetap sama, posisi kami selalu jelas, yang kami inginkan adalah negara Palestina di perbatasan 1967 dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” imbuhnya. Begitupun juru bicara Hamas Fawzi Barhoum bersikeras bahwa tidak akan peduli warna pemerintahan baru Israel. “Israel tetap menjadi entitas kolonial,” katanya.

Dukungan penuh muncul dari Negara Adidaya, dalam pernyataan Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat tetap sama dalam komitmen untuk keamanan Israel. Sambutan koalisi pemerintah baru yang dipimpin oleh politisi nasionalis Naftali Bennett dilakukan. Hal ini menegaskan kembali hubungan AS-Israel. AS berharap dapat bekerja untuk memperkuat semua aspek hubungan yang erat dan langgeng antara kedua Negara (international.sindonews.com).

Palestina Terjajah

Bangsa Yahudi bukan penduduk asli Palestina. Kaum Zionis Yahudi mengarang propaganda Palestina sebagai tanah air mereka, lalu mencari legitimasi bahwa agresi militer mereka lakukan adalah bentuk membela diri dari serangan orang-orang Palestina. Deklarasi Balfour pada tahun 1917, awal mula Inggris melakukan pendudukan atas tanah Palestina. Deklarasi oleh Menteri Luar Negeri Inggris kala itu, Arthur Balfour.

Inggris memberikan restu kepada kaum Yahudi di Eropa untuk bermukim di wilayah Palestina. Inggris dan Yahudi bekerja sama meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah. Bergegaslah warga Yahudi berpindah ke Palestina, merampas tanahnya sambil membunuhi warganya. Walhasil, pada tahun 14 Mei 1948 berdiri negara Israel dan diakui secara luas oleh banyak negara di dunia.

Walaupun memiliki pemerintahan baru, Israel tetap tidak akan berubah. Dukungan penuh dari Amerika serikat menjadikan Israel di atas angin. Amerika Serikat, negara adidaya ini mendukung nasionalisme Israel, tapi di lain sisi malah tidak berlaku bagi Palestina. Begitupula ketika dilakukan perundingan, selalu sia-sia belaka. Seperti terjadi sebelumnya, ratusan kali dilakukan kesepakatan, tak satupun diindahkan oleh bangsa Israel.

Palestina Negeri yang Diberkahi

Palestina adalah negeri yang tak bisa dipisahkan dari ajaran Islam. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an tentang negeri Syam, negeri yang diberkahi, dan disucikan Allah Swt. Syam adalah negeri yang terdiri dari Suriah, Yordania, Lebanon dan Palestina (termasuk yang diduduki Israel).

Allah Swt. Berfirman; “Kami menyelamatkan dia (Ibrahim), dan Luth ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam.” (TQS Al-Anbiya’ [21]: 71).
Ibnu Katsir berkata, “Allah memberitahukan tentang Ibrahim yang diselamatkan dari api buatan kaumnya, dan membebaskan dia dari mereka dengan berhijrah ke Negeri Syam, tanah yang disucikan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/310). Rasulullah saw. juga memberikan banyak pujian pada negeri Syam, “keberuntungan bagi penduduk Syam,” Kami bertanya, “karena apa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “karena para malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada mereka (penduduk Syam).” (HR At-Tirmidzi).
Di Palestina juga terdapat Masjidilaqsa. Masjid yang merupakan kiblat pertama kaum muslim, dan tempat singgah perjalanan Isra Mikraj. Wilayah di sekitarnya juga tempat yang Allah berkahi, (Lihat: QS al-Isra’ [17]: 1).

Walhasil, tanah Palestina, Yerusalem, dan al-Aqsha adalah bagian dari Islam dan kaum muslim.  Seyogyanya apabila terjadi bentuk penjajahan dan penindasan terhadap saudara sesama Muslim, negeri-negeri yang lain bersegera memberi pertolongan utama. Sayangnya  konsep nations state, membuat para pemimpin Islam lumpuh total. Padahal Palestina butuh pelindung yang akan didapat jika kaum muslimin bersatu. Ini bukanlah sebuah mimpi ataupun mustahil bila umat Islam dunia berada dalam satu kepemimpinan Islam yang nantinya menjaga dan melindungi Palestina dari negara-negara yang ingin merampas dengan halus tanah suci dari umat Muslim. Wallahualam

Astuti, S.Pi. (Pemerhati Sosial Masyarakat)

 

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 13

Comment here